
* Desa Sidomulyo, OKU, Sumsel Raih Penghargaan “Desa Cantik”
(Matra, Jakarta) – Pemerintah daerah di seluruh Indonesia harus membuang egoism sektoral demi memajukan pembangunan desa. Memajukan pembangunan desa membutuhkan kolaborasi pemerintah pusat, daerah, jajaran lintas sektoral dan pemerintahan desa sendiri.
“Kolaborasi lintas sektoral sangat dibutuhkan memajukan pembangunan desa. Jangan ada ego sektoral yang hanya memikirkan kepentingan sendiri. Setiap daerah dan desa saling bergantung satu sama lain. Kerja sama erat antara pemerintah pusat, daerah dan desa adalah kunci kemajuan bersama,”tegas Direktur Jenderal Bina Pemerintah Desa (Dirjen Pemdes) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), La Ode Ahmad P Bolombo ketika membuka Village Expo (Pameran Desa) di lapangan sepak bola Desa Cibeureum Kulon, Kecamatan Cimalaka, Kabupaten Sumedang, Provinsi Jawa Barat, Selasa (14/1/2025).
Pameran tersebut digelar dalam rangka memeriahkan puncak peringatan Hari Desa Nasional 2025 yang dipusatkan di lapangan sepak bola Desa Cibeureum Kulon, Kecamatan Cimalaka, Kabupaten Sumedang, Provinsi Jawa Barat, Rabu (15/1/2025). Puncak Hari Desa Nasional bertajuk “Pemberdayaan Desa Perbaikan Gizi dan Ketahanan Pangan” tersebut akan dihadiri Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Tito Karnavian.
La Ode Ahmad P Bolombo mengatakan, peringatan Hari Desa Nasional penting sebagai momen (kesempatan) meningkatkan kolaborasi (kerja sama) meningkatkan kapasitas desa, mempromosikan potensi lokal ke tingkat nasional dan internasional serta menjadikan desa sebagai pusat peradaban.
Menurut La Ode Ahmad P Bolombo, desa berperan penting memajukan pembangunan Indonesia karena desa memiliki berbagai sumber daya. Baik sumber daya alam (SDA) dan sumber daya manusia (SDM) yang dapat dimanfaatkan mendongkrak pembangunan ekonomi.
“Desa merupakan sumber inovasi, teknologi dan kreativitas yang luar biasa. Jika desa maju, daerah dan bangsa akan ikut maju. Desa yang menyala, menyala bangsaku,”katanya.
Dikatakan, peringatan Hari Desa Nasional di Sumedang tersebut menjadi forum pertemuan, pemerintah pusat, daerah dan desa. Semua unsur pemerintahan tersebut akan duduk bersama di lapangan untuk berdiskusi, bertukar pikiran dan berbagi literasi (pengetahuan) demi meningkatkan kapasitas desa.
Peringatan Hari Desa Nasional di Sumedang juga akan diisi dengan gerakan Gema Tanam Desa se-Indonesia. Melalui gerakan tanam itu, seluruh masyarakat (petani) di Indonesia diharapkan turut menanam bibit tanaman sebagai simbol perubahan dan harapan baru.

DesaMandiri
Menurut La Ode Ahmad P Bolombo, Kabupaten Sumedang dipilih sebagai sebagai lokasi peringatan Hari Desa Nasional 2025 karena daerah tersebut berhasil membangun banyak desa mandiri, menekan angka kemiskinan dan mengurangi kasus stunting (anak kerdil) hingga nol persen.
“Berdasarkan Indeks Desa Membangun, dari 270 desa di Sumedang, semuanya berstatus mandiri. Tingkat melek digitalnya juga tinggi, kemiskinan ekstrem dan stunting di Sumedang juga sudah nol persen saat ini,” paparnya.
Dikatakan, peringatan Hari Desa Nasional merupakan refleksi nyata tentang kontribusi berbagai elemen masyarakat dan pemerintah membangun desa. Karena itu seluruh masyarakat perlu terus mencintai dan membangun desa.
“Mari jadikan desa sebagai pusat peradaban, sumber kemajuan, dan kebanggaan kita semua,”pintanya.
Pada pembukaan Village Expo di Sumedang tersebut, La Ode Ahmad P Bolombo menyerahkan penghargaan Program Desa Cinta Statistik (Desa Cantik) Tahun 2024 kepada enam desa. Desa penerima penghargaan Desa Cantik tersebut, Desa Sidomulyo, Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Timur, Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel).
Kemudian Desa Margajaya, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Desa Srimulyo, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Desa Panarungan, Kabupaten Badung, Bali, Desa Simbune, Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara dan Desa Kumbang, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB). (Matra/RS/BerbagaiSumber).