
(Matra, Jakarta) – Publik musik Batak dunia berduka. Seorang penyanyi legendaris Batak yang sekaligus rocker (penyanyi rock) pertama di pentas musik dan lagu Batak, Jack Marpaung telah berpulang. Publik musik Batak tidak lagi bisa menikmati lengkingan suara rocker Batak tersebut secara live (langsung) karena beliau sudah pergi untuk selamanya.
Jack Marpaung yang merupakan ayah kandung dari penyanyi nasional Novita Dewi, runner up (Juara II) ajang pencarian bakat X – Factor tahun 2013 meninggal dalam usia 76 tahun ketika menjalani perawatan di Rumah Sakit (RS) St Carolus, Jakarta, Minggu (5/1/2025) pukul 18.30 WIB. Jack Marpaung yang lahir di Porsea, Toba, 14 April 1948 mengalami sakit stroke medio 2022 – 2023.
Jenazah almarhum Jack Marpaung di semayamkan di rumah duka Pondok Mitra Lestari, Blok C – 5 Nomor 14, Bekasi Selatan, provinsi Jawa Barat dan dimakamkan di pemakaman Sandiego Hills, Kabupaten Karawang, Provinsi Jawa Barat, Kamis (9/1/2025).
Rekan almarhum Jack Marpaung yang juga merupakan produser musik, Posan Tobing melalui unggahan di Instagramnya mengatakan sangat kehilangan atas kepergian sang legenda musik danlagu Batak, Jack Marpaung. Posan Tobing memiliki kesan yang cukup banyak dan mendalam terhadap Jack Marpaung.
Posan Tobing pernah bekerja sama dengan Jack Marpaung ketika menggelar konser tribute (pentas musik penghargaan untuk Jack Marpaung di Menara Kuningan, Jakarta Selatan, 12 Agustus 2023. Jack Marpaung merupakan seorang penyanyi profesional dan memiliki karakter (ciri khas) tersendiri, baik dari segi suara, genre (jenis) aliran musik dan prinsip hidup.
“Saya dan Lae @bonaeriels Batak Keren sangat bangga dan beruntung pernah terlibat bekerja sama dengan beliau (Jack Marpaung) menggelar konser Tribute to Jack Marpaung. Saya mengharapkan karya-karya beliau tetap dikenang sepanjang masa,”tulis Posan.
Ikon Lagu Batak
Jack Marpaung bersama Trio Lasidos merupakan salah satu ikon (lambang) musik dan lagu Batak. Kehadiran mereka ke blantika musik Batak dengan ciri khas andung-andung (senandung) dan perpaduan suara 1, 3 dan 5 (suara satu, suara tiga dan suara dua tinggi) menghadirkan nuansa khas lagu-lagu Batak. Perpaduan suara khas Trio Lasidos tersebut masih sering diikuti penyanyi-penyanyti trio lagu Batak.
Jack Marpaung bersama Trio Lasidos bahkan mencatatkan reputasi tak tertandingi dalam menyuguhkan lagu andung-andung lagu Batak. Perpaduan suaranya yang begitu harmonis dengan lengkingan tinggi bersama Hilman Padang dan Bunthora Situmorang membuat lagu-lagu Batak yang mereka bawakan melekat di hati pencinta musik dan lagu Batak hingga kini.
Salah satu lagu yang benar-benar mengorbitkan nama Jack Marpaung ke puncak kariernya, yakni lagu rock “Nga Sae Be I” (Sudahlah). Lagu tersebut merupakan terjemahan dari lagu “I Want To Break Free”, Freddy Mercuri (Queen). Kemudian lagu “Surat Na Rara” (Surat Merah), “Kamar 13”, “Sherly” dan “Tingting Parbogason” (Pengumuman Pernikahan Sang Kekasih). Penyanyi-penyanyi muda Batak di era millennium ini pun masih sering menyanyikan kembali (cover) lagu-lagu Jack Marpaung dan Trio Lasidos.
Jack Marpaung sudah mendapat pengakuan dari para musisi, penyanyi dan pencinta lagu Batak sebagai seorang legenda musik Batak. Beliau sudah menyumbangkan kontribusi yang cukup besar dalam pengembangan musik dan lagu Batak hingga mendunia. Jack Marpaung juga termasuk penyanyi dan pencipta lagu Batak yang piawai memainkan alat-alat musik tradisional Batak seperti gondang (gendang), kecapi dan seruling.
Komponis musik dunia dari Austria, Herman Delago juga mengapresiasi kiprah Jack Marpaung di blantika musik dan lagu Batak. Herman Delago pernah berkolaborasi dengan putri Jack Marpaung, Novita Dewi menggelarkonser lagu Batak di Austria, di Jakarta dan Parapat, Kabupaten Simalungun, Sumut.
Perjalanan Karier
Perjalanan karier Jack Marpaung di blantika musik Batak ditempuh dengan penuh lika-liku. Jack Marpaung di masa muda pernah hidup di jalanan di beberapa daerah (kota) di Sumut. Menyadari pilihan hidup seperti itu tidak memberikan masa depan, akhirnya Jack Marpaung hijrah ke Jakarta.
Menjalani hidup di Kota Jakarta yang sering disebut lebih kejam dari ibu tiri, Jack Marpaung menghadapi berbagai kesulitan dan tidak bisa mudah mendapatkan hidup atau pekerjaan yang mapan. Berbekal bernyanyi dari lapo (kedai) dan hotel bersama para penyanyi Batak di Jakarta, Jack Marpaung pun membentuk kelompok bernyanyi, Trio Lasidos bersama Hilman Padang dan Bunthora Situmorang medio 1976.
Melalui lagu-lagu hits (populer) mereka, nama Jack Marpaung dan Trio Lasidos pun melambung dan mengubah hidup Jack Marpaung semakin baik di Jakarta. Kemudian Trio Lasidos pun mendapatkan kesmepatan manggung secara rutin di hotel berbintang di Jakarta.
Setelah puluhan tahun berkiprah di dunia blantika musik Batak, Jack Marpaung pun akhirnya mengundurkan diri dari blantika musik Batak. Dia masa tuanya, dia memilih mengabdikan diri menjadi pendeta (rohaniawan Kristen) sejak 2014. Jack Marpaung memiliki pendamping setia (isteri), Asnita Lusiana Silalahi. Mereka menikah 1970-an. Pasangan Jack Marpaung/Asnita Silalahi dikaruniai Tuhan empat orang anak.
Seorang di antaranya, yakni putrinya, Novita Dewi Marpaung. Novita Dewi Marpaung yang pernah meraih prestasi bergengsi, Juara II X Factor memilih berkarier di dunia musik mengikuti jejak ayahnya. Novita Dewi Marpaung pun menikah dengan seorang musisi Batak, Alex Hutajulu. (Matra/Radesman Saragih/BerbagaiSumber).