Rumah Sakit Umum Parapat, Kabupaten Simalungun, Sumut lumpuh akibat banjir bandang, Minggu (16/3/2025). (Foto : Matra/Ist).

(Matra, Simalungun) – Kota wisata Danau Toba, Parapat, Kecamatan Girsang Sipanganbolon, Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatera Utara (Sumut), kembali diterjang banjir bandang, Minggu (16/3/2025) sore. Banjir bandang disebabkan meluapnya air Sungai Gaga yang berada di atas kota wisata Parapat pasca hujan lebat yang melanda daerah itu Minggu siang.

Banjir bandang tersebut menyebabkan puluhan rumah dan toko-toko di kota wisata Parapat rusak, sejumlah ruas jalan terendam dan tertimbun material longsor, aktivitas warga dan wisata pun lumpuh. Selain itu, pusat pelayanan dan terminal bus di Parapat juga lumpuh akibat dihantam banjir bandang tersebut.

Banjir bandang di Parapat tersebut lebih parah dibanding banjir bandang yang pernah menerjang kota wisata di pesisir Danau Toba itu, Kamis (13/5/2021). Banjir bandang di Parapat kali ini disertai juga tanah longsor di Desa Soalan, Kecamatan Girsang Sipanganbolon, Simalungun.

Lurah Parapat, Juniarli Sinaga kepada wartawan di Parapat, Minggu (16/3/2025) petang menjelaskan, banjir bandang yang menerjang kota wisata itu menyebabkan banyak rumah dan toko rusak akibat material longsor batu dan kayu, khususnya di warga lingkungan I dan II Kelurahan Parapat. Fasilitas umum juga banyak yang rusak, antara lain, Rumah Sakit Umum (RSU) Parapat, kantor Polsek Parapat, beberapa hotel, Pantai Bebas Parapat dan terminal.

Menurut Juniarli Sinaga, pihaknya masih melakukan pendataan terhadap warga yang terdampak banjir bandang tersebut. Pihaknya masih fokus melakukan penyelamatan atau evakuasi warga yang terdampak banjir bandang.

Dijelaskan, banjir bandang yang melanda Parapat Minggu sore tersebut disebabkan meluapnya Sungai Gaga di perbukitan Kecamatan Girsang Sipanganbolon. Sungai tersebut meluap menyusul hujanlebat yang mengguyur wilayah perbukitan Parapat di Girsang Sipanganbolon tersebut.

“Banjir bandang sudah berhenti, Minggu petang. Namun warga belum bisa kembali kerumah mereka karena rumah mereka dipenuhi material longsor seperti lumpur, kayu dan batu. Kemudian arus lalu linta juga belum normal karena jalan raya tertimbun material longsor,”katanya.

Situasi Kota Wisata Parapat, Kabupaten Simalungun, Sumut, pasca dilanda banjir bandang, Minggu (16/3/2025). (Foto : Matra/Ist).

Arus Lalu Lintas

Sementara itu, mengatasi kelumpuhan transportasi di Parapat, Polres Simalungun melakukan pengalihan arus lalu lintas Minggu (16/3/2025) sore hingga malam hari. Pengalihan arus lalu lintas tersebut dilakukan mencegah kemacetan dan meminimalisir potensi korban akibat banjir bandng tersebut.

Kepala Seksi (Kasi) Kasi Humas Polres Simalungun, Ajun Komisaris Polisi (AKP) Verry Purba di Parapat, Minggu (16/3/2025) malam menjelaskan, pengalihan arus lalu lintas di Parapat di Simpang Palang Pondok Bulu, Kecamatan Dolok Panribuan, Kabupaten Simalungun.

“Kita mengalihkan arus lalu lintas dari Kota Pematangsiantar menuju Kota Parapat melalui Simpang Palang menuju arah Simpang Sitahoan. Sedangkan lalu lintas dari arah Parapat menuju Kota Pematangsiantar dialihkan melalui Simpang Sitahuan menuju Simpang Palang,”katanya.

Seentara itu, Ephorus (Pimpinan Pusat) HKBP, Pdt Dr Victor Tinambunan, MST mengimbau seluruh umat HKBP melakukan doa bersama untuk bencana banjir bandang tanah longsor di Parapat. Warga HKBP juga diharapkan saling membantu mengatasi dampak bencana banjir bandang di Parapat. Victor Tinambunan juga menilai, banjir bandang yang melanda Parapat dipengaruhi semakin kritisnya kawasan hutan di kawasan perbuktian kota wisata tersebut.

“Mari kita bersama-sama mendoakan agar banjir bandang di Parapat bisa ditangani dengan baik. Para perusaha kutan di kawasan Parapat, Danau Toba juga kami harapkan menghentikan aktivitas penebangan hutan,”katanya.

Sementara itu, berdasarkan investigasi dan kajian Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Sumut, Kelompok Studi Pengembangan Prakarsa Masyarakat (KSPPM) Sumut dan Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN), banjir bandang yang sudah dua kali melanda Parapat diduga dipengaruhi kerusakan hutan alam di kawasan perbukitan Girsang Sipanganbolon, Kabupaten Simalungun dan sekitarnya.

“Hutan alam di kawasan perbukitan Hutan Simarbalatung, Girsang Sipanganbolon merupakan bentang alam dan aliran hulu Sungai Batugaga dan Aek Sigala-gala. Kerusakan hutan di kawasan tersebut membuat Sungai Batugaga dan Aek Sigala-gala pun meluap dan kawasan perbukitan sekitarnya dangat rawan banjir bandang dan longsor,”kata Deputi Advokasi dan Kampanye Walhi Sumut, Roy Lumban Gaol di Medan, Sumut baru-baru ini. (Matra/RS/BerbagaiSumber).

Banjir bandang menerjang Kota Wisata Parapat, Kabupaten Simalungun, Sumut, Minggu (16/3/2025). (Foto : Matra/Ist).

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *