Wali Kota Pematangsiantar, Wesli Silalahi (kiri) didampingi isteri menabur bunga pada ziarah ke makam Raja Siantar Sang Naualuh di Kabupaten Bengkalis, Riau, Selasa (15/4/2025) (Foto : Matra/DiskominfoSiantar).

(Matra, Bengkalis) – Wali Kota Pematangsiantar, Wesly Silalahi, SH, MKn bersama Wakil Wali Kota Pematangsiantar, Hj Herlina dan para pejabat Pemerintah Kota (Pemkot) Pematangsiantar, Provinsi Sumatera Utara (Sumut) melakukan ziarah ke makam Raja Siantar, Sang Naualuh Damanik ke Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau, Selasa (15/4/2025). Ziarah tersebut dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-154 Kota Pematangsiantar, Kamis, 24 April 2025.

Kehadiran rombongan Wali Kota Pematangsiantar di Bengkalis disambut langsung Wakil Bupati Bengkalis, H Bagus Santoso di rumah dinasnya, Bengkalis. Pada kesempatan tersebut, Wesly Silalahi memaparkan sekilas sejarah Kota Pematangsiantar.

Wesly Silalahi mengatakan, Kota Pematangsiantar memiliki tokoh-tokoh besar yang memberikan kontribusi pada perjuangan kemerdekaan dan pembangunan Indonesia. Selain Raja Siantar Sang Naualuh Damanik, Kota Pematangsiantar juga memiliki Adam Malik yang merupakan mantan Wakil Presiden Republik Indonesia dan Cornel Simanjuntak pencipta lagu perjuangan Maju Tak Gentar.

Wesly Silalahi pada kesempatan tersebut juga mengundang Bupati dan Wakil Bupati Bengkalis menghadiri peringatan Hari Jadi ke-154 Kota Pematangsiantar dan peresmian monumen Raja Sang Naualuh Damanik di Kota Pematangsiantar, Kamis, 24 April 2025.

Wali Kota Pematangsiantar, Wesli Silalahi (empat dari kanan) bersama rombongan menyerahkan cenderamata miniatur rumah adat Simalungun kepada Bupati Bengkalis, H Bagus Santoso pada pertemuan di rumah dinas Wakil Bupati Bengkalis, Riau, Selasa (15/4/2025) (Foto : Matra/DiskominfoSiantar).

Menurut Wesly Silalahi, Pemkot Pematangsiantar dan Pemkab Bengkalis selama ini memiliki ikatan kekeluargaan yang cukup baik, sebab makam Raja Siantar Sang Naualuh berada di Bengkalis. Raja Siantar Sang Nauaaluh yang diasingkan penjajah Belanda ke Bengkalis dan meninggal di Bengkalis. Selain itu, Pemkot Pematangsiantar dan Pemkab Bengkalis juga selama ini memiliki kerja sama di bidang pembangunan.

“Kami mengharapkan kerja sama dan silaturahmi Pemkot Pematangsiantar dan Pemkab Bengkalis terus berlanjut dan ditingkatkan. Mudah-mudah kita terus bisa bersinergi meningkatkan kemajuan pembangunan daerah kita,”katanya.

Sementara itu, Wakil Bupati Bengkalis, H Bagus Santoso pada kesempatan itu juga mengapresiasi langgengnya kebersamaan dan kerja sama pembangunan antara Pemkab Bengkalis dengan Pemkot Pematangsiantar. Kendati pemimpin Kota Pematangsiantar dan pemimpin Kabupaten Bengkalis berganti, kerja sama tersebut bisa terus berlanjut.

“Saya yakin kolaborasi kita akan lebih dapat ditingkatkan lagi. Inilah Bengkalis, negeri yang diberkati, yang disebut sebagai Negeri Junjungan. Sekali lagi saya ucapkan terima kasih atas kunjungan ini. Kunjungan ini mari kita kekalkan, sehingga tahun ke tahun akan menambah ilmu kita. Mengenai Raja Sang Naualuh Damanik, jika literasinya kurang mari kita sama-sama menambahkan,”tuturnya.

Wali Kota Pematangsiantar, Wesli Silalahi (dua dari kanan) dan isteri (tegah), Wakil Wali Kota Pematangsiantar, Hj Herlina (dua dari kiri) bersama suami (kiri) serta Bupati Bengkalis, H Bagus Santoso mengunjungi bangunan bekas penjara zaman Belanda di Bengkalis, Riau, Selasa (15/4/2025) (Foto : Matra/DiskominfoSiantar).

Akar Sejarah

Bagus Santoso mengaku sudah berkali-kali mempertemukan sejarawan yang ada di Kota Pematangsiantar lewat kajian dan seminar, yang akhirnya mendapatkan akar sejarah perjuangan Raja Sang Naualuh Damanik.

“Saya yakin kolaborasi dan sinergi kita, Pemkot Pematangsiantar dengan Pemkab Bengkalis yang sudah didahului Raja Sang Naualuh Damanik, sang pahlawan kita, dapat lebih baik lagi. Kerja sama tersebut hendaknya bisa diteruskan generasi-generasi kita selanjutnya,”ujarnya.

Pada pertemuan tersebut, Wesly Silalahi memberikan seperangkat pakaian adat Simalungun kepada Wakil Bupati Bengkalis, Bagus Santoso dan istri Siti Aisyah dan penyerahan cinderamata. Bersamaan dengan penyerahan pakaian adat Simalungun tersbeut, Wakil Bupati Bengkalis, Bagus Santoso juga mendapat anugerah gelar kehormatan kehormatan marga Damanik dan istrinya Siti Aisyah menjadi boru (perempua) Sinaga.

Pada kunjungan ke Bengkalis tersebut, Wesly Silali didampingi Bagus Santoso mengunjungi bangunan bekas penjara peninggalan masa penjajahan Belanda, yaitu Bangunan Benteng Huis Van Behaurin. Bangunan Huis Van Behauring ini dibangun tahun 1810.

Bangunan tersebut tempo dulu berfungsi sebagian penjara bagi raja, tokoh masyarakat dan siapa saja yang menentang Belanda. Raja Sang Naualuh Damanik pernah dipenjara Belanda di Huis Van Behuaring di Bengkalis. (Matra/RS/DPS).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *