Menteri PU, Dody Hanggodo (kanan) menjelaskan penanganan kerusakan Jalinsum Bungo, Provinsi Jambi di Jakarta, Senin (3/3/2025). (Foto : Matra/KemnterianPU).

(Matra, Jakarta) – Kementerian Pekerjaan Umum (PU) bekerja sama dengan Badan Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Jambi dan Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera VI mulai membangun jembatan bailey (darurat) pada ruas Jalan Linas Sumatera (Jalinsum) Kilometer (Km) 58, Desa Sirih Sekapur, Kecamatan Jujuhan, Kabupaten Bungo, Provinsi Jambi mulai Selasa (4/3/2025).

Kerangka jembatan darurat sedang dalam pengiriman ke lokasi ruas Jalinsum Bungo yang ambles tersebut. Jembatan darurat yang akan dibangun tersebut sepanjang 30 meter guna menyambung badan jalan yang ambles.

Selain itu, box culvert (gorong-gorong kotak) juga akan ditambahkan di lokasi jalan ambles guna memperkuat drainase (saluran air) dan mencegah kejadian serupa di masa mendatang. Pemerintah juga mengirimkan 700 unit geobag (kantong tanah) yang digunakan memperkuat tebing sungai dan menahan laju erosi lebih lanjut.

Demikian dikatakan, Menteri PU, Dody Hanggodo pada rapat Koordiasi Penanganan Kerusakan Jalinsum di wilayah Kecamatan Jujuhan, Kabupaten Bungo, di Jakarta, Senin (3/3/2025) malam. Menurut Dody Hanggodo, pihaknya akan melakukan langkah penanganan cepat, kolaboratif dan solutif amblesnya Jalinsum di Bungo tersebut untuk memastikan masyarakat tetap mendapatkan akses transportasi yang aman dan lancar.

“Perbaikan amblesnya badan jalan pada ruas Jalinsum Km 58, Desa Sirih Sekapur, Jujuhan, Bungo penting karena ruas jalan tersebut merupakan jalur utama transportasi Kota Jambi – Padang, Sumatera Barat (Sumbar). Kemudian perbaikan jala itu juga penting dilakkan secepatnya menghadapi Lebaran nanti,”katanya.

Dody Hanggodo menjelaskan, ruas Jalinsum Km 58, Jujuhan, Bungo ambles, Minggu (2/3/2025) akibat hujan deras yang mengguyur Bungo dan sekitarnya. Hujan deras menyebabkan Sungai Tukum di sekitar ruas jalan meluap dan gorong-gorong di bawah badan jalan pecah. Akibatnya jalur transportasi Bungo – Dharmasraya, Sumbar terputus total.

Dikatakan, sejak amblesnya ruas Jalinsum di Bungo tersbeut, Kementerian PU melalui Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Jambi dan Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera VI terus berkoordinasi dengan Pemerintah Kabupaten Bungo, Pemerintah provinsi Jambi dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) mengatasi dampak bencana ini.

“Penanganan kerusakan jalan nasional itu diuyapakan secepatnya guna menjaga kelancaran arus mudik Idul Fitri akhir Maret 2025. Karena itu, sejumlah langkah strategis langsung diterapkan, termasuk pembangunan jalur alternatif bagi kendaraan roda empat dan bus serta penyeberangan sementara bagi kendaraan roda dua,”katanya.

Kondisi badan jalan yang ambles akibat luapan air sungai di ruas Jalinsum Km 58, Desa Sirih Sekapur, Kecamatan Jujuhan, Kabupaten Bungo, Provinsi Jambi, Senin (3/3/2025). (Foto : Matra/TribratanewsPolresBungo).

“Emergecy”

Dody Hanggodo menegaskan, pemerintah tidak akan membiarkan masyarakat terjebak dalam situasi sulit akibat infrastruktur yang terputus. Pihaknya ingin memastikan penanganan kerusakan jalan nasional tersebut dilakukan secepatnya demi kelancaran arus transportasi. Penanganan kerusakan jalan nasional itu dilakukan dalam keadaan darurat. Karena itu penanganan kerusakan jalan harus dilakukan dengan pendekatan yang cepat dan tepat.

“Situasi ini adalah emergency (darurat), sehingga perbaikan jalan ini bukan sesuatu yang bisa kita tangani dengan cara biasa,”katanya.

Dody Hanggodo mengingatkan, seluruh pekerjaan perbaikan kerusakan jalan nasional di Bungo tersebut harus dilakukan dengan cermat dan tetap memperhatikan teknik yang benar, termasuk mempertimbangkan aliran air sebagaimana disarankan oleh para ahli sumber daya air.

“Tim BWS dan BPJN harus berkoordinasi dan melakukan cross-check (pemeriksaan ulang). Lalu kita siapkan langkah-langkah penanganan permanen agar kejadian serupa tidak kembali terulang di masa mendatang,”ujarnya.

Selain upaya penanganan darurat, lanjutnya, Kementerian PU juga sedang mengkaji solusi jangka panjang agar bencana serupa tidak kembali terjadi di wilayah tersebut. Salah satu rencana yang sedang disusun adalah normalisasi Sungai Tukum untuk memastikan kapasitas aliran air lebih terkendali.

Evaluasi ulang terhadap desain gorong-gorong di sepanjang jalur nasional juga akan dilakukan untuk meningkatkan daya tampungnya terhadap banjir ekstrem. Pemerintah juga mempertimbangkan peningkatan kapasitas drainase serta pembangunan sistem proteksi tebing sungai untuk mencegah terjadinya pengikisan tanah akibat debit air yang tinggi.

Dana “CSR”

Dikatakan, BPJN Jambi telah berkoordinasi dengan pemerintah daerah untuk mengajukan surat tanggap darurat guna mengalokasikan dana Paket Manajemen Tanggap Darurat atau PMTD. Selain itu, pemerintah juga menjajaki kemungkinan pendanaan dari pertanggung-jawaban sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility/CSR) dari perusahaan pengguna jalan. Hal itu penting agar perbaikan kerusakan jalan dapat dilakukan lebih cepat.

Di sisi lain, lanjut Dody Hanggodo, Tim Balai Wilayah Sungai dan BPJN juga melakukan inspeksi menyeluruh terhadap aliran sungai sepanjang 11 kilometer guna mencegah risiko tambahan dan memastikan langkah pencegahan optimal dapat diterapkan.

Dody Hanggodo menegaskan, prioritas utama pemerintah dalam perbaikan kerusakan jalan, yaitu memastikan arus mudik tetap lancar dan aman bagi masyarakat. Fokus Kemenyterian PU saat ini, yaitu memastikan arus mudik Lebaran nanti berjalan lancar. Karena itu perbaikan kerusakan jalan di Bungo harus dikerjakan semuanya dengan cermat dan hati-hati.

“Kami menargetkan, penanganan kerusakan jalan nasional di Bungo tersebut bisa selesai Kamis (6/3/25). Namun, pembangunan jembatan darurat di Jalinsum Bungo tersebut paling lambat harus sudah selesai Jumat (7/3/25) atau Sabtu (8/3/25). Waktu perbaikan lebih lambat, tetapi hasilnya lebih baik dan lebih aman,”katanya.

Sebagai bagian dari pendekatan sistematis, kata Dody Hanggodo, pihaknya juga mengharapkan kerja sama para ahli dan tim teknis yang berpengalaman menangani kerusakan jalan nasional di Bungo tersebut. Pengerjaan penanganan kerusakan jalan tersebyt harus dilakukan dengan baik oleh tim balai sungai.

“Meskipun pemasangan jembatan darurat ini bersifat sementara, pengerjaannya tidak boleh asal-asalan. Saya sangat mengapresiasi teman-teman di balai sungai atas kerja keras dan kontribusinya. Ini adalah bentuk kolaborasi yang sangat baik dan bisa kita terapkan di berbagai daerah, tidak hanya di Jambi,”katanya.

Dikatakan, berbagai pihak terkait mendukung sepenuhnya penanganan kerusakan jalan nasional di Bungo tersebut. Kemudian bantuan pihak Badan Metereologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memantau kondisi cuaca juga penting agar perbaikan jalan tersebut bisa dilaksanakan tanpa terganggu hujan.

“Pemerintah juga berkomitmen untuk terus mencari solusi jangka panjang guna mencegah kejadian serupa di masa depan. Dengan adanya koordinasi lintas sektor yang kuat serta kerja keras tim di lapangan, diharapkan akses jalan di Kabupaten Bungo bisa segera kembali normal dan masyarakat dapat beraktivitas dengan lancar seperti sedia kala,”katanya. (Matra/RS/PR).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *