Wali Kota Pematangsiantar, dr Hj Susanti Dewayani (tengah), Deputi Mission Director USAID Indonesia, Erin Nicholson (dua dari kiri) dan jajaran Permuda Tirta Uli mencoba meminum air bersih  dari keran pada peresmian proyek percontohan Zona Air Minum Prima di perumahan Meranti Permai, Kelurahan Kahean, Kota Pematangsiantar, Sumut, Selasa (10/12/2024). (Foto : Matra/DiskominfoSiantar).

(Matra, Kota Pematangsiantar) – Kota Pematangsiantar, Provinsi Sumatera Utara (Sumut) termasuk salah satu daerah yang memiliki pelayanan air bersih cukup baik. Hal itu ditandai dengan kemampuan daerah itu memberikan pelayanan air bersih yang memadai bagi 278.320 jiwa penduduk kota itu. Pelayanan air bersih di Kota Pematangsiantar dilakukan Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Tirta Uli. Perumda Tirta Uli juga melayani pasokan air bersih ke daerah tetangga Kota Pematangsiantar, Kabupaten Simalungun.

Direktur Utama (Dirut) Perumda Air Minum Tirta Uli Kota Pematangsiantar, Arianto, ST, MM di Kota Pematangsiantar, Rabu (11/12/2024) menjelaskan, jumlah pelanggan Perumda Tirta Uli Kota Pematangsiantar saat ini mencapai 71.733 sambungan atau meningkat dari tahun 2023 sekitar 71.519 sambungan.

Pelanggan Perumda Tirta Uli berada di Kota Pematangsiantar mencapai 57.745 sambungan atau meningkat dari tahun 2023 sekitar 57.610 sambungan. Sedanfkan pelanggan Perumda Tirta Uli di Kabupaten Simalungun mencapai 13.988 pelanggan atau meningkat dibandingkan tahun 2023 sekitar 13.909 sambungan.

Jadi total cakupan pelayanan Perumda Tirta Uli di Kota Pematangsiantar dan Kabupaten Simalungun saat ini mencapai 97,86 %. Persoalan yang dihadapi perusahaan air minum tersebut terutama masih adanya kehilangan air sekitar 33,61 % akibat kebocoran pipa.

Salah satu terobosan yang dilakukan Perumda Tirta Uli memenuhi kebutuhan air minum masyarakat Kota Pematangsiantar dan Kabupaten Semalungun sekaligus mendongkrak pendapatan, yaitu memproduksi air mineral kemasan merk “Uli” pertengahan Desember 2022. Air mineral kemasan yang diprouksi Perumda Tirta Uli ada tiga jenis, yakni produk kemasan galon, kemasan 330 mili liter (ml), kemasan 600 ml dan kemasan cup (gelas).

Wali Kota Pematangsiantar, dr Hj Susanti Dewayani (tengah) dan Deputi Mission Director USAID Indonesia, Erin Nicholson (dua dari kiri) menggunting pita peresmian proyek percontohan Zona Air Minum Prima di perumahan Meranti Permai, Kelurahan Kahean, Kota Pematangsiantar, Selasa (10/12/2024). (Foto : Matra/DiskominfoSiantar).

Percontohan

Pemerintah Kota (Pemkot) Pematangsiantar terus berupaya meningkatkan pelayanan air bersih melalui kerja sama dengan berbagai pihak. Saat ini Kota Pematangsiantar ditetapkan menjadi pilot project (percontohan) Zona Air Minum Prima (ZAMP) yang diprakarsai Amerika Serikat. Penetapan Kota Pematangsiantar menjadi ZAMP tersebut mengikuti jejak Kota Magelang dan Salatiga, Provinsi Jawa Tengah.

Peresmian proyek percontohan ZAMP Kota Pematangsiantar dilakukan Wali Kota Pematangsiantar, dr Hj Susanti Dewayani, SpA di perumahan Meranti Permai, Kelurahan Kahean, Kecamatan Siantar Utara, Kota Pematangsiantar, Selasa (10/12/2024).

Menurut Susanti Dewayani, warga Kota Pematangisantar menyambut baik percontohan ZAMP tersebut. Proyek ZAMP tersebut sudah direncanakan sejak dua tahun lalu. ZAMP di perumahan Meranti Permai tersebut bisa menjangkau seluruh pelanggan Perumda Tirta Uli di Kota Pematangsiantar.

Disebutkan, ZAMP menghasilkan air minum aman dan juga minim limbah, berbeda dengan air kemasan yang menghasilkan limbah plastik. Karena itu Pemkot Pematangsiantar berharap air minum aman bisa segera dinikmati seluruh pelanggan Perumda Tirta Uli dan seluruh masyarakat Kota Pematangsianțar.

“Terima kasih kepada pemerintah Amerika Serikat yang memilih Kota Pematangsiantar menjadi salah satu kota pelaksanaan percontohan ZAMP. Pelaksanaan percontohan ZAMP ini tentunya tetap membutuhkan bimbingan pihak terkait, termasuk pihak Amerika Serikat,”ujarnya.

Susanti Dewayani mengatakan, Pemkot Pematangsiantar dan Perumda Tirta Uli akan terus mensosialisasikan air minum aman. Hal itu penting karena selama ini masyarakat Kota Pematangsiantar sudah terbiasa terlebih dahulu memasak air sebelum mengkonsumsinya.

“Kami akan terus mengawasi keamanan air minum yang langsung diminum. Warga jangan khawatir,” tukasnya.

Air keran di rumah warga di perumahan Meranti Permai, Kelurahan Kahean, Kota Pematangsiantar yang langsung bisa diminum. Air keran siap konsumsi tersebut hasil proyek percontohan Zona Air Minum Prima Kota Pematangsiantar yang diresmikan, Selasa (10/12/2024). (Foto : Matra/DiskominfoSiantar).

Kriteria

Sementara itu, Direktur Utama (Dirut) Perumda Tirta Uli, Arianto mengatakan, proyek ZAMP telah dimulai sejak Februari 2024. Untuk Sumut, Kota Pematangsiantar dipilih menjadi salah satu kota sebagai proyek percontohan. SEdangkan proyek percontohan ZAMP di Jawa Tengah berada di Kota Magelang dan Salatiga. Hal ini tentunya menjadi kebanggaan bagi Kota Pematangsiantar dan Perumda Tirta Uli.

Dijelaskan, penetapan ZAMP memiliki beberapa kriteria. Di antaranya, kontinuitas (kelancaran) layanan air bersih selama 24 jam, kehilangan air yang rendah dan sebagainya. Karena itu, dengan adanya proyek percontohan ZAMP, Perumda Tirta Uli akan terus berkomitmen memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat Kota Pematangsiantar.

“Sekarang cakupan pelayanan air bersih di kota ini mencapai 97,86 %. Kami menargetkan cakupan pelayanan air bersih ini bisa mencapai 100 % tahun 2025,”katanya.

Sementara itu, Wakil Direktur Misi Amerika Serikat untuk Pembangunan Internasional (Deputi Mission Director United States Agency for International Development/USAID) Indonesia, Erin Nicholson pada kesempatan itu menyampaikan apresiasi atas kesediaan Pemkot Pematangsiantar dan masyarakat perumahan Meranti Permai, Kota Pematangsiantar yang menerima proyek percontohan ZAMP tersebut.

“Pengembangan ZAMP ini dimaksudkan memperluas akses air minum aman di Kota Pematangsiantar. Melalui Kota Tangguh Indonesia dalam Penyediaan Air Bersih, Sanitasi dan Kebersihan (Indonesia Urban Resilient Water, Sanitation and Hygiene/IUWASH), kami senang bisa berperan memastikan air minum aman di rumah tangga. ZAMP menjadi bagian penting dari strategi pemerintah Indonesia menyediakan air minum aman,”katanya.

Erin Nicholson mengatakan, Indonesia merupakan negara dengan salah satu prioritas di sektor air bersih. Pihaknya siap membantu memperluas akses air dan sanitasi. Melalui ZAMP, USAID komit (siap) membantu Indonesia memperluas air minum aman hingga tahun 2030.

Salah satu hotel di kawasan Tanjungpinggir, Kota Pematangsiantar, Sumut yang hingga kini belum tersentuh pelayanan air bersih Perumda Tirta Uli. Gambar diambil baru-baru ini. (Foto : Matra/Radesman Saragih).

Sedangkan menurut, Koordinator Bidang Air Minum dan Sanitasi Direktorat Perumahan dan Kawasan Pemukiman/Bappenas, Nuraisyah Nasution, air minum langsung harus bisa segera dituntaskan.

“Tapi program tersbeut butuh dukungan masyarakat. Kita harus punya air minum dari kran. Program ZAMP pertama di luar Jawa, yakni di Kota Pematangsiantar. Semoga berlanjut terus dan bermanfaat,”katanya.

Sementara, Kepala Sub Direktorat (Kasubdit) Perencanaan Teknis Direktorat Air Minum Kementerian Pekerjaan Umum, Dades Prinandes pada kesempatan itu mengatakan, pemerintah Indonesia ingin bertransformasi dalam penyediaan air minum dari layak menjadi aman.

“Ini menjadi salah satu bagian untuk mencapai visi Indonesia Emas, yaitu mendapat akses air siap minum,” ujarnya.

Dijelaskan, program ZAMP merupakan salah satu wujud implementasi pengamanan air minum. Upaya mitigasi pengelolaan air minum secara kontiniu atau berkelanjutan. Program ZAMP bersifat dari hulu sampai hilir.

Pemerintah Indonesia menargetkan 34 Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) air minum menerapkan ZAMP tahun 2024 – 2025. Sedangkan tahun 2030, sebanyak 84 BUMD air minum sudah bisa mengusahakan ZAMP.

“Untuk tahun ini ada 12 lokasi ZAMP yang telah diterapkan. Ditambah tiga lokasi pilot project, yakni di Kota Pematangsiantar, Magelang dan Salatiga,”katanya.

Sementara itu, pantauan medialintassumatera.net (Matra) di Kota Pematangsiantar baru-baru ini, sebagaian besar perumahan, hotel dan rumah ibadah di Kelurahan Tanjungpinggir, Kota Pematangsiantar belum menikmati pasokan air dari Perumda Tirta Uli. Usaha perhotelan, rumah ibadah dan rumah warga di Tanjungpinggir, Kota Pematangsiantar masih memanfaatkan air dari sumur bor dan sumur.

“Hotel kami masih menggunakan air sumur bor. Belum ada sambungan pipa air minum ke daerah ini. Karena itu persediaan air di hotel kami ini masih terbatas,”kata pemilik Hotel Inara Hills Tanjungpinggir, Kota Pematangsiantar, JS Saragih. (Matra/Radesman Saragih).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *