Gubernur Jambi, H Al Haris (kiri depan) menyerahkan penghargaan kepada para maestro seni – budaya Jambi pada Malam Apresiasi Keagungan Melayu Jambi 2025 di GOS Kotabaru, Kota Jambi, Selasa (7/1/2025) malam. Pergelaran seni tersebut memeriahkan peringatan HUT ke-68 Provinsi Jambi yang jatuh pada hari Senin (6/1/2025). (Foto : Matra/Ist).

(Matra, Jambi) – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jambi tak henti-henti berupaya meningkatkan pelestarian dan kemasan seni – budaya tradisional Melayu Jambi menjadi suguhan memikat bagi wisatawan. Memanfaatkan momentum peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke – 68 Provinsi Jambi yang jatuh pada Senin (6/1/2025), Pemprov Jambi menggelar pergelaran seni budaya Melayu Jambi, Malam Keagungan Melayu Jambi di Gedung Olah Seni (GOS) Kotabaru, Kota Jambi, Selasa (7/1/2025) malam.

Malam apresiasi seni – budaya Melayu tersebut menjadi momentum melestarikan seni – budaya Melayu Jambi sekaligus memberikan penghargaan kepada para maestro seniman, budayawan dan pelaku seni tradisional Jambi. Malam Keagungan Melayu Jambi 2025 juga mengangkat pamor seni budaya Melayu Jambi melalui pementasan lagu-lagu, musik dan tari tradisional yang masih hidup di tengah masyarakat Jambi.

Malam Keagungan Melayu Jambi 2025 tersebut dihadiri, Gubernur Jambi, Dr H Al Haris, SSos, MH, Ketua DPRD Provinsi Jambi, M Hafizh Fattah, unsur Forum Komuikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Provinsi Jambi, Seretaris Daerah (Sekda) Pemprov Jambi, Dr H Sudirman, SH, MH, Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Provinsi Jambi, Hj Hesnidar Haris dan para seniman dan budayawan Jambi.

Pada kesempatan tersebut, Al Haris menyerahkan penghargaan dan sertifikat Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) dan Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) kepada para maestro seni dan budaya Jambi. Baik seniman musik, tari, lagu dan berbagai budaya Melayu Jambi.

Kemudian pada pergelaran Malam Keagungan Melayu Jambi tersebut dipentaskan juga sni drama tari (sendratari) mengenai sejarah peradaban masyarakat Sungai Batanghari, seni Melayu Jambi hingga sejarah perkembangan Buddha di Kawasan Cagar Budaya Nasional (KCBN) Candi Muarojambi.

Para maestro seni – budaya Jambi penerima penghargaan HAKI pada Malam Keagungan Melayu Jambi 2025 di GOS Kotabaru, Kota Jambi, Selasa (7/1/2025) malam. (Foto : Matra/Ist).

Meningkatkan Motivasi

Menurut Al Haris, pemberian sertifikat HAKI dan WBTB tersebut merupakan bentuk penghargaan atau apresiasi pemerintah, khususnya Pemprov Jambi kepada para seniman dan budayawan Jambi yang selama ini secara konsisten dan penuh komitmen melestarikan seni – budaya Melayu Jambi.

Pemberian penghargaan tersebut juga diharapkan memberikan motivasi bagi para seluruh seniman dan budayawan Jambi tetap berupaya menggali, mengembangkan dan melesatrikan seni – budaya Melayu Jambi di tengah berbagai kesulitan yang ada.

“Pengembangan seni – budaya Jambi, khususnya seni – budaya Melayu Jambi juga penting meningkatkan daya tarik wisatawan ke Jambi. Untuk itu, kualitas sumber daya manusia (SDM) di bidang seni – budaya Jambi perlu ditingkatkan agar seni – budaya Jambi bisa dikemas dengan menarik sebagai suguhan pariwisata,”katanya.

Menurut Al Haris, setiap masa selalu muncul seni dan budaya. Kemudian budaya lokal tetap tumbuh dengan keasliannya di tengah arus modernisasi. Hal ini menunjukkan pertanda negeri Jambi sangat kuat budayanya.

“Budaya-budaya lokal ini sangat banyak berkembang di Provinsi Jambi. Kelestarian seni – budaya tersebut tak terlepas dari peran seniman dan budayawan. Karena itu kita patut memberikan apresiasi kepada pelaku seni dan budaya,”katanya.

Al Haris mengharapkan, di tengah gempuran teknologi informasi, digitalisasi dan transportasi dunia saat ini, masyarakat dan aparatur pemerintahan di Provinsi Jambi harus mampu bersaing dengan daerah dan negara lain. Jambi harus memiliki kekhususan (ciri khas) seni, budaya, kuliner dan pariwisata yang bisa disuguhkan kepada wisatawan atau dipromosikan meningkatkan minat wisatawan berkunjung ke Jambi.

“Mari kita kelola seni-budaya daerah kita menjadi daya tarik bagi wisatawan untuk berkunjung ke Jambi. Kita jangan kalah bersaing dengan provinsi-provinsi lain di bidang pengembangan seni, budaya dan pariwisata,”ujarnya.

Dijelaskan, Provinsi Jambi memiliki banyak objek wisata yang bisa dijual kepada wisatawan nusantara hingga mancanegara. Jambi memiliki objek wisata Danau Kerinci di Kabupaten Kerinci, Danau Sipin di Kota Jambi, Geopark (Taman Bumi) Merangin di Kabupaten Merangin, Sungai Batanghari dan beberapa objek wisata menarik di pantai timur Provinsi Jambi.

Para seniman Jambi pada pementasan sendratari Melayu Jambi di GOS Kotabaru, Kota Jambi, Selasa (7/1/2025) malam. Pergelaran seni tersebut dalam rangka peringatan HUT ke-68 Provinsi Jambi yangjatuh hari Senin (6/1/2025). (Foto : Matra/Ist).

Sertifikat HAKI

Sementara itu, para seniman dan budayawan Jambi yang menerima penghargaan sertifikat HAKI pada kesempatan tersebut sebanyak 12 orang. Sedangkan seni dan budaya Jambi yang menerima penghargaan Sertifikat WBTB sebanyak delapan jenis. Kemudian seorang seniman Jambi, Malim (79) meraih penghargaan sebagai maestro seni Jambi. Malim berhasil melestarikan Sastra Lisan Dinggung, asal Rantauppandan, Kabupaten Bungo.

Para seniman dan budayawan Jambi penerima sertifikat HAKI, yakni Syafarudin, SP dengan jenis karya lagu, Judul Karya Suantung Hati. Kemudian Zulkarnain dengan karya cipta seni tari berjudul Tabur Beras Kunyit. Selain itu, Yodi Putra, pencipta seni tari Mandi di Taman Niti Jalan Tigo Jurai dan, Ira Irmawati pencipta tari Selingkar Payung.

Selanjutnya Oky Akbar dengan karya drama berjudul Abdul Muluk dari Desa Muaro Jambi. Edi Mulyadi/Em Yogiswara (karya naskah sastra, Degub Aanadiplosis), Hafiful Hadi Senliensyar (karya tulis
buku, “Padi dalam Kehidupan Orang Kerinci: Ritual dan Nilai Budaya), Rahma Yuniasrih (karya tulis buku “Cahaya dari Pesantren”).

Kemudian seniman motif batik Deki Syahputra dengan karya “Tabung Suhak”, Mona Liana (karya motif batik “Rempah Kincai”), Dewi Rakhmawati (karya motif batik “Ikan Udang”) dan Muzakir (karya motof batik “Suwarnabhumi”).

Sementara seni dan budaya Jambi yang meraih Sertifikat Warisan Budaya Tak Benda, yakni Dinggung, asal Rantaupandan, Kabupaten Bungo. Kemudian tari Kelik Elang Pusako Lamo asal Pulau Temiang Kecamatan Tebo Ulu, Kabupaten Tebo. Selain itu tari Klik Elang Kuamang asal Desa Kuamang, Kabupaten Tebo.

Selanjutnya, karya seni suara Nyanyi Panjang Dusun Baru asal Asal Dusun Baru, Kabupaten Tebo. Kemudian upacara Pengobat Makan di Kelung, asal Kampung Laut, Mendahara dan Nipahpanjang Kabupaten Tanjungjabung Timur. Selain itu, Ngarak Garudo karya Datuk Ismail (Ketua Lembaga Adat Melayu Mersam, Batanghari), tari Lapik Muarojambi, Kabupaten Muarojambi dan sulam Benang Emas Kota Jambi. (Matra/Radesman Saragih).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *