(Matra, Jambi) – Bencana banjir di Provinsi Jambi selama sepekan terakhir tidak hanya melanda Kabupaten Kerinci dan Kota Sungaipenuh. Kini banjir juga melanda Kabupaten Tebo. Sedikitnya 44 desa di sembilan kecamatan di Tebo terendam banjir. Banjir menyebabkan sekitar 2.267 keluarga terdampak dan ribuan warga terpaksa mengungsi hingga Kamis (4/1/2024).
Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tebo, A Roni di Tebo, Provinsi Jambi, Kamis (4/1/2024) menjelaskan, banjir yang melanda Sembilan kecamatan di kabupaten itu disebabkan meluapnya air Sungai Batanghari. Luapan sungai itu terjadi akibat banjir kiriman dari wilayah hulu, Kabupaten Kerinci dan Kota Sungaipenuh dan tingginya curah hujan di Tebo.
“Sebagian besar desa yang terendam banjir berada di akwasan Daerah Aliran Sungai (DAS) Sungai Batanghari. Karena itu kami mengibau warga Tebo yang bermukim di DAS Batanghari waspada. Bagi warga yang rumahnya sudah terendam segera mengungsi karena luapan air masih cenderung meningkat,”katanya.
Dikatakan, guna meningkatkan kesiagaan seluruh pihak, termasuk warga masyarakat terhadap bencana banjir, BPBD Tebo telah menetapkan status darurat banjir di Tebo. Peningkatan status siaga darurat banjir tersebut diberlakukan menyusul terus meluapnya debit (ketinggian) air sungai dan curah hujan semakin meningkat.
A Roni menjelaskan, banjir mulai melanda Tebo, Senin (1/1/2024). Awalnya banjir terjadi di tiga desa di Kecamatan VII Koto, yakni Desa Teluk Lancang. Jumlah warga yang terdampak banjir di desa itu sebanyak 58 keluarga. Kemudian Desa Desa Teluk Kayu Putih dengan jumlah terdampak banjir 150 keluarga dan Desa Aur Cino dengan jumlah terdampak banjir tujuh keluarga. Kemudian banjir terus eluas ke 44 desa di Sembilan kecamatan hingga Rabu (3/1/2024).
Tinjau Banjir
Sementara itu, Gubernur Jambi, Dr H Al Haris, SSos, MH ketika meninjau banjir dan menyalurkan bantuan pangan kepada para korban banjir di beberapa desa, Kecamatan Sumay, Tebo, Rabu (3/1/2024) menjelaskan, banjir yang paling parah di Tabo terjadi di Kecamatan Sumay dan Tebo Ulu. Hampir semua desa di kedua kecamatan tersebut terendam banjir.
Jumlah desa yang terendam banjir di Kecamatan Sumay sebanyak tujuh dengan jumlah warga terdampak banjir sekitar 302 keluarga. Kemudian jumlah desa yang terendam banir di Tebo Ulu sebanyak Sembilan desa dengan jumlah warga terdampak banjir 302 keluarga. Sedangkan jumlah desa terenam banjir di Kecamatan VII Koto sebanyak tujuh desa dengan jumlah warga sekitar 355 keluarga.
“Jumlah desa yang dilanda banjir di sembilan kecamatan di Tebo sejak Senin – Rabu (1 – 3/1/2024) sebanyak 44 desa. Sedangkan jumlah warga yang terdampak banjir mencapai 2.267 keluarga. Namun hingga kini belum ada laporan korban jiwa akibat banjir di daerah ini,”katanya.
Al Haris meminta pihak BPBD Tebo dan seluruh pihak terkait mengevakuasi warga yang masih bertahan di rumah mereka. Evakuasi harus dilakukan karena banjir masih tampak naik. Bila warga dibiarkan bertahan di rumah mereka, dikhawatirkan warga bisa terancam bahaya hanyut terseret banjir atau terkena penyakit.
“Saya juga meminta pihak BPBD Tebo, Dinas Kesehatan Tebo dan instansi terkait lainnya memastikan semua warga yang rumahnya terendam sudah dievakuasi ke temoat aman, posko pengungsi. Kemudian kita juga harus memastikans eluruh korban banjir mendpatkan bantuan makanan, air bersih, pakaian dan obat-obatan,”katanya.
Menurut Al Haris, pihak Pemkab Tebo juga perlu segera melaporkan data jumlah korban banjir untuk mempermudah penyaluran bantuan. Selain itu data kerusakan akibat banjir juga perlu segera dilaporkan ke Pemprov Jambi agar bisa segera diupayakan bantuan ke Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Dikatakan, banjir yang melanda beberapa wilayah di Jambi tahun ini termasuk paling parah selama 10 tahun terakhir. Selain banjir yang cukup luas di Kabupaten Kerinci dan Kota Sungaipenuh, banjir juga melanda Kabupaten Tebo. Beberapa wilayah di Kota Jambi juga kini sudah tergenang banjir akibat luapan Sungai Batanghari. (Matra/AdeSM).