Helikopter Sinar Mas Grup melakukan pemadaman karhutla melalui udara dengan “water bombing” di lokasi karhutla, Desa Muaramedak, Kabupaten Muba, Provinsi Sumsel, sekitar empat kilometer dari perbatasan Jambi, Senin (29/7/2024). (Foto : Matra/PTWKS).

(Matra, Jambi) – Perusahaan kehutanan dan perkebunan kelapa sawit di Provinsi Jambi memiliki peran penting mencegah dan menanggulangi kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Banyaknya perusahaan kehutanan dan perkebunan kelapa sawit di Jambi bisa meredan karhutla jika seluruh perusahaan tidak ada yang melakukan pembakaran untuk pembersihan atau pembukaan lahan.

Kemudian perusahaan kehutanan dan perkebunan yang cukup banyak di Jambi menjadi modal penting menyiapkan personil, peralatan atau sarana dan prasaran serta strategi pencegahan dan penanggulangan karhutla. Perusahaan – perusahaan kehutanan dan perkebunan kelapa sawit di Jambi yang memang paling dekat dengan lokasi-lokasi kawasan hutan dan lahan yang rawan terbakar. Karena itu perusahaan kehutanan dan perkebunan kelapa sawit bisa menjadi pihak yang lebih terdepan melakukan deteksi dini, sosialisasi pencegahan dan penanggulangan karhutla.

Berdasarkan data Satuan Tugas (Satgas) Penanggulangan Karhutla Provinsi Jambi, saat ini ada 121 perusahaan kehutanan dan perkebunan kelapa sawit di Provinsi Jambi. Perusahaan kehutanan dan perkebunan kelapa sawit yang melakukan aktivitas di sekitar kawasan hutan dan lahan gambut di Kabupaten Muarojambi mencapai 36 perusahaan, Batanghari (18 perusahaan), Tanjungjabung Barat dan Tanjungjabung Timur masing-masing delapan perusahaan.

Jika seluruh peralatan, personil dan biaya seluruh perusahaan dikerahkan mencegah dan menanggulangi karhutla, karhutla di Jambi dipastikan bisa dikendalikan. Namun dalam kenyataan, hanya segelintir dari 121 perusahaan kehutanan dan perkebunan kelapa sawit di Provinsi Jambi yang memiliki komitmen mencegah dan menanggulangi saat ini. Padahal seluruh perusahaan perkebunan dan kehutanan di Jambi sudah menanda-tangani kesepakatan pencegahan dan penanggulangan karhutla medio Juli 2022.

Salah satu perusahaan kehutanan yang memiliki komitmen besar mencegah dan menanggulangi karhutla, yakni perusahaan hutan tanaman industri (HTI) PT Wirakarya Sakti (WKS). Sedangkan perusahaan-perusahaan perkebunan sawit di Jambi, termasuk perusahaan perkebunan pelat merah atau berstatus Badan Usaha Milik Negera (BUMN) belum memberikan perhatian penuh untuk pencegahan dan penanggulangan karhutla.

Kesepakatan seluruh perusahaan perkebunan dan kehutanan mengenai penanggulangan karhutla di Jambi, 14 Juli 2022. (Foto : Matra/Radesman Saragih).

Komitmen Penuh

Unsur pimpinan sekaligus juru bicara utama PT WKS Jambi, Kurniawan kepada medialintassumatera.net (Matra) di ruang kerjanya baru-baru ini mengakui, masih banyak perusahaan di Jambi, khususnya perusahaan perkebunan kelapa sawit yang belum menaruh perhatian penuh mencegah dan menanggulangi karhutla.

Perusahaan-perusahaan tersebut cukup sulit diajak koordinasi dan kerja sama mencegah dan menanggulangan karhutla, terkhusus terkait penyediaan sarana dan prasarana, personil maupun dana. Terkadang perusahaan-perusahaan tersebut bahkan tidak hadir bila diundang melakukan rapat koordinasi pencegahan dan penanggulangan karhutla. Kalau pun perwakilan perusahaan hadir rapat koordinasi penanggulangan karhutla, mereka mengirimkan staf yang tidak bisa mengambil keputusan.

Menurut Kurniawan, selama beberapa tahun terakhir pihak PT WKS dan Grup Sinar Mas yang lebih banyak berjuang mencegah dan menanggulangi karhutla di Jambi. Bahkan PT WKS hingga kini menjadi tulang punggung pencegahan dan penanggulangan karhutla. PT WKS yang juga masuk dalam Satgas Penanggulangan Karhutla Jambi mendukung penuh seluruh kegiatan satgas penanggulangan karhutla.

“Kami komitmen mencegah dan menanggulangi karhutla mencegah terjadinya bencana karhutla dan asap di Jambi seperti tahun 1997, 2015 dan 2019. Kemudian kami juga ingin menyelamatkan areal HTI dan aset-aset kami dari kebakaran hutan dan lahan,”katanya.

Dikatakan, selain menyediakan sarana dan prasarana dan dana yang besar, pihak PT WKS selama ini juga menyiapkan personil pemadaman karhutla yang cukup banyak. Perusahaan HTI tersebut juga secara rutin melakukan pelatihan-pelatihan petugas pemadamakan karhutla dan bencana lainnya.

Ribuan pasukan pemadam karhutla di lingkungan PT WKS yang berasal dari karyawan, tenaga honorer dan warga masyarakat yang tergabung dalam Regu Pemadam Kebakaran (RPK) PT WKS sudah mendapatkan sertifikat.

“Beberapa tahun terakhir, kami secara rutin melakukan pelatihan pasukan pemadaman karhutla. Mereka berasal dari karyawan, tenaga kontrak dan Masyarakat Peduli Api (MPA). Pelatihan MPA kita biayai sendiri dan mereka kita berikan honor. Selain itu, kita juga menyiapkan sarana dan prasarana yang lengkap pencegahan dan penanggulangan karhutla,”ujarnya.

Wakil Gubernur Jambi, H Abdullah Sani (kanan) pada Rakor Analisis Kebijakan Penanggulangan Kebakaran Hutan dan Lahan di Provinsi Jambi di Hotel BW Luxury, Kota Jambi, Kamis (25/7/2024). (Foto : Matra/DiskominfoJambi).

Antisipasi Dini

Kurniawan mengatakan, menghadapi musim kemarau tahun ini, PT WKS dan Grup Sinar Mas melakukan antisipasi dini karhutla. Upaya itu dilakukan melalui sosialisasi pencegahan karhutla di seluruh lokasi rawan karhutla sekitar areal HTI PT WKS. Kemudian PT WKS juga melakukan modifikasi cuaca hujan buatan mencegah terjadinya karhutla di kawasan hutan dan lahan rawan kebakaran di Jambi pertengahan Juni 2024.

Terkait, kesiapan dan upaya-upaya pencegahan karhutla yang dilakukan PT WKS sejak awal musim kemarau Juni hingga puncak musim kemarau Agustus ini, Kurniawan mengatakan, pihaknya sudah melakukan berbagai persiapan dan antisipasi karhutla sebelum Gubernur Jambi, Dr H Al Haris, SSos, MH menetapkan status Siaga Darurat Penanggulangan Karhutla di Provinsi Jambi dengan Surat Keputusan Gubernur Nomor 533 tahun 2024 19 Juli 2024.

Persiapan dan antisipasi karhutla tersebut antara lain, memberikan pelatihan pencegahan dan penanggulangan karhutla kepada seluruh karyawan dan masyarakat peduli api (MPA) binaan PT WKS. Kemudian melakukan sosialisasi pencegahan karhutla di kawasan – kawasan rawan karhutla dengan memasang spanduk.

pihaknya menyiapkan 25 pos komando (posko) karhutla. Kemudian menyiapkan Regu Pengendalian Kebakaran (RPK) inti atau dari unsur intern perusahaan sebanyak 266 orang, RPK dari unsur masyarakat 68 orang dan MPA 120 orang. Selain itu sekitar 2.060 orang karyawan dan pagawai kontrak (outsourcing) serta mitra kerja sekitar 3.468 orang.

Sedangkan sarana dan prasarana (sarpras) yang disiapkan PT WKS menghadapi kemarau dan ancaman karhutla, yakni helikopter dua unit, kapal dua unit, mobil pemadam kebakaran (20 unit), mobil patroli (20 unit), mesin pompa air (126 unit), drone (27 unit), CCTV (12 unit) dan menara pemantau (20 unit).

Kemudian seperangkat alta multimedia, radio komunikasi 264 unit, radio komunikasdi posko (29 unit), traktor (lima unit), sepeda motor trail (125 unit), tenda (52 unit), selang air pemadam kebakaran 2.315 unit dan peralatan lainnya.

Selain itu, lanjut Kurniawan, PT WKS juga membangun intake (lokasi penyedotan air) untuk pengadaan sumber air pemadaman karhutla. Intake tersebut memiliki kapasitas produksi air 825 ton/jam. Produksi air intake tersebut juga dibutuhkan melakukan pembasahan hutan dan lahan kering agar tidak mudah terbakar di musim kemarau ini. Satu lagi intake air tersebut berada di PT AFGA.

Dikatakan, pihak PT WKS juga membuat embung alami dan buatan di beberapa lokasi guna memperbanyak ketersediaan air yang setiap saat bisa digunakan memadamkan karhutla. Jumlah embung yang dbuat PT WKS mencapai 253 unit di beberapa lokasi rawan karhutla di sekitar perusahaan tersebut. PT WKS juga membangun menara-menara pemantau api guna mempermudah deteksi hotspot (titik api).

