![](https://medialintassumatera.net/wp-content/uploads/2024/08/1608FotoJalanRusakHutaimbaru.jpg)
(Matra, Simalungun) – Beberapa nagori (desa) di pesisir atau tepian Danau Toba, Kecamatan Pamatangsilimahuta, Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatera Utara (Sumut) kini benar-benar krisis sarana transportasi. Salah satu di antaranya Nagori Ujungmariah, Kecamatan Pematangsilimahuta. Dua dusun di nagori tersebut, masing-masing Dusun Hutaimbaru dan Soping nyaris terisolir akibat miskinnya sarana infratruktur dan transportasi.
Kedua dusun tersebut, terutama Dusun Hutaimbaru saat ini sulit dijangkau akibat kondisi jalan dari Nagori (Desa) Bage, Pamatangsilimahuta ke Dusun Hutaimbaru rusak berat. Sekitar 120 jiwa warga Dusun Hutaimbaru menjerit karena sulit ke luar dari desa untuk mengangkut hasil pertanian, berbelanja kebutuhan pokok dan membawa orang sakit berobat.
Pantauan medialintassumatera.net (Matra) baru-baru ini, sekitar tiga kilometer ruas jalan lingkar Danau Toba dari Nagori Bage ke Dusun Hutaimbaru sama sekali tidak diaspal. Batu-batu besar berserakan di tengah jalan, sehingga menyulitkan kendaraan roda dua atau sepeda motor melaju. Kemudian sebagian ruas jalan tergenang air dan rawan longsor.
Ruas jalan lingkar Danau Toba dari Nagori Bage ke Dusun Soping dan Hutaimbaru juga rawan kecelakaan karena penuh tanjakan, sempit hanya sekitar 2,5 meter (m). Kemudian sepanjang jalan lingkar Danau Toba tersebut sama sekali tidak ada marka jalan dan tanda-tanda lalu lintas lainnya.
Ruas jalan Desa Bage – Dusun Hutaimbaru yang berada di bukit terjal tersebut juga tidak memiliki drainase (saluran air), sehingga sebagian besar material batu dan pasir di badan jalan hanyut tergerus air. Batu-batu besar yang sebelumnya tertimbun di badan jalan muncul ke permukaan dan sangat membahayakan pengendara.
“Kerusakan jalan ini semakin parah karena tidak ada trotoar dan belum pernah diaspal. Kendaraan sepeda motor maupun mobil sangat sulit melintasi jalan ini. Kita harus hati-hati agar jangan sampai kecelakaan, terjun ke Danau Toba. Apalagi alat tembok pengaman dan marka jalan di sepanjang jalan ini tidak ada. Kemudian ruas jalan ini sebagian besar menanjak dan menurun curam. Sangat berbahaya,”kata Lamhot Saragih (38), warga Dusun Hutaimbaru.
Apa yang diungkapkan Lamhot Saragih tersebut memang benar. Ketika wartawan medialintassumatera.net (Matra) menempuh perjalanan dari Nagori Bage menuju Hutaimbaru, beberapa kali wartawan medialintassumatera.net (Matra) terpaksa turun dari sepeda motor karena jalan rusak berat, penuh batu besar dan menanjak.
Bahkan sepeda motor yang dikendarai Lamhot Saragih dan wartawan medialintassumatera.net (Matra) sempat terjatuh karena jalan rusak berat di ruas jalan tanjakan. Melintasi ruas jalan rusak berat di kaki bukit terjal dan curam wilayah pesisir Danau Toba Simalungun tersebut bagaikan menantang maut. Silap sedikit, nyawa taruhannya.
![](https://medialintassumatera.net/wp-content/uploads/2024/08/1608FotoTergenangJalanRusakHutaimbaru.jpg)
Makan Korban
Tidak adanya tembok pengaman dan marka jalan pesisir Danau Toba dari Tongging, Kabupaten Karo – Bage – Hutaimbaru memakan korban. Kepala Nagori Ujungmariah, Encon Haloho tewas akibat kendaraan minibus yang dikemudikannya jatuh dan terjun ke Danau Toba di ruas jalan perbukitan antara Tongging – Bage, Kamis (1/8/2024).
Pantauan medialintassumatera.net (Matra) di lokasi jatuh mobil Kepala Nagori Ujungmariah tersebut, Jumat (16/8/2024), kondisi jalan lurus dan cukup mulus karena baru diaspal. Namun ruas jalan yang berada di perbukitan tersebut sama sekali tidak memiliki tembok pengaman atau marka jalan. Kemudian lebar jalan hanya sekitar 2,5 meter dan bahu jalan hanya tak sampai setengah meter.
Menurut warga Dusun Hutaimbaru, St B Manihuruk, pihak kepolisian menyebutkan, kecelakaan tunggal di jalan lingkar Danau Toba yang merenggut nyawa seorang kepala desa tersebut diduga akibat mengantuk. Mobil minibus jenis Avanza yang dikendarai kepala desa tersebut langsung terjun ke jurang dan terhempas ke Danau Toba.
Mobil “Pick Up”
Kemiskinan sarana transportasi di desa pesisir Danau Toba, Nagori Pamatangsilimahuta, Simalungun tersebut semakin memprihatinkan sebab moda angkutan yang sangat terbatas. Baik moda angkutan darat maupun air. Saat ini hanya ada satu unit kendaraan pick up (bak terbuka) jenis L – 300 yang digunakan warga Dusun Hutaimbaru sebagai angkutan penumpang sekaligus angkutan barang.
Mobil pick up tersebut menjadi satu-satunya andalan bagi warga Dusun Hutaimbaru untuk mengangkut hasil pertanian atau berbelanja ke Pekan Seribudolok, Kecamatan Silimakuta, sekitar 10 kilometer (km) dari Dusun Hutaimbaru. Untuk mencapai Seribudolok, Simalungun maupun Tongging dan Merek Situnggaling, Karo, mobil pick up tersebut harus eksra hati-hati dan melaju lambat melintasi ruas jalan mendaki dan curam penuh dengan bebatuan berserakan di jalan.
Warga Dusun Hutaimbaru yang hendak ke Tongging, Merek Situnggaling dan Seribudolok terpaksa menumpangi mobil pick up tersebut karena tidak ada pilihan lain. Sedangkan bila menggunakan sepeda motor, warga tidak bisa mengangkut hasil pertanian dan barang belanja.
“Kami terpaksa menumpang mobil pick up ini untuk belanja dan menjual hasil pertanian ke Tongging, Merek Situnggaling dan Seribudolok. Kalau menggunakan sepeda motor tidak bisa membawa barang belanjaan dan hasil pertanian. Mengangkut hasil pertanian dan belanja ke Tongging saat ini tidak bisa lewat jalur air karena transportasi air, kapal motor (KM) tidak ada lagi,”kata Lamhot Saragih.
Menurut Lamhot Saragih, transportasi air di desa-desa pesisir Danau Toba, Dusun Hutaimbaru, Nagoripurba ke Tongging saat ini tidak ada lagi karena pemilik kapal sudah menjual kapalnya. Sejak ada jalan darat, penumpang kapal semakin sedikit, sehingga pemilik kapal merugi.
“Saat ini hanya ada satu KM dari Dusun Hutaimbaru dan Nagoripurba ke Haranggaol, Kecamatan Haranggaol – Horisan. Namun kapal tersebut hanya beroperasi setiap pekan (hari pasar) Haranggaol, Senin,”katanya.
Keprihatinan kemiskinan sarana transportasi dan jalan di desa-desa pesisir Danu Toba tersebut juga diungkapkan beberapa warga Dusun Hutaimbaru yang sudah berusia lanjut. Ny Nai Ransen Tondang, warga Dusun Hutaimbaru mengatakan, di usianya yang sudah mencapai 70-an, dirinya merasa ngeri dan tidak nyaman naik pick up bepergian ke kota karena parahnya kerusakan jalan.
“Namun terkadang kami harus naik pick up untuk berbelanja dan menjual hasil pertanian ke Tongging, Merek Situnggaling atau Seribudolok karena tidak ada pilihan lain. Kapal sudah lama tidak ada yang beroperasi dari Hutaimbaru ke Tongging,”katanya.
Yang lebih memprihatinkan, lanjut Ny Nai Ransen Tondang, ketika warga lansia Dusun Hutaimbaru sakit keras dan harus segera dibawa ke rumah sakit atau dokter di Merek Situnggaling, Seribudolok atau Kabanjahe, Karo.
“Kami harus menumpang pick up untuk berobat ke rumah sakit melintasi jalan yang rusak parah karena tidak ada kapal,”katanya.
Hal senada diakui St B Manihuruk (80), warga Dusun Hutaimbaru. Selama sebulan terakhir, dirinya terpaksa menumpangi mobil pick up tengah malam karena penyakitnya kambuh dan tak reda hanya dengan mengkonsumsi obat biasa yang dibeli dari apotek.
“Selama satu bulan terakhir saya tiga kali harus berobat ke Merek Situnggaling malam hari karena penyakit kambuh tengah malam. Karena tidak ada kapal dari Dusun Hutaimbaru ke Tongging agar bisa naik mobil minibus dari Tongging ke Merek Situnggaling, terpaksa saya dibawa menggunakan mobil pick up melewati jalan rusak berat sepanjang tiga kilometer,”katanya.
Menurut St B Manihuruk, saat ini dirinya dan siterinya yang sudah berusia 80-an jarang ke luar dari desa menggunakan transportasi darat akibat jalan yang rusak berat. Kalaupun terpaksa ke luar desa menggunakan mobil pick up, St B Manihuruk maupun isterinya harus duduk bangku depan.
![](https://medialintassumatera.net/wp-content/uploads/2024/08/0508FotoBupatiTinjauJalanDoloksilou.jpg)
Kecewa Berat
Warga Dusun Hutaimbaru, Nagori Ujungmariah, Silimakuta, Simalungun mengaku sangat kecewa terhadap Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Simalungun, Pemerintah Provinsi Sumut dan Pemerintah Pusat yang tak kunjung mengaspal jalan ke desa mereka hingga kini. Sejak dibangun 20 tahun silam, ruas jalan lingkar Danau Toba dari Nagori Bage – Dusun Hutaimbaru belum pernah diaspal.
“Beberapa kali kami mengajukan permintaan agar legislatif atau anggota DPR RI Daerah Pemilihan (Dapil) III Sumut, yakni Junimar Girsang mengusulkan pengaspalan jalan ke Dusun Hutaimbaru namun hingga kini belum ada tanggapan. Padahal Junimart Girsang sudah dua periode, 2014 – 2019 dan 2019 – 2024 jadi anggota DPR RI. Kami sangat kecewa,”kata beberapa warga Dusun Hutaimbaru dalam perbincangan di Koperasi Dusun Hutaimbaru, Sabtu (17/8/2024).
M Turnip mengatakan, warga Dusun Hutaimbaru kecewa berat karena para anggota DPRD Simalungun, DPRD Provinsi Sumut dan DPR RI yang dapilnya masuk Desa Ujungmariah, Pamatangsilimahuta, Simalungun tidak mendapat perhatian. Apalagi kualitas jalan di Tongging dan Sibolangut, Kabupaten Karo yang kontras berbeda saat ini.
Ruas jalan pesisir Danau Toba dari Merek Situnggaling – Tongging – Sibolangit saat ini cukup bagus,aspal mulus. Namun begitu memasuki wilayah Desa Ujungmariah, Kecamatan Pamatangsilimahuta, khususnya dari Bage ke Dusun Hutaimbaru, kerusakan jalan sangat parah dan belum pernah diaspal.
“Mereka (para wakil rakyat) itu hanya berjanji. Mereka sama sekali tidak merasakan penderitaan warga pesisir Danau Toba di Pamatangsilimahuta ini,”katanya ketus.
Sementara itu, St B Manihuruk mengatakan, para calon legislatif (caleg) DPRD Kabupaten Simalungun sudah beberapa kali membantu penimbunan dan pengerasan jalan Nagori Bage ke Dusun Hutaimbaru, Nagori Ujungmariah hingga ke Dusun Nagoripurba, Kecamatan Haranggaol – Horisan.
“Namun karena ruas jalan tersebut tidak diaspal dan sepanjang jalan tidak ada drainase, ruas jalan pun cepat rusak kembali. Ketika hujan turun, air dari perbukitan mengalir ke jalan hingga menghanyutkan atau menggerus timbunan batu dan pasir di badan jalan,”katanya.
Sementara itu, informasi yang dihimpun medialintassumatera.net (Matra) dalam perbincangan warga di Koperasi Dusun Hutaimbaru, pihak Pemkab Simalungun ditengarai mengalihkan dana pembangunan jalan Sirpang Bage – Dusun Hutaimbaru untuk perbaikan jalan ke wilayah Kecamatan Doloksilou, Kabupaten Simalunghun.
Menanggapi informasi itu, Kepala Dinas Komunikasi dan Informasi (Diskominfo) Kabupaten Simalungun, Andri Rahadian yang dihubungi medialintassumatera.net (Matra) melalui telepon di Pematangraya, Kabupaten Simalungun membantahnya.
Menurut Andri Rahadian, jalan lingkar Danau Toba di wilayah Ujungmariah, Pamatangsilimahuta, Simalungun berstatus jalan nasional. Karena itu perbaikannya menjadi tanggung jawab Pemerintah Pusat (Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan/PUPR).
“Sedangkan perbaikan jalan di Doloksilou, Simalungun yang merupakan jalan kabupaten merupakan tanggung jawab Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Simalungun. Perbaikan jalan Doloksilou yang dilakukan Pemkab Simalungun baru-baru ini sudah terencana sebelumnya. Jadi tidak benar dana perbaikan jalan pesisir Danau Toba, Nagori Ujungmatiah dialihkan ke Doloksilou,”ujarnya. (Matra/Radesman Saragih).