Wakil Menteri Kebudayaan, Giring Ganesha (kanan) dan Gubernur Jambi, H Al Haris (kiri) ketika berkunjung ke Candi Muarojambi, Kecamatan Marosebo, Kabupaten Muarojambi, Provinsi Jambi, Kamis (2/1/2025). (Foto : Matra/Ist).

(Matra, Jambi) – Pemugaran 15 buah candi peninggalan agama Buddha di Kawasan Cagar Budaya Nasional (KCBN) Candi Muarojambi, Kecamatan Marosebo, Kabupaten Muarojambi, Provinsi Jambi sudah rampung. Kemudian perbaikan sarana dan prasarana KCBN Candi Muarojambi seperti museum, pondok wisata dan jalan untuk pejalan kaki juga sudah selesai.

Saat ini KCBN Candi Muarojambi yang merupakan kawasan percandian Buddha terluas di Asia Tenggara dengan areal sekitar 3.981 hektare tersebut semakin siap menerima kunjungn wisata. Untuk itu, event-event (kegiatan) wisata bernuansa religi perlu ditingkatkan di kawasan percandian dari Abad VII – XII tersebut.

Wakil Menteri (Wamen) Kebudayaan Kabinet Merah Putih, Giring Ganesha Djumaryo ketika meninjau hasil pemugaran 15 candi di KCBN Candi Muarojambi, Kamis (2/1/2024) mengatakan, pihaknya mengapresiasi keberhasilan pemugaran candi di Candi Muarojambi tersebut. Keberhasilan pemugaran candi itu diharapkan terus diikuti dengan pembenahan sarana dan prasarana wisata di Candi Muarojambi. Hal itu penting agar paket-paket wisata ke Candi Muarojambi bisa diperbanyak.

“Saya sudah melihat langsung 15 candi di Candi Muarojambi yang sudah selesai dipugar 31 Desember 2024. Penataan candi-candi yang sudah selesai dipugar tersebut perlu terus ditingkatkan hingga sempurna. Dengan demikian candi-candi di Candi Muarojambi ini semakin bisa menarik wisatawan,”katanya.

Dikatakan, jika pemugaran kawasan Candi Muarojambi selesai semuanya, Pemerintah Pusat akan menyerahkan pengelolaan Candi Muarojambi tersebut kepada pemerintah daerah, khususnya Pemerintah Kabupaten Muarojambi dan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jambi. Jika sudah diserahkan kepada pemerintah daerah, pengelolaan Candi Muarojambi menjadi destinasi wisata unggulan Jambi bisa dilakukan bekerja sama dengan umat Buddha.

Sementara itu, Gubernur Jambi, Dr H Al Haris, SSos, MH pada kesempatan tersebut memberikan apresiasi kepada Pemerintah Pusat (Kementerian Kebudayaan) yang secara optimal dan bekelanjutan melakukan revitalisasi (perbaikan dan pemugaran) kawasan Candi Muarojambi selama ini. Revitalisasi Candi Muarojambi tersebut penting untuk mengembalikan marwah Candi Muarojambi sebagai pusat religi seperti ketika candi tersebut menjadi pusat pendidikan agama Buddha Abad VII – XII masehi.

“Intinya kita ingin revitalisasi Candi Muarojambi ini tetap berlanjut hingga pulih seperti semula. Ketika Presiden Joko Widodo mengunjungi Candi Muarojambi, Presiden RI ketujuh tersebut ingin mengembalikan marwah Candi Muarojambi. Karena itulah hingga kini Pemerintah Pusat fokus melakukan revitalisasi Candi Muarojambi. Bahkan revitalisasi Candi Muarojambi sudha merupakan salah satu program nasional,”katanya.

Gubernur Jambi, H Al Haris (kiri depan) menanam pohon penghijauan pada pencanangan revitalisasi Candi Muarojambi, Kabupaten Muarojambi, Provinsi Jambi, Rabu (5/6/2024). (Foto : Matra/DiskominfoJambi).

Kunjungan Wakil Menteri Kebudayaan, Giring Ganesha yang selama ini dikenal Giring Nidji didampingi sang isteri Cynthia Riza. Rombongan Giring Ganesha disambut Gubernur Jambi, H Al Haris dan isteri Hj Hesnidar Haris, Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan (KBPK) Wilayah V Provinsi Jambi – Bangka Belitung, Agus Widiatmoko, Kepala Bagian Umum BPK Wilayah V, Agus Sudaryadi dan jajaran Pamong Budaya di BPK Wilayah V.

Sementara itu, berdasarkan catatan medialintassumatera.net (Matra), KCBN Candi Muarojambi yang berada di wilayah delapan desa, Kecamatan Marosebo, Muarojambi masih belum aman dari gangguan kegiatan industri. Sebab di sekitar Candi Muarojambi masih terdapat belasan perusahaan yang beroperasi, khususnya perusahaan batu bara.

Perusahaan-perusahaan batu bara masih menggunakan kawasan Daerah Aliran Sungai (DAS) Batanghari yang berada di sekitar daerah penyangga Candi Muarojambi menjadi stockpile (penampungan) batu bara yang hendak diekspor. Kemudian beberapa pabrik minyak sawit juga masih beroperasi di kawasan penyangga Candi Muarojambi. (Matra/RS).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *