Anak-anak memperagakan penanaman dan pemeliharaan pohon penghijauan pada ibadah Hari Bumi Sedunia di GKPS Jambi, Minggu (7/42024). (Foto : Matra/Radesman Saragih).

(Matra, Jambi) – Pimpinan Sinode (Pusat) Gereja Kristen Protestan Simalungun (GKPS) menyerukan pengurangan sampah plastik guna meningkatkan kelestarian lingkungan. Seruan pengurangan sampah plastik tersebut disampaikan berkaitan dengan ibadah peringatan Hari Bumi Sedunia (Earth Day) yang dilaksanakan di seluruh jemaat GKPS di Tanah Air, Minggu (7/4/2024).

Ephorus (Pimpinan) GKPS, Pdt Dr Deddy Fajar Purba dalam pesan penggembalaan yang disampaikan di seluruh ibadah jemaat se-GKPS, Minggu (7/4/2024) mengatakan, GKPS sangat peduli terhadap program dunia menanggulangi masalah sampah. Penanggulangan sampah plastik tersebut penting demi kelestarian lingkungan dan keselamatan generasi manusia di masa mendatang.

“Penanggulangan masalah sampah plastik di berbagai daerah dan negara kita bisa dilakukan melalui pengurangan penggunaan bahan-bahan plasti dalam kehidupan sehari-hari. Baik di lingkungan keluarga, gereja dan masyarakat. Kita harus bertekad mengurangi penggunaan bahan plastik guna mengatasi masalah sampah plastik,”katanya.

Dijelaskan, tema Hari Bumi Sedunia 2024, yakni “Planet vs Plastik” merupakan suatu peringatan mengenai bahaya peningkatan sampah plastik di berbagai penjuru dunia tak terkecuali di berbagai daerah di Indonesia. Karena itu seluruh warga GKPS di mana pun berada diharapkan meningkatkan komitmen dan aksi pengurangan penggunaan plastik.

“Kita, warga GKPS harus turut serta secara pribadi, keluarga dan gereja meningkatkan komitmen bersama melakukan Gerakan Planet versus Plastik. Hal itu dapat kita lakukan dengan menyerukan dan melakukan penghentian penggunaan plastik. Kita harus mendukung pengurangan produksi sampah plastik dunia hingga 60 % tahun 2024,”ujarnya.

Ephorus GKPS, Pdt Deddy Fajar Purba. (Foto : DokGKPS).

Produksi Tinggi

Pdt Deddy Fajar Purba menyebutkan, berdasarkan data yang di-release (disampaikan) The Global Organizer of Earth Day melalui EARTHDAY.ORG, produksi kantong plastik di dunia tahun lalu sangat tinggi, mencapai 500 miliar. Produksi kantong plastik tersebut mencapai satu juta kantong/menit.

Dikatakan, sebagian besar kantong plastik digunakan hanya beberapa menit dan hal itu terjadi dalam waktu yang cukup lama. Kondisi itu membuat sampah plastik di dunia terus meningkat. Walaupun plastik tersebut sudah hancur, tetapi masih menyisakan mikroplastik, yakni partikel kecil yang meresap kepada semua ruang kehidupan di planet ini.

Menurut Pdt Deddy Fajar Purba, Hari Bumi Sedunia diawali dari gerakan peduli lingkungan yang dipelopori seorang pengajar lingkungan dari Amerika Serikat, Gaylord Nelson tahun 1970. Ketika itu, Gaylord Nelson menyerukan kesadaran publik terhadap bumi melalui pelestarian lingkungan hidup.

Sementara itu, peringatan Hari Bumi Sedunia yang dilakukan di Jemaat GKPS Jambi, Minggu (7/4/2024) berlangsung khidmat. Pada ibadah tersebut empat orang anak sekolah minggu memperagakan bagaimana upaya pelestarian lingkungan melalui penanaman dan pemeliharaan pohon penghijauan.

Sedangkan Pendeta (Pdt) GKPS Resort Jambi, Pdt Rudyard N Saragih, SSi, Telogia pada kesempatan itu mengatakan sangat mendukung program pengurangan sampah plastik di setiap keluarga dan gereja GKPS. Perang terhadap sampah plastik tersebut jangan sekadar seruan atau himbauan, tetapi harus dilaksanakan melalui aksi nyata dalam kehidupan sehari-hari dengan mengurangi penggunaan plastik.

“Pengurangan penggunaan plastik ini harus kita mulai dari lingkungan sendiri, baik keluarga, gereja dan masyarakat di permukiman kita. Kalau kita tidak bisa menghentikan penggunaan plastic 100 %, minimal kita bisa mengurangi penggunaan bahan plastik dalam kegiatn-kegiatan tertentu,”ujarnya.

Pdt Rudyard N Saragih mengapresiasi penghentian penggunaan kantong plastik di pusat-pusat perbelanjaan di Kota Jambi. Kebijakan itu sangat penting mengurangi sampah plastik. Kebijakan itu hendaknya bisa disebarkan di tengah-tengah masyarakat.

“Kami salut, di Jambi sudah banyak pasar swalayan tidak lagi menggunakan kantong plastik sebagai pembungus barang belanjaan pembeli. Hal ini cukup baik mendukung pengurangan plastik. Tetati di pasar-pasar swalayan di Sumatera Utara masih banyak penggunaan kantong plastik. Mari kita mulai pengurangan penggunanan plastik,”katanya. (Matra/AdeSM).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *