Sekertaris Dinas PUTR Asahan, Suratno (tiga dari kiri) menerima pernyataan sikap mahasiswa di kantor Dinas PUTR Asahan, Kisaran, Asahan, Sumut, Kamis (28/3/2024). (Foto : Matra/JS).

(Matra, Asahan) – Kebijakan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Asahan, Provinsi Sumatera Utara (Sumut) menambah anggaran proyek pembangunan menara masjid Kisaran hingga Rp 10 miliar mendapatkan protes para mahasiswa Asahan. Pasalnya penambahan anggaran proyek pembangunan menara masjid tersebut dilakukan di akhir masa jabatan Bupati Asahan, Surya, BSc.

Protes tersebut disampaikan para mahasiswa Asahan yang tergabung dalam Lingkar Studi Mahasiswa Marhanenis (LSMM) dan Gerakan Mahasiswa Pejuang Demokrasi (Gempuran) Asahan melalui unjuk rasa di kantor Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) Kabupaten Asahan, Jalan Mahoni, Mekarbaru, Kecamatan Kota Kisaran Barat, Kabupaten Asahan, Sumut, (28/3/2024).

Ketua Cabang LSMM Asahan, Johan Iskandar pada kesempatan tersebut mengatakan, para mahasiswa juga protes penambahan anggaran proyek pembangunan menara Masjid H Achmad Bakri Kisaran tersebut karena sebelumnya sudah ada anggaran awal sekitar Rp 20 miliar.

“Anggaran tersebut diduga belum digunakan secara maksimal. Hal itu nampak dari realisasi fisik pembangunan menara masjid yang hingga kini masih mencapai lima persen,”ujarnya.

Melihat kenyataan itu, LSMM Asahan menilai Pemkab Asahan, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) dan Dinas PUTR Asahan kurang peduli terhadap pembangunan. Pemkab Asahan membangun menara masjid dengan dana yang begitu besar. Padahal di sisi lain masih banyak jalan rusak di Asahan tidak diperbaiki.

“Kemudian pengelolaan anggaran proyek pembangunan menara masjid di Kisaran tersebut juga diduga tidak transparan dan maksimal. Hal ini menunjukkan bahwa proyek tersebut hanya berorientasi memperkaya segelintir orang tanpa peduli kepentingan dan kesejahteraan masyarakat,”tegasnya.

Sementara itu, Ketua Gempuran Asahan, M Siddik pada kesempatan tersebut mengatakan, kebijakan menambah anggaran proyek pembangunan menara masjid di akhir masa jabatan dan kurang beresnya proyek pembangunan menara masjid tersebut mengindikasikan kurangnya kepedulian Pemkab Asahan terhadap prioritas pembangunan sesuai harapan masyarakat.

Di tengah banyaknya kerusakan jalan den sulitnya ekonomi warga masyarakat Asahan yang berada di desa-desa tertinggal, Pemkab Asahan menghambur-hamburkan uang rakyat untuk proyek ambisius yang kurang jelas manfaatnya. Bahkan proyek pembangunan menara masjid di Kisaran tersebut diduga dimanfaatkan memperkaya pribadi oknum-oknum pejabat.

“Pemkab Asahan mengalokasikan anggaran hingga Rp 30 miliar membangun menara masjid di Kisaran ini. Padahal jalan banyak rusak dan ekonomi masyarakat masih sulit. Kami melihat hal ini sebagai salah satu bentik sifat kepala daerah di Asahan yang kurang peduli nasib rakyat dan pembangunan infrastruktur daerah,”tegasnya.

Sementara itu, Sekertaris Dinas PUTR Asahan, Suratno yang menemui para mahasiwa mengatakan, pihaknya akan menyampaikan aspirasi para maahsiswa kepada atasannya, yakni Kepala Dinas PUTR Asahan, Agus Jaka Ginting.

“Pak Kepala Dinas PUTR tidak ada di tempat. Kami akan menyampaikan aspirasi para mahasiswa ini kepada Pak Kadis PUTR,”ujarnya. (Matra/AdeSM/JS).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *