(Matra, Pematangsiantar) – Bernyanyi bukanlah sekadar mengumandangkan kata-kata bermakna hampa bagi umat Nasrani (Kristen). Melantunkan kidung-kidung rohani bagi umat Nasrani bukan sekadar pengisi kegiatan-kegiatan peribadahan.
Lebih dalam lagi, bernyanyi bagi umat Nasrani sejatinya memiliki makna religius. Untaian-untaian kata-kata dan nada kidung rohani mengandung makna magis sebagai penguatan dan pengobat jiwa, peneguh iman hingga pembangkit semangat hidup setiap insan.
Boleh dikatakan, bernyanyi bagi umat Nasrani merupakan nyanyian sukma, senandung jiwa yang menjadi sarana pelepas rasa galau, gundah – gulana di tengah kehidupan yang kerap dilanda lara.
Begitu pentingnya makna bernyanyi membuat umat Nasrani secara konsisten berupaya melekatkan kegiatan bernyanyi dalam kehidupan gerejawi. Pengembangan kegiatan bernyanyi tersebut dilakukan tidak hanya melalui kegiatan ibadah gereja, tetapi juga melalui perlombaan-perlombaan bernyanyi.
Pesparawi
Salah satu media sosialisasi dan peningkatan bernyanyi di tengah umat Nasrani penganut paham protestan, yakni Pesta Paduan Suara Gerejawi (Pesparawi). Sedangkan bagi umat Katolik, peningkatan bernyanyi dilakukan melalui Pesta Paduan Suara Gerejani (Pesparani).
Pesparawi nasional digelar setiap empat tahun sekali dengan tuan rumah berpindah-pindah dari satu daerah ke daerah lain. Hingga 2022, pesparawi nasional sudah digelar sebanyak 13 kali. Pesparawi Nasional XIII digelar di Yogyakarta medio 19 – 26 Juni 2022. Pesparawi nasional akan kembali digelar di ujung timur Indonesia, Papua tahun 2025 mendatang.
Sedangkan Pesparani Nasional umat Katolik digelar setiap tahun sejak 2021. Pesparani Nasional I digelar di Kota Ambon, Provinsi Maluku, Sabtu – Minggu (27 – 28/10/2018). Pepsrani Nasional II digelar di Kota Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) tahun 2022. Sedangkan Pepsrani Nasional III digelar di Ancol, Jakarta, 27 Oktober – 1 November 2023.
Pesparawi dan pesparani umumnya digelar bukan hanya untuk berkompetisi di bidang seni tarik suara dan musik. Pesparawi dan pesparani juga merupakan momentum bagu kaum muda berbagai denominasi gereja dan berbagai daerah di Indonesia berbaur, menunjukkan kesaksian dan iman mereka melalui media seni religi.
Pesparawi dan pesparani juga menjadi ajang pemuda-pemudi gereja local yang berbakat di bidang tarik suara dan musik menunjukkan bakat-bakat mereka sekaligus mengekspresikan jiwa solidaritas, religiusitas dan semangat pewartaan kasih dan kebaikan Allah.
Pesparawi Bapa GKPS
Begitu pentingnya pesparawi membuat berbagai denominasi gereja pun tak ketinggalan menggelar pesparawi. Salah satu di antaranya Gereja Kristen Protestan Simalungun (GKPS) yang berkantor pusat di Kota Pematangsiantar, Provinsi Sumatera Utara (Sumut).
GKPS selama ini secara berkesinambungan menggelar pesparawi. Baik di tingkat jemaat (antar sektor), resort (antar jemaat), distrik dan pusat (antar resort). Pesparawi yang digelar GKPS tidak hanya untuk pesparawi gemende (gabungan pemuda dan dewasa). GKPS juga menggelar pesparawi tingkat kategorial atau seksi sekolah minggu, pemuda, kaum ibu (wanita) dan kaum bapak (pria dewasa).
Salah satu tingkat pesparawi yang cukup menarik di GKPS, yakni Pesparawi Seksi Bapa GKPS. Dikatakan menarik karena Pesparawi Bapa GKPS juga digelar secara nasional atau se-Indonesia. Kemudian seleksi Pesparawi Seksi Bapa GKPS nasional tersebut juga dilakukan secara berlapis.
Sebelum mengikuti Pesparawi Seksi Bapa GKPS tingkat nasional, setiap distrik (wilayah pelayanan antar provinsi, antar kabupaten dan kecamatan) menggelar pesparawi antar resort. Pemenang pertama sampai ketiga pesparawi tingkat distrik akan berhak mengikuti pesparawi tingkat pusat. Sedangkan distrik yang tidak menggelar pesparawi, menunjuk tiga tim mengikuti pesparawi.
Pesparawi di GKPS, termasuk Pesparawi Seksi Bapa biasanya tidak hanya memperlombakan kelompok paduan suara (koor), tetapi juga memperlombakan vokal grup (VG) dan katekhisasi (pengetahuan Alkitab).
Setelah 10 tahun vakum, tahun ini Seksi Bapa GKPS sendiri menggelar pesparawi tingkat nasional (se-Indonesia). Pesparawi digelar selama dua hari, Sabtu – Minggu (5 – 6/10/2024) di Kota Pematangsiantar, Provinsi Sumut. Lomba VG dan katekhisasi pada pesparawi tersebut digelar Sabtu (5/10/2024) di Gereja GKPS Penial, Kota Pematangsiantar. Sedangkan lomba paduan suara digelar di Balai Bolon (Balai Besar) GKPS Jalan Pdt J Wismar, Kota Pematangsiantar, Minggu (6/10/2024).
Antusiasme kaum Bapa GKPS mengikuti pesparawi tersebut cukup tinggi. Hal tersebut tercermin dari banyaknya tim paduan suara, VG dan katekhisasi yang mengikuti pesparawi tersebut. Lomba VG pada Pesparawi Seksi Bapa se-Indonesia tersebut diikuti 29 tim VG dari 12 distrik GKPS di Simalungun, Sumut, Sumatera, Jawa, Kalimantan dan Bali.
Kemudian lomba katekhisasi diikuti 33 tim. Sedangkan lomba paduan suara diikuti 31 tim. Peserta Pesparawi Seksi Bapa se-Indonesia tersebut bukan hanya kalangan bapak usia muda, tetapi juga ada yang sudah berumur lanjut atau lanjut usia.
Pengamatan medialintassumatera.net (Matra) selama mengikuti Pesparawi Seksi Bapa se-Indonesia tersebut, kaum Bapa GKPS se-Indonesia benar-benar memanfaatkan pesparawi tersebut ajang adu kepiawaian seni tarik suara, musik dan pengetahuan Alkitab. Setiap peserta menunjukkan kerativitas dan pengetahuan mereka di bidang tarik suara, aksi panggung, tata busana dan pengetahuan Alkitab.
Sebanyak tim VG Seksi Bapa GKPS yang datang dari berbagai pedesaan dan kota-kota besar, termasuk dari Jakarta benar-benar menunjukkan kreativitas dan aksi panggung mereka pada lomba VG yang digelar di GKPS Peniel, Kota Pematangsiantar, Sabtu (5/10/2024). Kemudian aransemen lagu, musik dan koregorafi (tata gerak) setiap peserta lomba VG juga cukup apik dan menarik.
Bahkan beberapa tim VG tampil menawan bagaikan penampilan tim vokal nasional legendaris, Elfas Singers. Mereka mampu menyuguhkan penampilan memukau ketika membawakan lagu rohani Simalungun “Tonggorma” (Lihatlah) karya cipta Pdt Ito Belihar Purba. Aransemen lagu, musik dan koreo mereka tata dengan apik seperti yang dutunjukkan Tim VG Seksi Bapa GKPS Resort Cililitan, Jakarta (Juara II), VG Bapa GKPS Resort Cempata Putih, Jakarta (Juara I) dan VG Seksi Bapa GKPS Resort Medan Selatan, Sumut.
Lomba katekhisasi yang digelar pada Pesparawi Nasional Seksi Bapa GKPS tersebut juga menarik. Katekhisasi memperlombakan pengetahuan mengenai Pangungkabon (Wahyu) yang terdiri dari 22 Bindu (Pasal). Juara I lomba katekhisasi tersebut, Seksi Bapa GKPS Resort Sintaraya, Distrik XII (Tigarunggu, Simalungun). Seorang peserta katekhisasi dari Seksi Bapa GKPS Resort Sintaraya bahkan menguasai 13 Pasal dari 22 Pasal Kitab Wahyu.
Puncak Pesparawi
Puncak aksi unjuk kebolehan tarik suara penuh harmoni pada Pesparawi Seksi Bapa GKPS se-Indonesia tersebut sangat terasa pada lomba paduan suara. Sebanyak 31 tim paduan suara Seksi Bapa GKPS se-Indonesia mampu menyuguhkan penampilan terbaik mereka membawakan lagu “Haleluya Sai Pujima Jahowa” ciptaan komponis lagu rohani Simalungun, St Sahman Purba, SPd.
Seluruh tim paduan suara cukup mampu menyuguhkan harmoni paduan suara, dinamika dan aksi panggung yang memukau. Pemahaman musik (musikalitas) dan olah vokal sebagian besar peserta paduan suara cukup mumpuni. Baik tim paduan suara Seksi Bapa GKPS dari daerah – daerah atau pedesaan di Simalungun maupun tim paduan suara Seksi Bapa GKPS dari kota-kota besar seperti Kota Medan dan Jakarta.
Kemampuan seluruh peserta paduan suara cukup berimbang. Hanya polesan dinamika, interpretasi dan penampilan yang berbeda-beda tipis. Juara I Lomba Paduan Suara Pesparawi Seksi Bapa GKPS se-Indonesia 2024 tersebut, yakni Tim Paduan Suara Seksi Bapa GKPS Cililitan, Jakarta misalnya benar-benar tampil memukau. Selain membawakan lagu dengan paduan suara harmonis, penuh dinamika, suara solois yang merdu, mereka juga menyuguhkan koreo menarik ketika membawakan lagu paduan suara tersebut.
Selain persaingan yang ketat di bidang paduan suara, penilaian dan penentuan pemenang lomba paduan suara Pesparawi Seksi Bapa GKPS se-Indonesia tersebut benar-benar selektif. Hal itu ditandai dengan tampilnya tiga juri berkualitas internasional menentukan pemenang lomba paduan suara.
Pesparawi Seksi Bapa GKPS se-Indonesia tersebut menghadirkan juri pesparawi berkelas internasional, David Kosasih, MA, CM, Ken Steven dan Roynaldo Saragih. David Kosasih kini menjadi Ketua Komisi Musik Gereja Methodist Indonesia (GMI) Jemaat Gratia Medan 2024 – 2026 yang memiliki perstasi internasional sebagao dirigen (conductor) paduan suara. Kemudian Ken Steven merupakan Juara I Kompetisi Dirigen Paduan Suara 50 Tahun Blessing Avip Priatra, dirigen dan komposer paduan suara.
Sedangkan Roynaldo Saragih seorang Dosen Sekolah Tinggi Theologia (STT) Huria Kristen Batak Protestan (HKBP), STT Abdi Sabda Medan, Sumatera Utara (Sumut), dosen tamu salah satu perguruan tinggi theologia di Jerman serta peraih beberapa penghargaan paduan suara internasional.
Melalui penilaian yang sangat selektif tersebut, dewan juri pun menetapkan lima peringat terbaik lomba paduan suara Pesparawi Seksi Bapa GKPS se-Indonesia 2024 tersebut. Masing-masing, Seksi Bapa GKPS Resort Cililitan (Juara I), Seksi Bapa GKPS Resort Medan Selatan, Sumut (Juara II) dan Seksi Bapa GKPS Resort Raya Kota, Kabupaten Simalungun, Sumut (Juara III).
