Ketua Umum PGI, Pdt Jacklevyn F Manuputty pada Seminar Natal Nasional 2024 di auditorium HM Rasyid, Kementerian Agama, Jakarta Kamis (19/12/2024). (Foto : Matra/HumasPGI).

(Matra, Jakarta) – Perayaan Natal 2024 hendaknya bisa dijadikan sebagai momentum meningkatkan rasa persaudaraan sebangsa dan se-Tanah Air. Hal itu penting sebab perayaan Natal tahun ini bertepatan dengan momentum bangsa Indonesia menyambut pemerintahan baru hasil pesta demokrasi. Melalui perayaan Natal, seluruh umat Kristen di Indonesia diharapkan bisa bergandengan tangan, mempererat persaudaraan dan berjalan bersama dengan seluruh elemen bangsa memajukan negeri tercinta ini.

Demikian pesan Natal 2024 Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) dan Konferensi Wali Gereja (KWI) yang disampaikan pengurus pusat PGI dan KWI di Jakarta, baru-baru ini. Pesan Natal tersebut ditanda-tangani Ketua Umum PGI, Pdt Jacklevyn F Manuputty dan Ketua Presidium KWI, Mgr Antonius Subianto Bunjamin, OSC.

Pesan Natal PGI dan KWI tersebut mengharapkan negara Indonesia bisa menjadi “Betlehem”baru, tempat lahir dan bertumbuhnya para pemimpin yang berjiwa pelayan, ugahari, hidup sederhana dan mengutamakan kepentingan bangsa.

“Sebagai warga negara, kita mendukung dengan tetap bersikap kritis terhadap program-program pemerintah, yang hendak mewujudkan cita-cita kemerdekaan bangsa dan amanat UUD’45, yakni kesejahteraan hidup bersama yang berdasarkan nilai-nilai Pancasila,”demikian pesan Natal PGI dan KWI tersebut.

Pesan Natal PGI dan KWI bertajuk “Marilah Sekarang Kita ergi ke Betlehem” (Lukas 2:15) juga menyebutkan, seperti para gembala yang menyambut kelahiran Yesus di Kota Betlehem, umat Kristen sebagai satu kawanan umat Allah dipanggil untuk bersama-sama menjumpai Yesus, yang mengampuni, menyembuhkan, peduli pada orang yang dikucilkan dan terpinggirkan.

“Perjumpaan yang sejati dan tulus membuat kita menerima kekuatan dari Yesus untuk memberikan kesaksian dalam bentuk memuji dan memuliakan Allah. Kemuliaan Allah itu dilaksanakan dalam tindakan – tindakan yang menghadirkan kasih-Nya, di tengah keluarga, komunitas, gereja masyarakat dan bangsa,”demikian pesan Natal PGI dan KWI.

Pimpinan dan tokoh lintas agama pada Seminar Natal Nasional 2024 di auditorium HM Rasyid, Kementerian Agama, Jakarta Kamis (19/12/2024). (Foto : Matra/HumasPGI).

Kasih Konkret

Sementara itu, sesuai dengan pesan Natal PGI dan KWI tersebut, Ketua Umum PGI, Pdt Jacklevyn F Manuputty mengatakan, kasih kepada sesama manusia itu menjadi konkret dalam tindakan saling menghormati, menghargai, menguatkan dan membangun persahabatan antar manusia tanpa memandang perbedaan suku, agama, kepercayaan, golongan, warna kulit dan status sosial. Karena itu, perayaan Natal sungguh mendorong umat Kristen berjalan bersama dalam iman, persaudaraan dan belarasa.

Dikatakan, pewartaan kasih Allah terasa semakin mendesak mengingat sebagian masyarakat kita masih mudah diadu domba oleh berita-berita yang menyesatkan dan hasutan dari pihak-pihak yang tidak bertanggung-jawab. Akibatnya mudah terjadi konflik, perpecahan dan tindak kekerasan. Selain itu, persoalan ketidakadilan, kemiskinan, intoleransi, perdagangan orang, praktik-praktik perjudian dan pinjaman (online) dan perusakan lingkungan hidup juga masih marak terjadi.

“Kita yang merayakan kelahiran Sang Pembawa Damai mesti memiliki keteguhan iman, ikatan persaudaraan dan kehendak untuk berbelarasa. Dengan dasar keutamaan-keutamaan spiritual itu, kita semakin terlibat dalam menghadirkan kasih Allah demi membangun kehidupan bersama yang penuh damai sejahtera,”katanya.

Menurut Ketua Umum PGI, Pdt Jacklevyn F Manuputty, keterlibatan dalam mewujudkan kehidupan penuh damai sejahtera menjadi panggilan semua orang berkehendak baik. Karena itu, kerja bersama umat lintas agama dan budaya perlu dikembangkan.

Seluruh umat beragama di Indonesia harus bergerak bersama untuk menjadi sahabat bagi saudara-saudari yang kecil, lemah, miskin, tersingkir dan difabel. Seluruh umat beragama juga harus menjadi menjadi saudara bagi sahabat – sahabat yang berjuang mencari keadilan. Umat beragama juga harus membela para korban ketidakadilan yang tidak berani menyuarakan haknya.

“Kita mesti menjadi rekan kerja yang setia bagi penggiat lingkungan yang dengan tulus hati mengupayakan kelestarian alam ciptaan. Dengan demikian, kita bersama Yesus Pembawa Damai melaksanakan misi-Nya untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, penglihatan bagi orang-orang buta, dan pembebasan bagi orang-orang tertindas (Lukas 4:19),”katanya. (Matra/RS/HumasPGI).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *