Para petani bersama Tim DTMD seusai sosialisasi kualitas tanah pertanian di Desa Pulausangkar, Kecamatan Bukitkernan, Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi, baru-baru ini. (Foto : Matra/PTPupukIndonesiaPenjualanJambi).

(Matra, Jambi) – Provinsi Jambi yang memiliki luas wilayah sekitar 50.160,05 kilometer persegi (km2) belum sepenuhnya mampu menjadi penyuplai utama beras di Sumatera kendati provinsi yang dihuni 3,6 juta penduduk tersebut memiliki areal tanam padi yang lumayan luas.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2024, luas areal tanam padi di Jambi mencapai 61.626 hektare (ha) atau sekitar 2,7 % dari total 2.260.885 ha luas areal tanam padi di 10 provinsi di Sumatera. Provinsi Jambi masuk peringkat kelima dalam hal luas areal tanam padi di Sumatera.

Sementara itu, produksi padi di Jambi pun belum sepenuhnya mampu menopang produksi padi di Sumatera. Produksi padi di Jambi tahun 2024 baru 291.361 ton 2,47 % dari total 11.775.790 ton produksi padi di 10 provinsi di Sumatera. Jambi baru masuk peringkat keenam di Sumatera dalam hal produksi padi tersebut.

Kemudian produktivitas padi di Jambi juga belum mampu mengimbangi produktivitas padi di beberapa daerah di Sumatera. Produktivitas padi di Provinsi Jambi saat ini baru mencapai rata-rata 4,56 ton/ha atau masuk peringkat enam di Sumatera. Produktivitas padi di Jambi masih jauh tertinggal produktivitas padi di Sumatera Selatan rata-rata 5,58 ton/ha (peringkat pertama di Sumatara) atau produktivitas padi di Aceh yang mencapai 5,51 ton/ha.

Belum optimalnya areal tanam, produksi dan produktivitas di Provinsi Jambi tersebut sebagian besar dipengaruhi keterbatasan kemampuan petani mengolah lahan potensial menjadi sawah, keterbatasan sarana irigasi dan kesulitan para petani mendapatkan pupuk murah atau pupuk bersubsidi.

Keterbatasan kemampuan teknologi petani dan kekurangan sarana irigasi membuat para petani tanaman pangan di Jambi tidak bisa menggarap lahan potensial seperti daerah rawa dan sawah tadah hujan menjadi areal tanaman padi produktif.

Kemudian kesulitan mendapatkan pupuk juga membuat para petani tanaman pangan tidak bisa memaksimalkan produktivitas tanaman padi mereka. Bahkan akibat kesulitan mendapatkan pupuk tak sedikit petani di Jambi mengalih-fungsikan sawah mereka menjadi areal kebun sawit.

Tim Dokter Tani Masuk Desa Kerinci meneliti kondisi tanah di sawah petani Pulausangkar, Kecamatan Bukitkernan, Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi, baru-baru ini. (Foto : Matra/PTPupukIndonesiaPenjualanJambi).

Bantuan Pupuk Indonesia

Guna membangkitkan semangat para petani tanaman pangan di Provinsi Jambi memperluas areal tanam, meningkatkan produksi dan produktivitas padi, PT Pupuk Indonesia (Persero) Penjualan Jambi pun memberikan bantuan kepada para petani.

Bantuan tersebut antara lain, menerjunkan tenaga-tenaga ahli pertanian dan pemupukan, Dokter Tani ke sentra-sentra pertanian tanaman pangan di beberapa kabupaten di Jambi. Kemudian PT Pupuk Indonesia Penjuaan Jambi juga mengupayakan pemenuhan dan kelancaran distribusi pupuk bersubsidi kepada para petani.

Berdasarkan data yang diperoleh medialintassumatera.net (Matra) dari PT Pupuk Indonesia Penjualan Jambi, alokasi pupuk bersubsidi untuk Provinsi Jambi tahun 2024 cukup tinggi. Alokasi pupuk urea bersubsidi di Provinsi Jambi tahun 2024 mencapai 17.701 ton.

Realisasi pupuk urea bersubdisi tersebut sekitar 13.199,35 ton atau sekitar 75 %. Sedangkan alokasi pupuk bersubsidi jenis NPK di daerah tersebut sekitar 26.966 ton dan realisasi sekitar 25.648,27 ton atau sekitar 95 %.
Sementara itu, berdasarkan Surat Keputusan (SK) Gubernur Jambi Nomor 1117/Kep.Gub/DTPHP/2023 tentang Penetapan Alokasi Pupuk Bersubsidi Pertanian Tahun 2024, alokasi pupuk bersubsidi jenis NPK di Jambi mencapai 12.614.000 ton dan alokasi pupuk urea bersubsidi sekitar 10.356.000 ton.

Pupuk bersubsidi tersebut didistribusikan ke Sembilan kabupaten dan dua kota. Alokasi pupuk bersubsidi terbesar, yakni ke daerah lumbung padi, Kabupaten Kerinci. Alokasi urea bersubsidi ke daerah tersebut sekitar 3,39 juta ton dan NPK sekitar 4,39 juta ton.

Sedangkan distribusi pupuk bersubsidi terbesar kedua disalurkan ke Kabupaten Merangin dengan jumlah urea bersubsidi sekitar 2,1 juta ton dan NPK sekitar 3,1 juta ton. Distribusi pupuk bersubsidi ketiga terbesar di Jambi disalurkan ke Kabupaten Bungo dengan jumlah penyaluran pupuk urea bersubsidi sekitar 1,9 juta ton dan NPK sekitar 1,6 juta ton.

Gubernur Jambi, H Al Haris (tiga dari kiri) melakukan penanaman padi perdana di Desa Lubuk Sayak, Kecamatan Pelawan, Kabupaten Sarolangun, Provinsi Jambi, baru-baru ini. (Foto : Matra/DiskominfoJambi).

Dokter Tani

Selain memperlancar distribusi dan menjamin ketersediaan pupuk bersubsid, PT Pupuk Indonesia Jambi juga membantu para petani mengatasi berbagai masalah pertanian tanaman pangan. Bantuan tenaga ahli pertanian itu diupayakan dengan mengerahkan tim Dokter Tani Masuk Desa (DTMD) ke sentra-sentra pertanian tanaman pangan di daerah kabupaten.

PT Pupuk Indonesia Penjualan Jambi pertengahan tahun 2024 mulai menerjunkan sebanyak 15 orang DTMD untuk mendampingi para petani di Provinsi Jambi mengolah lahan dengan baik guna meningkatkan produksi pertanian, khususnya tanaman pangan.

Para DTMD tersebut memberikan edukasi pertanian berkelanjutan, teknologi pengolahan lahan dan pemupukan guna meningkatkan produksi pertanian tanaman pangan dalam rangka meningkatkan penghasilan petani.

Manager PT Pupuk Indonesa Penjualan Jambi, Danny Utama Putra Tambunan di Jambi, baru-baru ini mengatakan, sebanyak 15 orang DTMD diterjunkan ke beberapa sentra pertanian tanaman pangan seperti di Kabupaten Kerinci, Merangin, Bungo, Tebo, Kota Sungaipenuh dan daerah lainnya. Program pengerahan DTMD tersebut diharapkan bisa meningkatkan pengetahuan dan membangkitkan semangat para petani tanaman pangan mengolah lahan dan meningkatkan produksi pertanian mereka.

Menurut Danny Utama Putra Tambunan, para DTMD yang kita terjunkan memberikan edukasi (pembelajaran) pertanian berkelanjutan kepada para petani. Program DTMD ini kita harapkan bisa meningkatkan produktivitas lahan pertanian sekaligus meningkatkan peningkatan penghasilan petani.

Dikatakan, tugas-tugas lapangan para DTMD di Jambi, yakni melakukan pemetaan kesuburan lahan. Kemudian para DTMD juga memberikan saran-saran atau rekomendasi kepada petani mengenai pemupukan secara tepat dan akurat sesuai kondisi tanah.

“Para DTMD menguji tingkat kesuburan tanah. Dengan demikian petani lebih mudah menentukan pola pemupukan tanaman sesuai dengan kondisi kesuburan tanah,”katanya.

Danny Utama Putra Tambunan lebih lanjut mengatakan, PT Pupuk Indonesia melaksanakan Program Dokter Tani Masuk Desa (DTMD) sebagai bukti komitmen meningkatkan produksi hasil pertanian tanaman pangan, memajukan pembangunan pertanian dan meningkatkan kesejahteraan petani.

“Program DTMD ini pertama kali dilaksanakan di Provinsi Jambi. Para DTMD berperan mendampingi petani meningkatkan hasil produksi pertanian melalui peningkatan pengetahuan pengolahan lahan, pemeliharaan tanaman, pemupukan dan penanganan pasca panen,”katanya.

Pendampingan petani yang dilakukan para DTMD yang PT Pupuk Indonesia bersifat gratis. PT Pupuk Indonesia juga siap bekerja sama dengan pemerintah daerah di Jambi meningkatkan pendampingan kepada petani melalui DTMD.

Tetap Setia

Sementara itu, seluruh DTMD yang diterjukan ke sentra-sentra pertanian di Jambi sejak Juni 2024 hingga kini bekerja keras dan tetap setia mendampingi petani. Mereka memberikan pembekalan pengetahuan kepada para petani melalui diskusi-diskusi. Mereka juga tak enggan ke lahan-lahan pertanian melakukan penelitian kondisi lahan pertanian.

Tim DTMD PT Pupuk Indonesia baru-baru ini turun ke sentra pertanian di Desa Air Panas, Kecamatan Airhangat Barat, Kabupaten Kerinci. Para DTMD membantu petani memberikan edukasi dan sosialisasi pemupukan berimbang.

Berdasarkan hasil diskusi terungkap, selama ini masih banyak petani di Desa Air Panas, Airhangat, Kerinci belum menggunakan standar dan sama menanam dan memupuk tanaman padi, sehingga hasilnya tidak maksimal. Para petani berharap, melalui edukasi dan sosialisasi pemupukan berimbang yang diberikan DTMD tersebut, hasil pertanian mereka semakin meningkat. Kehadiran DTMD di desa mereka juga dirasakan layaknya “dokter cinta pertanian” yang bisa menggairahkan petani menggeluti dan meningkatkan hasil usaha tani mereka.

“Kami sangat terbantu atas penjelasan DTMD ini mengenai pemupukan berimbang. DTMD benar-benar bisa memberikan solusi dan semangat bagi kami. Mudah-mudahan pengetahuan ini bisa kami terapkan sehingga hasil tanaman padi kami bisa lebih meningkat lagi,”kata para petani Desa Air Panas, Kerinci yang mengikuti diskusi.

Petani di Pulausangkar, Kecamatan Bukitkernan, Kabupaten Kerinci juga mengundang Tim DTMD Kerinci melakukan uji atau penelitian tanah pertanian dan sosialisasi pemupukan berimbang. Para petani mengundang Tim DTMD akibat produksi padi mereka semakin menurun.

“Kami mengundang Tim DTMD Kerinci karena hasil panen padi kami semakin merosot. Padahal pemupukan kami lakukan sesuai standar selama ini. Mudah-mudahan pembekalan yang diberikan Tim DTMD ini bisa kami terapkan meningkatkan produksi padi,”kata Weni, petani Pulausangkar.

Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan Tim DTMD Kerinci, pH (tingkat keasaman) tanah di sawah petani Pulausangkar agak masam. Kondisi itu membuat perkembang-biakan mikroorganisme dalam tanah tidak maksimal dan pertumbuhan tanaman tidak optimal.

“Kami sangat terbantu atas hasil pengujian Tim DTMD tersebut. Kami berharap Tim DTMD tetap bisa mendampingi kami memperbaiki pengolahan lahan, melakukan pemupukan berimbang guna meningkatkan produksi padi kami,”katanya.

Petani Sawit Tertarik

Kehadiran DTMD ternyata tidak hanya mendapat respon dari para petani tanaman pangan atau padi di Kerinci. Para petani kelapa sawit juga cukup tertarik dengan mendapatkan pengetahuan mengenai peningkatan produksi sawit dari DTMD.

Hal itu nampak dari undangan para petani sawit Kecamatan Pamenang, Kabupaten Merangin kepada Tim DTMD Merangin baru-baru ini. Ketua Kelomok Tani Pamenang, Salim mengundang Tim DTMD Merangin, Firdo dan Redi melakukan pengujian (penelitian) mengenai kondisi dan kualitas tanah di lahan kebun sawit milik Salim. Penelitian itu dimaksudkan guna meningkatkan hasil panen sawit serta mengetahui mengenai standar atau takaran pemupukan berimbang di lahan sawit para petani.

“Berdasarkan hasil pengujian yang kami lakukan, lahans awit di areal kebun sawit Salim memiliki pH agak masa dengan kandungan P dan K yang rendah. Guna meningkatkan kualitas kesuburan tanah itu, petani diharapkan bisa menggunakan Phosgreen guna memperbaiki keseimbangan pH tanah. Kemudian pupuk phonska plus bisa digunakan guna meningkatkan kualitas dan produksi tandan buah buah segar (TBS) sawit,”kata Firdo.

DTMD Merangin bekerja sama denfan Mobil Uji Tanah Sumatera Bagian Selatan (Sumbagsel) melaksanakan sosialisasi uji tanah di Kabupaten Merangin. Penggunaan mobil uji tanah tersebut dimanfaatkan para petani mengetahui kondisi tanah mereka, sehingga petani bisa lebih mudah melakukan pemupukan berimbang.

Melihat kiprah DTMD tersebut, para petani di Kecamatan Tebo Ulu, Kabupaten Tebo, Jambi juga mengundang Tim DTMD yang bertugas di Tebo. Salas satu petani yang mengundang Tim DTMD tersebut, yakni petani sawit, Taseri.

Taseri mengundang Tim DTMD menyusul hasil panen sawitnya yang selama ini kian menurun. Padahal pemupukan dilakukan secara rutin. Taseri mengaku tidak tahu penyebab turunnya produksi sawitnya.

“Karena itulah saya mengundang Tim DTMD di Tebo. Saya ingin mengetahui kondisi tanah di lahan sawit saya dan bagaiman solusi menyuburkan tanah demi meningkatkan produksi sawit,”katanya.

Manurut anggota Tim DTMD Tebo, Putra, berdasarkan hasil penelitian mereka, tanah di lahan sawit Taseri agak masam karena kandungan P rendah dan K sedang. Kondisi demikian membuat produksi sawit kurang maksimal.

“Kami menyarankan Taseri memberikan produk pupuk yang mengandung CaO. Pupuk tersebut sudah lengkap dalam satu kemasan Phosgreen. Jadi Taseri tidak cukup hanya memupuk tanaman sawitnya dengan pupuk biasa seperti urea,”katanya.

Sambutan Baik

Kehadiran DTMD di Jambi mendapat sambutan baik dari jajaran Dinas Pertanian Provinsi Jambi dan para petani di Jambi. Kepala Bidang (Kabid) Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Tanaman Pangan Holtikultura dan Peternakan (TPHP) Provinsi Jambi, Khairul Asrori mengatakan, pihaknya menyambut baik kehadiran DTMD di Jambi.

