
(Matra, Muarojambi) – Kecamatan Jambi Luar Kota (Jaluko) yang memiliki luas wilayah sekitar 280,12 kilometer persegi (km) merupakan salah satu dari 11 kecamatan di Kabupaten Muarojambi, Provinsi Jambi yang memiliki potensi besar menjadi kota satelit. Potensi itu nampak dari lokasi Kecamatan Jaluko yang berbatasan langsung dengan wilayah Kota Jambi.
Jaluko hanya berjarak 50 kilometer (km) dari ibukota Provinsi Jambi, Kota Jambi. Sedangkan Kecamatan Alam Barajo, Kota Jambi yang juga menjadi pusat perkembangan bisinis baru di Kota Jambi bebatasan langsung dengan Jaluko. Kemudian Kecamatan Jaluko menjadi pusat pendidikan tinggi dan pengembangan permukiman warga Kota Jambi.
Kecamatan Jaluko yang memiliki 20 desa kini menjadi pusat pendidikan tinggi karena di Desa Mendalo berdiri perguruan tinggi negeri terbesar di Jambi, yakni Universitas Jambi (Unja). Kemudian di Desa Mendalo juga berdiri kampus utama Universitas Islam Negeri (UIN) Sultan Thaha Syaifuddin (STS) Jambi.
Kehadiran dua kampus besar di Mendalo membuat perkembangan usaha di Mendalo cukup cepat. Baik itu usaha kost-kostan, rumah makan, perdagangan, pertokoan, fotokopi dan usaha lain yang terkait dengan kehidupan kampus. Selain itu, pembangunan permukiman (perumahan) juga berkembang pesat di wilayah Jaluko, termasuk di Mendalo karena keterbatasan lokasi permukiman di Kota Jambi.
Kecamatan Jaluko juga memiliki potensi ekonomi yang besar menjadi kota satelit Kota Jambi karena daerah tersebut, khusunya Mendalo – Pijoan merupakan jalur lintas utama transportasi darat Kota Jambi – Padang, Provinsi Sumatera Barat (Sumbar). Jaluko juga bakal semakin berkembang lagi di masa mendatang menyusul pembangunan stadion olahraga Provinsi Jambi di Pijoan.

Kemiskinan
Kendati semakin berkembang menjadi pusat pertumbuhan ekonomi dan pendidikan tinggi, namun Kecamatan Jaluko yang kini dihuni sekitar 73.210 jiwa atau 18 % dari total 418.799 jiwa penduduk Muarojambi masih menghadapi berbagai permasalahan. Di antaranya masalah kemiskinan dan pengangguran. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) 2024, jumlah pengangguran terbuka di Kecamatan Jaluko mencapai 3.316 orang atau 4,53 %.
Selain itu, angka kemiskinan di Jaluko juga masih relatife tinggi. Hal tersebut tercermin dari jumlah penerima bantuan sosial dan keluarga harapan di Jaluko. Hingga tahun 2024, penerima bantuan sosial di Jaluko mencapai 20.385 orang atau 27,84 %.
Sebenarnya masalah pengangguran dan kemiskinan di Jaluko tersebut bisa lebih mudah ditanggulangi karena kecamatan tersebut memiliki potensi sumber daya alam (SDA) atau ekonomi yang memadai. Jaluko memiliki luas pertanian tanaman pangan sekitar 100 hektare (ha). Kemudian Jaluko juga memiliki luas perkebunan sekitar 13.281 ha, terdiri dari kebun sawit sekitar 5.036 ha dan kebun karet sekitar 7.989 ha.
Selain itu, Jaluko juga memiliki potensi perikanan yang besar, baik perikanan budidaya kolam dan keramba jaring apung di di Sungai Batanghari. Produksi perikanan di Jaluko saat ini mencapai 192 ton/tahun. Bahkan saat ini sentra perikanan Pematangjering, Jaluko di tepi Sungaibatanghari menjadi salah satu pemasok ikan air tewar segar ke Kota Jambi.
Masukan Musrenbang
Guna memaksimalkan potensi sumber daya alam, sumber daya manusia, ekonomi, perdagangan dan jasa di Kecamatan Jaluko meningkatkan kesejahteraan masyarakat kecamatan tersebut, program-program pembangunan di kecamatan tersebut harus dirancang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Untuk itu, penyusunan rencana pembangunan kecamatan Jaluko, harus dilakukan benar-benar berdasarkan kondisi permasalahan dan potensi daerah.
Penjabat (Pj) Muarojambi, Drs H Raden Najmi pada pembukaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Tahun 2026 di Pendopo Kantor Kecamatan Jaluko, Kamis (6/2/2025) mengatakan, program pembangunan Kecamatan Jaluko harus dirancang dan dilaksanakan selaras dengan konsep pemerintah dan kebutuhan masyarakat. Hal itu penting guna mempercepat peningkatan kesejahteraan masyarakat.
“Musrenbang ini bertujuan merumuskan program dan kegiatan untuk tahun 2026. Agar musrenbang ini benar-benar bermanfaat meningkatkan kesejahteraan masyarakat, rencana pembangunan yang disusun dalam usrenbang harus selaras antara kepentingan pemerintah dan kebutuhan masyarakat,”katanya.
Hasil Musrenbang Kecamatan Jaluko tersebut nanti dibahas pada Musrenbang Kabupaten Muarojambi pada 25-28 Februari 2025. Hasil Musrenbang Jaluko tersebut diharapkan bisa disetujui pada Musrenbang Kabupaten Muarojambi. Dengan demikian program-program pembangunan di Jaluko bisa dilaksanakan semaksimal mungkin, sesuai dengan harapan masyarakat.
Apa yang diharapkan Raden Najmi tersebut memang benar adanya. Program pembangunan sejatinya akan berhasil meningkatkan kesejahteraan masyarakat jika program pembangunan dilaksanakan secara bottom up (dari bawah ke atas), bukan program pembangunan secara top down (dari atas ke bawah). Pembangunan akan berhasil meningkatkan kesejahteraan masyarakat jika dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan masyarakat, bukan sesuai dengan kepentingan pemerintah semata. (Matra/Radesman Saragih).