“Hip-hip Hura”
Di tengah kemeriahan Pesparawi Seksi Bapa GKPS se-Indonesia tersebut terkesan masih nampak fenomena lama tradisi pesparawi. Di antaranya sikap para peserta pesparawi yang hanya sekadar ber “hip-hip hura”, menikmati rekreasi dan hiburan semata. Para peserta yang datang dari tempat jauh dengan biaya yang cukup besar tampak belum seluruhnya mengikuti pesparawi penuh keseriusan.
Ketika mengikuti pesparawi, mereka meluangkan sebagian besar waktu bertemu keluarga di kampung halaman, rekreasi di Kota Pematangsiantar dan Simalungun. Tidak seluruh peserta mengikuti seluruh rangkaian pesparawi dengan tekun hingga awal hingga akhir.
Padahal cukup banyak pesan-pesan dan kesan-kesan religious yang bisa dipetik selama mengikuti pesparawi tersebut. Pesan-pesan dan kesan-kesan tersebut tidak hanya bisa dipetik dari suasana antusiasme Seksi Bapa se-GKPS dan GKPS Simalungun – Kota Pematangsiantar yang mengikuti dan menyaksikan seluruh rangkaian pesparawi.
Tetapi juga pesan-pesan dan kesan-kesan dari pihak panitia, Pimpinan Pusat (Sinode) GKPS dan pengurus Seksi Bapa Sinode GKPS. Kondisi tersebut membuat sebagian peserta yang tidak mendapatkan nomor (tidak masuk peringkat) pada pesparawi, baik lomba paduan suar, VG dan katekhisasi merasa kecewa.
Sekretaris Umum Panitia Pesparawi Seksi Bapa GKPS se-Indonesia, Penatua (Sintua/St) Drs M Crismes Haloho pada pembukaan lomba paduan suara pesparawi tersebut di Balai Bolon GKPS, Kota Pematangsiantar mengajak seluruh Seksi Bapa GKPS menjadikan pesparawi tersebut menjadi momentum menunjukkan puji-pujian hanya bagi Tuhan, bukan sekedar berlomba dan meraih juara.
“Target kita menyelenggarakan Pesparawi seksi Bapa GKPS tingkat nasional ini hanya satu, merajut kebersamaan seluruh anggota Seksi Bapa GKPS di seluruh Tanah Air. Siapa pun yang jura, itu hasil penilaian juri yang independen. Kami pun tidak kenal juri. Karena itu biarlah juri yang menilai dan menentukan pemenang. Kita bernyanyi untuk Tuhan. Jadi tidak perlu menghubungi juri,”katanya.
Hal senada juga diungkapkan Ketua Seksi Bapa Sinode GKPS, Brigjen TNI (Inf) Waston Purba. Waston Purba mengatakan, Pesparawi Seksi Bapa GKPS se-Indonesia tersebut tidak mengutamakan siapa yang juara. Tetapi yang lebih penting, lewat nyanyian atau kidung pujian, seluruh anggota Seksi Bapa GKPS se-Indonesia bisa memuji, memuliakan dan menyaksikan keagungan Tuhan.
“Melalui pesparawi ini juga, kami mengharapkan Seksi Bapa GKPS di seluruh penjuru Tanah Air bisa meningkatkan partisipasi dalam kegiatan-kegiatan pelayanan di tengah gereja. Kemudian kita juga mengutamakan suka cita pada pesparawi ini,”katanya.
Disebutkan, pesparawi buka sekadar menunjukkan kepintaran atau kemampuan dalam bernyanyi atau paduan suara gerejawi. Namun pesparawi turut juga menjadi sarana untuk menyampaikan pesan-pesan perdamaian, cinta kasih dan mempersatukan di tengah perbedaan.
Melalui suara yang berbeda, yakni suara satu, dua, tiga dan emat, sebuah lagu bisa diramu menjadi indah dan harmoni serta bisa menghadirkan kedamaian atai ketenangan jiwa.
“Begitu juga Seksi Bapa GKPS. Kita sering berbeda pendapat. Tetapi kalau perbedaan tersebut diramu dengan kerendahan hati, semua kegiatan akan bisa terlaksana dengan baik, termasuk pesparawi ini,”ujarnya.
Semangat Bersekutu
Smentara itu, Ephorus GKPS, Pdt Deddy Fajar Purba pada kesempatan tersebut mengatakan, selama ini ada kesan bahwa Seksi Bapa di GKPS paling rendah partisipasi dalam kegiatan gerejawi dibandingkan seksi sekolah minggu, seksi namaposo (pemuda) dan seksi inang (wanita).
Karena itu melalui Pesparawi Seksi Bapa GKPS tingkat nasional tersebut, Seksi Bapa se-GKPS bisa menunjukkan semangat bersekutu, bersaksi dan melayani. Pesparawi Bapa se-GKPS yang menghangatkan kebersamaan dan semangat Bapa GKPS di berbagai distrik, resort dan jemaat GKPS telah menjadi saksi tentang semangat melayani. Hal ini menjadi kebahagiaan tersendiri bagi kaum bapa di GKPS. Seksi Bapa GKPS mampu menjali kebersamaan menunaikan tugas pelayanan di tengah kebersamaan.
“Kiranya Seksi Bapa GKPS semakin menghayati ketulusan serta pujian syukur mereka kepada Tuhan melalui aktivitas yang ditekuni dalam Pesparawi Seksi Bapa se-GKPS tahun 2024 in,”ujarnya.
Kemudian Bupati Simalungun periode 2021 – 2024, St Radiapoh Hasiholan Sinaga yang menghadiri ibadah pembukaan Pesparawi Seksi Bapa se- GKPS tersebut juga memberikan apresiasi terhadap penyelenggaraan pesparawi bapa GKPS tersebut. St Radiapoh Hasiholan Sinaga memberikan apresiasi tinggi karena sudah 10 tahun Seksi Bapa GKPS tidak menggelar pesparawi tingkat nasional.
Dikatakan, Pesparawi Seksi Bapa GKPS se-Indonesia kembali dilaksanakan tahun ini setelah 10 tahun terakhir terhenti. Pesparawi Seksi Bapa GKPS se-Indonesia terakhir digelar tahun 2014. Karena itu Pesparawi Seksi Bapa GKPS se-Indonesia tersebut diharapkan bisa meningkatkan partispasi seksi bapa di seluruh jemaat, resort dan distrik GKPS mengikuti kegiatan-kegiatan gerejawi.
“Pengamatan kami selama ini, partisipasi kaum bapa dalam berbagai kegiatan gerejawi di GKPS relatif minim dibandingkan partisipasi kaum ibu-ibu atau pemuda. Karena itu kami mengharapkan, melalui pesparawi ini, kamu bapa di seluruh GKPS bisa meningkatkan partisipasi di setiap kegitan gerejawi,”katanya.
Dikatakan, Pesparawi Seksi Bapa GKPS se-Indonesia tersebut jangan dijadikan sekadar ajang mencari juara. Pesparawi tersebut hendaknya dijadikan sebagai momentum meningkatkan kebersamaan dan menjalin silaturahmi seluruh bapa se-GKPS.
“Untuk pemenang pesparawi, biarlah juri yang menentukan agar pesparawi ini jangan gosou (ribut), tetapi pesparawi bisa berlangsung secara elegan, santun dan terhormat,”ujarnya.
Bersejarah
Radiapoh Hasiholan Sinaga dalam wawancara khusus dengan wartawan terkait Pesparawi Seksi Bapa GKPS tingkat nasional tersebut mengatakan, Minggu (6/10/2024) adalah hari yang sangat bersejarah bagi seluruh warga GKPS. Pada hari tersebut dilaksanakan Perseparawi Seksi Bapa GKPS tingkat nasional.
Pesertanya berasal dari Seksi Bapa GKPS seluruh Indonesia, Ada dari dari Jawa, Sumatera, Sumut dan daerah lainnya. Semua Seksio Bapa GKPS berkumpul di Kota Pematangsiantar ini bersuka cita melalui nyanyian sekaligus juga bersilaturahmi.
Dikatakan, Pesparawi Seksi Bapa GKPS tingkat nasional tersebut juga menjadi momentum anggota Seksi Bapa GKPS dari berbagai daerah di Indonesia bisa bertemu dengan keluarga, bertemu dengan saudara-saudara mereka, bertemu dengan teman-teman semuanya.
“Perseparwi Seksi Bapa se-GKPS kali ini sangat unik dan sangat luar biasa, terutama bila dilihat dari segi kehadiran. Kita sama-sama melihat di Balai Bolon GKPS penuh. Kemudian di luar balai bolon juga hadirin penuh. Antusiasme warga GKPS Siantar – Simalungun juga sangat tingga menyaksikan pesparawi ini,”katanya.
Radiapoh Hasiholan Sinaga mengakui, kehadiran sekitar 1.500 orang anggota seksi Bapa se-GKPS di Kota Pematangsiantar mengikuti pesparawi, serta antusasme warga GKPS Siantar-Simalungun menyaksikan perhelatan akbar kegiatan gerejawi tersebut memberikan berkah bagi penusaha ekonomi kreatif di Kota Pematangsiantar dan Simalungun.
“Banyaknya pengunjung Kota Pematangsiantar dan Simalungun pada pesparwi ini menjadi salah satu momentum meningkatkan geliat ekonomi rakyat. Para peserta dari luar daerah Siantar dan Simalungun tentu akan menikmati kuliner khas kampung halaman mereka, memenuhi hotel dan penginapan dan berbelanja oleh-oleh. Ini akan meningkatkan Pemndapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Simandungun dan Kota Pematangsiantar ini,”ujarnya.
Radiapoh juga mengantungkan harapan kepada Seksi Bapa se-GKPS di tengah gebyar Pesparawi Seksi Bapa GKPS tingkat nasional.
“Saya kira lebih jelas. Ya, harapan saya tentunya melalui Perseparawi Seksi Bapa GKPS tingkat nasional 2024 ini, kaum bapak GKPS bisa menjalin kerja sama lebih erat lagi di masa mendatang. Mereka bisa membangun hidup yang lebih religious atau lebih mampu menjalin keintiman dengan Tuhan dalam menjalani kehidupan. Kemudian mereka juga bisa melaksanakan program-program Seksi Bapa GKPS di jemaat, resort, distrik dan pusat lebih baik di masa mendatang,”ujarnya.
Apa yang diungkapkan dan diharapkan Radiapoh Hasiholan Sinaga, Ephorus GKPS, Pdt Dr Dedy Fajar Purba, Ketua Seksi Bapa Sinode GKPS, Brigjen TNI (Inf) Waston Purba dan Sekretaris Umum Panitia Pesparawi Seksi Bapa se-GKPS, St Drs Chrismes Haloho terkait makna Pesparawi Seksi Bapa GKPS se-Indonesia 2024 tentunya menjadi bahan renungan bagi seluruh anggota Seksi Bapa GKPS di mana pun berada.
Pesparawi Seksi Bapa GKPS se-Indonesia diharapkan bisa merajut kebersamaan, meningkatkan kerja sama dan membangkitkan semangat religi kaum bapa di GKPS. Jadi pesparawi bukan hanya panggung adu kemampuan di bidang seni tarik suara dan musik ataupun sekadar ajang “hip – hip hura” alias hoga-hoga. (Matra/Radesman Saragih).