“Kehadiran DTMD menjawab permasalahan petani memahami kondisi tanah dan pemilihan jenis pupuk yang sesuai. Kami mengapresiasi inovasi pertanian PT Pupuk Indonesia ini. Inovasi ini membantu petani tanaman pangan mengolah pertanian mereka secara tepat, tepat dan efisien dengan hasil yang maksimal,”katanya.

Komitmen PT Pupuk Indonesia Penjualan Jambi menjamin ketersediaan dan kelancaran distribusi pupuk bersubsidi yang disertai dengan peningkatan penerapan teknologi pertanian cukup mampu mendongkrak produksi padi di Provinsi Jambi satu tahun terakhir.

Hal tersebut tergambar dari peningkatan produksi padi di Jambi tahun 2024. Menurut Sekretaris Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Peternakan (DTPHP) Provinsi Jambi, H Agus Salim, produksi padi di Jambi tahun 2024 mencapai 291.361 ton gabah giling kering (GKG).

Produksi padi tersebut meningkat sekitar 15.430 GKG atau 5,59 % dibandingkan produksi padi di Jambi tahun 2023 sekitar 275.941 ton GKG. Sedangkan luas panen padi di Jambi meningkat dari 61.237 ha tahun 2023 menjadi 64.199 ha tahun 2024 atau naik sekitar 4,71 %.

Kendati terjadi trend (kecenderngan) peningkatan luas areal tanam dan produksi padi di Jambi, upaya peningkatan areal dan produksi padi di Jambi terus diupayakan guna mencapai swasembada pangan di daerah itu.

Peningkatan luas areal tanam dan produksi tanam padi di Jambi perlu terus digencarkan karena jumlah penduduk Provinsi Jambi yang menggantungkan hidup dari usaha pertanian masih cukup tinggi. Berdasarkan sensus pertanian tahun 2023, jumlah penduduk Provinsi Jambi yang mengandalkan sumber pendapatan keluarga dari sektor pertanian mencapai 1.802.264 jiwa atau 50 % dari total 3,6 juta penduduk Jambi. Sedangkan rumah tangga di Jambi yang berusaha di bidang pertanian mencapai 535.764 kepala keluarga (KK).

Swasembada Pangan

Gubernur Jambi, Dr H Al Haris, SSos, MH pada penanaman padi perdana di Desa Lubuk Sayak, Kecamatan Pelawan, Kabupaten Sarolangun, Provinsi Jambi, baru-baru ini mengatakan, pihaknya terus berupaya meningkatkan areal tanam dan produksi padi guna mewujudkan sawsembada dan ketahanan pangan di daerah tersebut.

Pemprov Jambi melalui Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Peternakan Provinsi Jambi telah menyusun rencana strategis untuk kembali menanam padi pada lahan – lahan kosong atau lahan tidur. Pemerintah Pusat sudah menyiapkan bantuan kepada petani yang membuka sawah di lahan kosong sebesar Rp 20 juta /hektare (ha).

Dikatakan, sasaran penanaman padi sawah di Provinsi Jambi tahun 2024 mencapai 109.260 ha. Untuk mendukung pencapaian sasaran tersebut telah dialokasikan kegiatan-kegiatan pengembangan tanaman pangan. Baik melalui anggaran yang bersumber dari dana APBN maupun APBD Provinsi Jambi.

“Upaya pencapaian sasaran pengembangan tanaman pangan di Provinsi Jambi dilaksanakan melalui empat strategi utama, yaitu peningkatan produktivitas melalui intensifikasi pertanian, optimalisasi dan perluasan areal tanam, pengamanan produksi dan penguatan kelembagaan,”katanya.

Untuk meningkatkan luas tanam dan produksi padi padi di Jambi, kata Al Haris, pihaknya berupaya menjamin ketersediaan dan kelancaran distribusi pupuk bersubsidi untuk tanaman pangan. Kemudian Pemprov Jambi berupaya mempercepat perbaikan kerusakan irigasi dan pengadaan pompa iar menghadapi musim kemarau. (Matra/Radesman Saragih).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *