Model hotel berbintang yang hendak dibangun di objek Danau Toba, Tuhulan Haranggaol, Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumut. (Foto : Matra/YayasanDSGKPSCikokoJkt).

(Matra, Simalungun) – Desa wisata tepian Danau Toba, Haranggaol, Kecamatan Haranggaol – Horisan, Kabupaten Simalungun termasuk desa wisata yang semakin kehilangan pamor di tengah pesatnya pembangunan pariwisata di Provinsi Sumatera Utara (Sumut).

Betapa tidak, Desa Wisata Haranggaol yang di era 1980 – 1990 – an menjadi salah satu desa wisata favorit di Danau Toba kini kian terpuruk. Pesona wisata di Haranggaol semakin redup dan kunjungan wisata pun kian lengang. Selain itu, kemiskinan sarana infrastruktur jalan dan dan sarana – prasarana wisata di Haranggaol belum terbenahi hingga kini.

Ironisnya, di tengah panorama pantai nan indah, destinasi wisata Haranggaol seperti tidak ada apa-apanya dibandingkan Desa Wisata Danau Toba lainnya seperti, Tongging, Kabupaten Karo maupun Desa Wisata Danau Toba, Silalahi, Kabupaten Dairi.

Bahkan bila dibandingkan Kota Wisata Danau Toba Parapat, Kabupaten Simalungun atau Balige, Kabupaten Toba yang kini masuk Destinasa Pariwisata Super Prioritas (DPSP), Desa Wisata Haranggaol benar-benar jauh tertinggal.

Di tengah glamour (gemerlapnya) pariwisata Danau Toba di Balige, Toba dan Parapat, Simalungun belakangan ini, Desa Wisata Haranggaol bahkan semakin redup. Pentas olah raga air dan wisata kelas dunia, kejuaraan dunia Formula 1 (F1) Powerboat (Kapal Super Cepat) sudah dua kali digelar di Balige, Toba, yakni akhir Februari 2023 dan awal Maret 2024. F1 Powerboat Danau Toba tersebut membuat pariwisata Balige bersinar hinga ke tingkat internasional.

Kemudian kejuaraan dunia aquabike jetsky (sepeda motor air cepat) yang dipentaskan secara maraton mulai Tongging (Karo), Silalahi (Dairi), Pangururan (Samosir) dan Balige, Toba, Rabu – Minggu (22 – 26/11/2023) membuat desa – desa wisata Danau Toba itu juga semakin popular dan banyak dikunjungi wisatawan mancanegara dan wisatawan nusantara. Sedangkan Desa Wisata Haranggaol tak bergaung sama sekali.

Pertemuan Yayasan Diakonia Sosial GKPS Cikoko Jakarta dengan Bupati Simalungun, Radiapoh Hasiholan Sinaga (kanan) di kantor Bupati Simalungun, Sumut, baru-baru ini. (Foto : Matra/YayasanDSGKPSCikokoJakarta).

Hotel Mengambang

Tertinggalnya pembangunan wisata di Haranggaol, Simalungun tak terlepas dari kurang responsifnya pemerintah daerah mendukung partisipasi swasta mengembangkan pariwisata Haranggaol. Hal tersebut nampak dari terabaikannya pembangunan infrastruktur jalani, sarana dan prasaran wisata di Haranggaol.

Saat ini pembangunan hotel berbintang, hotel berkualitas (representatif) di Haranggaol bahkan menjadi dilemma. Pasalnya pihak ketiga yang berencana membangun hotel di Haranggaol masih terbentur berbagai masalah.

Pihak gereja terbesar di Simalungun, Gereja Kristen Protestan Simalungun (GKPS) melalui Yayasan Yayasan Diakonia GKPS Cikoko Jakarta berencana membangun hotel megah di objek wisata pantai Danau Toba Haranggaol, yakni Tuhulan.

Hotel yang hendak dibangun tersebut berada di lokasi penginapan milik GKPS yang sebelumnya milik orang terkaya Simalungun, SP Sidadolog. Kepemilikan penginapan Tuhulan tersebut sudah dihibahkan keluarga SP Sidadolog kepada GKPS beberapa tahun lalu.

Ketua Yayasan Diakonia Sosial GKPS Cikoko Jakarta, St Fredel Mardani Purba didampingi Sekretaris Yayasan Diakonia Sosial GKPS Cikoko Jakarta, Fery Purba yang dihubungi medialintassumatera.net (Matra) di Jakarta, Selasa (12/3/2024) menjelaskan, pembangunan hotel Tuhulan Haranggaol sudah direncanakan Yayasan Diakonia GKPS Cikoko Jakarta sejak tahun 2022.

“Nilai investasi yang siap digelontorkan membangun hotel dan mengembangkan destinasi wisata Tuhulan tersebut mencapai Rp 30 Milliar. Prospek pembangunan hotel di Haranggaol tersebut cukup cerah,”ujarnya.

Dikatakan, berdasarkan perhitungan konsultan, setelah hotel tersebut beroperasi hingga 10 tahun diperkirakan sudah dapat memberikan kontribusi hingga Rp 1 miliar/tahun kepada GKPS. Kemudian kehadiran hotel dan penataan wisata Tuhulan Haranggaol tersebut juga akan meningkatkan kunjungan wisata ke objek wisata Danau Toba di Simalungun itu.

Namun hingga kini pembangunan hotel di Haranggaol tersebut masih mengambang. Pihak Yayasan Diakonia GKPS Cikoko Jakarta sudah melakukan pertemuan dengan Bupati Simalungun, Radiapoh Hasiholan Sinaga medio September 2022. Saat itu Bupati Simalungun menyambut positif pembangunan hotel berkualitas di Haranggaol. Sebab pembangunan hotel tersebut dinilai membuka peluang investasi di Simalungun.

Penandatanganan nota kesepakatan Yayasan Diakonia Sosial GKPS Cikoko Jakarta dengan PT Tuhulan Berkat Bersama selaku pelaksana pembangunan hotel Tuhulan Haranggaol di Jakarta, baru-baru ini. (Foto : Matra/YayasanDSGKPSCikokoJakarta).

Saat itu, lanjut Fredel Purba dan Fery Purba, Bupati Simalungun berjanji mendukung Yayasan Diakonia GKPS Cikoko mebangun hotel tersebut. Bupati Simalungun pun saat itu menyatakan siap mengurus perizinan pembanguan hotel tersebut.

Mendapatkan lampu hijau dari Bupati Simalungun, Yayasan Diakonia GKPS Cikoko Jakarta dan Pimpinan Sinode GKPS pun melakukan penandatanganan nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/Mou) pembangunan hotel Tuhulan Haranggaol di Gedung Hotel 678 Cawang Jakarta, 14 Februari 2023. Penantanganan Mou tersebut juga dihadiri Bupati Simalungun, Radiapoh Hasiholan dan 100 orang pengusaha maupun tokoh-tokoh asal Simalungun di Jakarta.

Saat itu, kata Fredel Purba, Bupati Simalungun berjanji urusan perizinan pembangunan hotel Tuhulan Haranggaol menjadi urusan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Simalungun. Radiapoh Hasiholan Sinaga saat itu meminta GKPS hanya menyiapkan dana.

“Karena itu kami secepatnya menyusun rencana dengan melakukan penetapan arsitek dan konsultan. Kontraktor dan operator hotel pun sudah kami bawa ke Tuhulan Haranggaol. Namun hasilnya masih nihil karena izin tak kelar-kelar,”katanya. (Bersambung Tulisan II). (Matra/Radesman Saragih).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *