(Matra, Sumatera Selatan) – Dua orang pekerja proyek pembangunan flyover (jembatan layang) di jalur kereta api Gunung-Megang-Penanggiran, Kabupaten Muaraenim, Sumatera Selatan (Sumsel) tewas akibat ambruknya bangunan proyek tersebut. Kedua korban tewas, Edi Saputra warga Desa Pegayut, Kabupaten Ogan Ilir dan Weston, warga Makassar, Sulawesi Selatan.
Kedua korban tewas akibat tertimpa balok girder pada proyek pembangunan jalan layang tersebut. Jenajah korban Edi Saputra sudah diserahkan kepada pihak keluarga untuk dimakamkan di kampung halamannya. Sedangkan jenazah korban Weston asal Makassar sudah dibawa ke Makassar.
Hal tersebut diungkapkan Plt Bupati Muaraenim, Ahmad Rizali kepada wartawan di Muaraenim, Jumat (8/3/2024). Menurut Ahmad Rizali, ambruknya proyek flyover di Bantaian juga melukai tujuh pekerja lainnya. Para korban yang mengalami luka serius (berat), masing-masing Budi (51), M Hidayat (51), keduanya warga Kota asal Palembang, Sumsel.
Kemudian Mufaridin (37), Tegar (23) dan Edi (21), warga Lampung. Kelima korban dirawat di Rumah Sakit (RS) AR Bunda Prabumulih, Sumsel. Kemudian dua orang korban luka-luka lainnya, Wahyudi (26) dan M Fadil (34), warga Muaraenim dirawat di RS Rabain Muaraenim.
Sementara itu, Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) Muaraenim, Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP), Jhoni Eka Putra di Muaraenim, Jumat (8/3/2024) menjelaskan, pihaknya masih menyelidiki penyebab ambruknya proyek flyeover Bantaian, Muaraenim tersebut. Beberapa orang pimpinan perusahaan dan pekerja proyek sudah dimintai keterangan.
Dijelaskan, proyek pembangunan flyover Bantaian yang ambruk atau roboh, Kamis (7/3/2024) siang tersebut juga menimpa kereta api pengangkut batu bara yang sedang melintas di lokasi kejadian. Akibatnya beberapa unit rangkaian gerbong kereta api barang tersebut rusak berat. Amburknya proyek flyover tersebut juga membuat ruas Jalan Lintas Sumatera (Jalinsum) di lokasi kejadian sempat macet total puluhan jam.
Menurut Jhoni Eka Putra, keterangan sementara yang dihimpun dari para saksi ambruknya bangunan flyover tersebut berawal ketika para pekerja sedang memasang balok menggunakan alat penyanggah. Namun tiba-tiba tiang penyangga balok bangunan falyober ambruk.
Sementara itu, Pembuat Komitmen (PPK) Pekerjaan Flyover Bantaian Satuan Kerja Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional Sumatera Selatan (BBPJN) Sumsel, Surya Perdana mengatakan, ambruknya bangunan flyover Bantyaian berawal ketika pekerja hendak memasang girder (balok) besar flyover. Pemasangan girder tersebut menggunakan crane (derek) penyanggah seperti jalur kereta.
Namun ketika balok girder diluncurkan, diduga operator abutment (penyangga) jembatan 1 dan 2 salah komunikasi (miskomunikasi). Akibatnya balok tersebut terangkat tinggi. Hal itu membuat crane terguling dan balok girder pun ambruk.
“Akibat balok girder terangkat terlalu tinggi, hal itu menyebabkan erector launcher (alat peluncur) tidak seimbang, lalu terguling ke kanan. Saat itu kereta api angkutan batu bara sedang melintas, sehingga langsung tertimpa girder yang ambruk tersebut,”katanya.
Secara terpisah, pihak PT Kereta Api Indonesia (KAI) Divisi Regionol (III) Palembang sedang mengevakuasi rangkaian kereta pengangkut batu bara yang tertimpa besi proyek pembangunan flyover tersebut. Evakuasi tersebut diupayakan secepatnya agar arus lalu lintas Jalinsum di lokasi kejadian yang sempat lumpuh akibat peristiwa tersebut bisa segera dilalui kendaraan.
“Kami sedang melakukan evakuasi rangkaian Kereta Api Babaranjang yang tertimpa bangunan flyover. Kami juga sedang memperbaiki jalur rel kereta api yang rusak. Kami mohon maaf atas kejadian ini,”kata Manager Humas PT KAI Divre III Palembang, Aida Suryanti. (Matra/AdeSM/BerbagaiSumber).