
(Matra, Jambi) – Masalah banjir semakin menjadi momok yag meresahkan bagi warga Kota Jambi, Provinsi Jambi. Masalahnya banjir semakin sering terjadi di kota yang dilintasi aliran Sungai Batanghari tersebut. Banjir juga semakin sering terjadi di permukiman warga yang sebenarnya jauh dari daeah aliran sungai (DAS) Batanghari.
Banjir tersebut disebabkan pengembangan permukiman, pertokoan dan bangunan lain yang tidak disertai dengan perbaikan sungai dan drainase (saluran air). Sebagian besar sungai – sungai kecil dan drainasi di Kota Jambi saat ini selalu meluap setiap kali hujan lebat.
Hal tersebut disebabkan pendangkalan dan penyempitan sungai dan drainase serta banyaknya sampah yang menyumbat aliran sungai maupun drainase. Kondisi itu memicu banjir di permukiman harga. Kemudian permukiman warga di Kota Jambi sekarang ini banyak dibangun di daerah dataran rendah yang rawan banjir.
Pantauan medialintasumatera.net (Matra) di Kota Jambi, Minggu (23/2/2025) sore, beberapa permukiman warga yang jauh dari DAS Batanghari dilanda banjir. Banjir disebabkan luapan air sungai menyusul hujan lebat yang mengguyurKota Jambi, Minggu (23/2/2025) subuh hingga pagi hari.
Permukiman warga di Kota Jambi yang dilanda banjir antara lain, Perumahan Namura Indah, Simpang Rimbo, Kecamatan Alam Barajo, Perumahan Bougenville, Kenali Besar, Kecamatan Alam Barajo, permukiman warga di Jalan Widuri II, Kelurahan Sukakarya dan Kenaliasam Bawah, Kotabaru, Kota Jambi, Simpang III Sipin, Telanaipura (lokasi JBC), perumahan warga di Palmerah, Kecamatan Jambi Selatan dan beberapa permukiman warga Kota Jambi lainnya.
Syarif (45), warga RT 25, Perumahan Bougenville Lestari, Kenali Besar, Alam Barajo, Kota Jambi, Minggu (23/2/2025) mengatakan, warga di RT mereka belakangan ini selalu resah setiap kali hujan lebat turun. Masalahnya permukiman mereka kini menjadi langganan banjir. Hal tersebut disebabkan pembangunan perumahan, pertokoan dan bangunan lain di dataran tinggi komplek perumahan mereka yang tidak disertai dengan perbaikan drainase dan sungai.
“Selama sepekan ini, permukiman kami sudah tiga kali dilanda banjir, yakni Kamis (20/2/2025), Jumat (21/2/202%0 dan mInggu (23/2/2025). Banjir membuat hidup kami tidak nyaman. Pemerintah seolah olah tutup mata terhadap masalah banjir ini. Warga Bougenville sudah sering melaporkan masalah banjir ini ke pemerintah dan anggota DPRD, tetapi hingga kini belum ada tanggapan,”katanya.
Keresahan akibat banjir juga dialami Linda (53), warga Widuri II, Kelurahan Sukakarya, Kecamatan Kotabaru, Kota Jambi. Linda mengaku rumahnya sering dlanda banjir setiap musim hujan akibat luapan sungai di dekat rumahnya. Pemerintah Kota Jambi sudah meninggikan tembok sungai mencegah luapan banjir, tetapi sungai tetap meluap akibat terjaidnya pendangkalan sungai.
“Hujan lebat yang mengguyur Minggu subuh hingga pagi membuat rumah kami terendam banjir. Kondisi seperti ini sudah sering terjadi setiap musim hujan. Kami merasa tidak nyaman akinat banjir yang sering terjadi di permukiman ini,”katanya.

Gagal
Pemkot Jambi gagal mengatasi masalah banjir yang semakin sering terjadi dan kian meluas ke berbagai permukiman di Kota Jambi. Padahal masalah banjir tersebut sudah sering dikeluhkan warga dan dibahas di DPRD Kota Jambi. Pemkot Jambi juga belum sepenuhnya mampu mengatasi pendangkalan sungai-sungai kecil dan drainase berbagai wilayah Kota Jambi, sehingga banjir tidak pernah bisa dihindari setiap hujan lebat turun.
Berdasarkan catatan medialintassumatera.net (Matra), anggaran penanggulangan atau pengendalian banjir yang dialokasikan dalam APBD Kota Jambi tahun 2023 mencapai Rp 25 miliar. Anggaran pengendalian banir tersebut dinaikkan lagi menjadi Rp 65 miliar tahun 2024.
Anggaran pengendalian banjir tersebut difokuskan pada penanganan sedimentasi sungai, drainase dan pembangunan kolam retensi (bendungan) pengendali banjir. Pembangunan kolam retensi ini juga sudah ada sekitar Rp 5,2 miliar dalam APBD Kota Jambi tahun 2024.
Sementara itu, Penjabat (Pj) Wali Kota Jambi, Hj Sri Purwaningsih ketika meninjau lokasi pembangunan kolam retensi pengendali banjir di Kota Jambi, baru-baru ini mengatakan, Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Kota Jambi bekerja sama dengan Balai Wilayah Sungai Sumatera (BWSS) VI Jambi kini membangun dua kolam retensi pengendali banjir di Kota Jambi.
Satu kolam retesi tersebut berada di Kampung Banjir, Kota Jambi. Luas kolam retensi tersebut sekitar 8.000 meter persegi dengan kapasitas daya tampung air hingga 4.500 meter kubik. Kolam retensi kedua berada di belakang karaoke Charly, Kota Jambi dengan luas sekitar 8.542 meter persegi. Kolam retensi tersebut akan berfungsi menampung air hujan sebelum mengalir ke Sungai Batanghari. Dengan demikian kejadian banjir di Kota Jambi bisa dikurangi.
“Pembangunan kolam retesi tersebut sudah mencapai 80 %. Mudah-mudahan kolam retensi tersebut bisa difungsikan dalam waktu dekat,”katanya.
Kecewa
Sementara itu, dari Aliansi Wartawan Siber Indonesia (AWaSI) Jambi mengaku kecewa atas kelambanan Dinas PUPR Kota Jambi mengatasi masalah banjir, padahal anggaran penanganan banjir sudah ada. Dinas PUPR Kota Jambi sudah menerima anggaran Proyek Penyusunan Master Plan Pengendalian Banjir Kota Jambi senilai Rp 2,99 miliar. Penagihan anggaran itu sudah dilaksanakan Desember 2024. Namun masalah banjir di Kota Jambi tak kunjung teratasi.
Ketua AWaSI Jambi, Erfan Indriyawan, SP mengatakan, Dinas PUPR Kota Jambi harus bertanggung jawab atas semakin seringnya terjadi banjir di Kota Jambi. Banjir semakin sering melanda berbagai wilayah permukiman di Kota Jambi akibat kelambanan Dinas PUPR Kota Jambi menuntaskan proyek-proyek pengendalian banjir di kota itu.
“Kami meminta Dinas PUPR Kota Jambi segera menuntaskan proyek-proyek pengendalian banjir di Kota Jambi. Hal itu penting karena Dinas PUPR Kota Jambi sudah menerima anggaran pengendalian banjir,”katanya. (Matra/Radesman Saragih/BerbagaiSumber).