Kurniawan lebih lanjut mengatakan, PT WKS dan Grup Sinar Mas juga membantu pemadaman karhutla di daerah tetangga seperti dilakukan pada pemadaman karhutla di kawasan Desa Muaramedak, Kabupaten Musi Banyuasin (Muba), Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) 19 Juni – 1 Juli 2024. Dua unit helikopter Sinar Mas dikerahkan memadamkan karhutla di Muaramedak dengan melakukan water bombing (bom air).

“Kita juga tetap melakukan koordinasi dengan tim Satgas Penanggulangan Karhutla Jambi sepertu unsur TNI (Korem 042/Gapu Jambi), Polda Jambi, BPBD dan pihak terkait lainnya. Terkadang Satgas Karhutla Provinsi Jambi rapat di kantor WKS untuk memantapkan strategi penanggulangan karhutla,”katanya.

Inisiatif

Menurut Kurniawan, pihak PT WKS bersama Satgas Penanggulangan Karhutla Provinsi Jambi yang dipimpin Danrem 042/Garuda Putih (Gapu) Jambi, Brigjen Rachmad, SIP berinisiaf mencegah dan menaggglangi karhutla lebih dini, cepat dan proaktif agar Jambi jangan sampai dilanda karhutla. Karena itu sekecil apa pun potensi yang bisa memicu karhutla di Jambi harus diantisipasi dan dikendalikan lebih cepat, termasuk membantu pemadaman karhutla di daerah tetangga.

Sementara itu, Wakil Gubernur Jambi, Drs H Abdullah Sani, MPdI pada Rapat Koordinasi (Rakor) Analisis Kebijakan Penanggulangan Kebakaran Hutan dan Lahan di Provinsi Jambi di Hotel BW Luxury, Kota Jambi, Kamis (25/7/2024) menegaskan, pencegahan dan penanggulangan karhutla di Jambi harus dilakukan semaksimal mungkin karena Provinsi Jambi ditetapkan menjadi pilot project (proyek percontohan) penanggulangan karhutla.

Untuk itu, seluruh pihak terkait di Provinsi Jambi harus meningkatkan koordinasi dan kerja sama melakukan pencegahan dan penanggulangan karhutla lebih dini, lebih cepat dan proaktif. Hal itu penting agar Jambi tidak sampai dilanda karhutla memasuki puncak musim kemarau Agustus – September nanti.

Dijelaskan, Provinsi Jambi ditutupi lebih dari dua juta hektare atau 43 % kawasan hutan. Hal itu sesuai dengan Surat Keputusan (SK) Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Nomor 6613 Tahun 2021 tentang Perkembangan Pengukuhan Kawasan Hutan Provinsi Jambi sampai tahun 2020.

“Sedangkan tutupan lahan gambut di Provinsi Jambi mencapai 852 ha. Lahan gambut tersebut tersebar di empat kabupaten, yaitu Kabupaten Tanjungjabung Barat, Kabupaten Tanjungjabung Timur, Kabupaten Muarojambi dan Kabupaten Sarolangun,”katanya.

Secara terpisah, Manajer Komunikasi Komunitas Konservasi Indonesia (KKI) Warsi Sukmareni di Jambi, Rabu (7/8/2024) menjelaskan, beberapa kawasan lahan gambut di Jambi beberapa pekan ini terbakar. Kebakaran lahan gambut tersebut diduga akibat pembersihan dan pembukaan lahan perkebunan kelapa sawit.

Dijelaskan, berdasarkan pantauan KKI Warsi di lapangan sepekan terakhir, luas karhutla di areal penggunaan lain (APL) di Jambi sepekan ini mencapai 144 ha. Kemudian karhutla di konsesi perusahaan Restorasi Ekosistem wilayah Tebo mencapai 96 ha. Sedangkan karhutla di wilayah perizinan perkebunan kelapa sawit PT Bahana Karya Semesta di Sarolangun mencapai 53 ha.

Selain itu, karhutla di wilayah kerja PT Puri Hijau Lestari, Kabupaten Muarojambi sekitar 41 ha, di area PT Agro Tumbuh Gemilang Abadi di Tanjungjabung Timur (lima hektare) dan karhutla di sekitar areal kerja PT WKS Tanjungjabung Barat (18 ha).

Sukmareni menegaskan, pencegahan dan penanggulangan karhutla di Jambi harus diintensifkan menyusul luasanya areal hutan dna lahan yang rawan terbakar akibat kemarau. Kemudian tindakan spekulasi pembakaran yang dilakukan oknum-oknum tertentu untuk membuka lahan kebun sawit hendaknya diawasi dan ditindak tegas. (Matra/Radesman Saragih).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *