Mendes PDT (kiri depan) didampingi Gubernur Jambi, H Al Haris (dua dari kanan) dan Anggota DPR RI, H Bakri (kanan) panen nanas di sentra nanas, Desa Tangkit Baru, Kecamatan Sungaigelam, Kabupaten Muarojambi, Provinsi Jambi, baru-baru ini. (Foto : Matra/Ist).

(Matra, Jambi) – Produk unggulan desa seperti Agrowisata dan Agroindustri Nanas Tangkit, Kabupaten Muarojambi, Provinsi Jambi berpotensi mendongkrak ekonomi rakyat. Pengembabangan agrowisata dan agroindustri sentra nanas di Tangkit bisa menghasilkan barang dan jasa yang memiliki ciri khas dan layak dipamerkan di pasar nasional dan internasional.

“Produk unggulan desa berkualitas seperti agrowisata dan agroindustri di sentra nenas Tangkit bisa membangkitkan kebanggaan desa. Produk unggulan desa tersebut bisa menghasilkan barang dan jasa yang berpotensi besar meningkatkan perekonomian masyarakat desa,”kata Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal (Mendes PDT) Yandri Susanto ketika meninjai sentra agrowisata dan agroindustri nanas di Desa Tanghkit Baru, Kecamatan Sungaigelam, Kebupaten Muarojambi, Minggu (5/1/2025).

Sebelum meninjau sentra nanas tersebut, Yandri Susanto melakukan rapat konsolidasi dan dialog dengan para bupati, para camat, kepala desa dan pendamping desa se-Provinsi Jambi di auditorium rumah dinas Gubernur Jamb. Mendes PDT, Yandri Susanto berkunjung ke Jambi dalam rangka menghadiri Hari Ulang Tahun (HUT) ke-68 Provinsi Jambi, Senin (6/1/2025).

Turut ikut dalam kunjungan kerja tersebut, Penasihat Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kemendes PDT, Ratu Rachmatu Zakiyah, Anggota DPR RI asal Jambi, H Bakhri, Kepala Badan Peningkatan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Kemendes PDT, Luthfiyah Nurlaela dan Staf Khusus Menteri Desa dan PDT, Yahdil Abdi Harahap. Rombongan Yandri Susanto disambut , Gubernur Jambi, H Al Haris, Bupati Muarojambi terpilih, Bambang Bayu Suseno.

Menurut Yandri Susanto, untuk meningkatkan produk unggulan desa, dibutuhkan bantuan dan dukungan Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa). BUMDes dapat menjadi entitas (mitra usaha) langsung para eksportir. Hal itu bisa dilakukan karena BUMDesa bida menjalin kerja sama dengan berbagi pihak, termasuk kementerian/lembaga pemerintahan, swasta, lembaga swadaya masyarakat (LSM) dan kedutaan RI di luar negeri. Kemudian BUMDes juga bisa mengikuti pameran produk Indonesia di luar negeri.

Dijelaskan, BUMDesa juga memiliki peran strategis mendukung ketersediaan bahan pangan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto. Melalui ketersediaan pangan yang mencukupi, berkelanjutan dan bahkan hingga surplus, BUMDesa dapat menjadi salah satu sektor andalan mendukung keberhasilan Program MBG. BUMDEs dapat membangkitkan ketersediaan pangan seperti daging ayam, daging sapi, telur, susu maupun hasil hortikultura.

“BUMDes memiliki peran penting sebagai Pengelola Lumbung Pangan Desa (Desa Mandiri Pangan). Kemudian BUMDes berperan penting mendukung unit layanan makanan bergizi, termasuk pemasok bahan pangan,”katanya.

Yandri Susanto, mengatakan, Kemendes PDT kini mengembangkan desa tematik. Desa tematik, yaitu desa yang dirancang dan dikembangkan dengan tema tertentu. Misalnya desa budaya, desa peternakan lele, desa buah dam desa pariwisata. Desa tematik dikembangkan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat setempat. Hal itu dapat dilakukan melalui pengembangan pariwisata dan promosi keunikan setiap desa.

“Pengembangan desa tematik dilakukan dengan pemetaan potensi desa untuk sumber pangan (one village one product). Kemudian optimalisasi lahan pedesaan dan menghidupkan kembali lumbung-lumbung pangan desa,”katanya.

Tugu Nanas, Desa Tangkit Baru, Kecamatan Sungaigelam, Kabupaten Muarojambi, Provinsi Jambi, baru-baru ini. (Foto : Matra/Radesman Saragih).

Rencana Ekspor

Yandri Susanto pada kesempatan tersebut mengatakan, pihaknya juag berencana membuka peluang ekspor produk nanas Desa Tangkit Baru ke pasar Eropa, khususnya negara Belanda. Peluang ekspor itu cukup terbuka sebab produksi nenas Tangkit, Muarojambi yang mencapai 60.000 buah setiap bulan, sekitar 90 % dijual dalam bentuk buah nanas segar. Baik ke pasar lokal di Jambi maupun ke luar Jambi. Sisanya sekitar 10 % diolah menjadi aneka produk nanas seperti dodol nanas. Harja jual nenas Tangkit di tingkat petani saat ini hanya Rp 4.000/buah.

“Sebelumnya saya mau nanam nanas di Provinsi Banten. Namun ternyata ada sentra nanas yang cukup berkembang di Tangkit, Muarojambi ini. Saya mohon dukungan para petani dan pemerintah daerah agar rencana ekspor nanas ini bisa segera kita realisasikan. Saya sudah menghubingi mitra di Belanda dan mereka siap menampung nanas dari sini,”katanya.

Sementara itu berdasarkan catatan medialintassumatera.net (Matra), Desa Tangkit Baru, Kecamatan Sungaigelam, Kabupaten Muarojambi, sudah cukup lama terkenal sebagai sentra nanas. Produk nenas Desa Tangkit Baru tidak hanya dijual dalam bentuk buah nanas, tetapi juga dijual dalam bentuk olahan dodol nanas.

Kemudian belakangan ini, sentra nanas Desa Tangkit Baru yang berbatasan langsung dengan Kota Jambi dikembangkan menjadi agrowisata. Wisatawan yang berkunjung ke Kota Jambi biasanya menyempatkan diri berkunjung ke sentra nanas Desa Tangkit Baru untuk melihat dan langsung memetik buah nanas serta membeli dodol nanas.

Luas areal tanaman nanas di Desa Tangkit baru saat ini mencapai 1.000 hektare (ha). Aeal tanaman nanas yang kini dijadikan agrowisata nanas di Desa Tangkit Baru sekitar 15 ha. Targetnya, agrowisata nanas Desa Tangkit dikembangkan hingga mencapai 300 ha. (Matra/RS).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *