Material kayu yang memenuhi sungai dan tersangkut di jembatan pasca banjir yang melanda Kabupaten Bireun, Aceh. Gambar diambil Sabtu, (27/12024). (Foto : Matra/BNPB).

(Matra, Jakarta) – Sedikitnya 1.199 jiwa warga Kabupaten Bireun, Provinsi Aceh hingga Minggu (28/1/2024) masih mengungsi menyusul banjir yang melanda puluhan desa di beberapa kecamatan di kabupaten itu. Warga belum bisa kembali ke rumah mereka karena banjir yang merendam rumah mereka masih mencapai satu meter.

Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Penanggulangan bencana Nasional (BNPB), Abdul Muhari, PhD di Jakarta, Minggu (28/1/2024) menjelaskan, banjir yang melanda puluhan dea di Kebupaten Bireun, Acah terjadi sejak Kamis (25/1/2024) malam. Banjir semakin tinggi hingga Jumat – Sabtu (26 – 27/1/2024) akibat masih tingginya curah hujan dan terus meluapnya sungai di daerah itu.

Banjir diperkirakan masih terus berlanjut sebab berdasarkan prekiraan Badan Metereologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Aceh, curah hujan di darah itu masih tinggi. Kondisi cuaca di Aceh, Minggu (28/1/2024) cenderung berawan.

Dijelaskan, berdasarkan laporan Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BNPB dari Aceh, banjir yang melanda Bireun menyebabkan 3.458 unit rumah terendam 3.458 keluarga (13.832 jiwa) terdampak banjir. Kemudian warga yang mengungsi mencapai 1.199 orang. Sedangkan swah petani yangrusak terendam banjir sekitar 32 hektare (ha). Daerah yang paling parah dilanda banjir di Bireun tersebut, yakni di Kecamatan Peulimbang dan Pandrah

Sementara berdasarkan laporan Petugas Pusdalops Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bireun, Aceh, Ammar Zaki, bantuan kepada para korban banjir di Bireun sudah mulai mengalir. Bantuan pangan, pakaian, air bersih dan kesehatan sudah didistribusikan ke pos-pos pengungsian. Selain itu, dapur umum juga sudah dibuka di lokasi-lokasi pengungsi.

“Penanganan pengungsi dilakukanbersama-sama BPBD dan dinas instansi terkait lainnya seperti dinas sosial dan dinas kesehatan. Dapur umum juga dibuka di desa – desa yang terdampak banjir. Kami masih terus memantau kondisi banjir dan pengungsi. Sebagian pengungsi sudah kembali ke rumah mereka karena banjir mulai surut di beberapa desa,”katanya.

Dikatakan, kendala penanganan pasca banjir di Bireun, yakni tidak adanya alat berat untuk membersihkan material banjir, khususnya kayu dan batu yang memenuhi sungai dan tersangkut di jembatan. Bila dibiarkan, material kayu yang tersangkut di jembatan bisa memicu banjir jika sungai meluap kembali.

“Mengantisipasi banjir berlanjut, BPBD Bireun mengimbau warga tetap waspada, memantau luapan sungai. BNPB juga mengimbau Pemerintah Kabupaten Bireun dan Pemerintah Provinsi Aceh membersihkan saluran air melalui gotong royong secara rutin. Dengan demikian sungai dan saluran air bersih, aliran air lancar dan banjir bisa dicegah,”katanya. (Matra/AdeSM/BNPB).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *