(Matra, Jambi) – Dinas instansi terkait di Provinsi Jambi belum melakukan persiapan secara maksimal mengendalikan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) memasuki puncak musim kemarau akhir Juli ini. Pos komando (posko) penanggulangan kebakaran hutan dan lahan (dalkarhutla) di Jambi belum seluruhnya berfungsi, padahal kebakaran hutan dan lahan di daerah itu sudah beberapa kali terjadi.
Pantauan medialintassumatera.net (Matra) di Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jambi, Telanaipura, Kota Jambi, Senin (29/7/2024), posko dalkarhutla di depan kantor BPBD tersebut belum berfungsi. Kondisi tersebut membuat pemantauan data atau informasi hotspot (titik api) dan ketersediaan sarana prasarana (sarpras) penanggulangan karhulta di BPBD Jambi belum bisa diperoleh. Padahal kebakaran lahan sudah terjadi di beberapa daerah di Provinsi Jambi saat ini.
Beberapa orang staf BPBD Provinsi Jambi mengatakan, pengaktifan posko dalkarhutla di Jambi masih dalam persiapan. Jumlah posko yang akan dibentuk BPBD Provinsi Jambi di beberapa kabupaten dan kota Jambi sebanyak 11 unit.
“Data-data hotspot, sarpras dan personil yang disiapkan menghadapi karhutla juga masih dipersiapkan. Kambi belum bisa memberikan data sarpras dan personil dalkarhutla. Silahkan hubungi Kepala BPBD Provinsi Jambi,”kata seorangstaf BPBD Provinsi Jambi.
Secara terpisah, Kepala BPBD Provinsi Jambi, H Bachyuni Deliansyah, SH, MH yang dihubungi medialintassumatera.net (Matra) menjelaskan, ratusan personil penanggulangan karhutla di Jambi kini siap diterjunkan ke lapangan. Sebagia pasukan pemadaman karhutla di beberapa kabupaten bahkan sudah terjun ke lapangan melakukan pemantauan dan pemadaman karhutla seperti di Sarolangun, Tebo dan Kota Jambi.
Dijelaskan, personil penanggulangan karhutla di Jambi berasal dari unsur, BPBD, Manggala Agni, TNI, POlri perusahaan dan relawan bencana. Sedangkan sarana dan prasarana karhutla di Jambi kini sudah disiapkan di setiap BPBD kabupaten.
“Kita juga kini sedang menunggu bantuan peralatan pemadaman karhutla dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), yakni helikopter. Bantuan helicopter tersebut sangat dibutuhkan melakukan operasi pemadaman karhutla melalui udara,”katanya.
Kurang Terkoordinir
Sementara itu, kesiapan penanggulangan karhutla di Provinsi Jambi saat ini juga belum terkoordinir. Baik itu koordinasi antar dinas instansi terkait maupun antara perusahaan-perusahaan perkebunan kelapa sawit dengan lembaga pemerintahan dan BPBD Jambi.
Pihak Badan Usaha Milik Negara (BUMN) perusahaan perkebunan kelapa sawit PTPN Jambi – Sumatera Barat (Sumbar) misalnya belum memiliki koordinasi yang baik mengantisipasi karhutla. Kemudian pusat data dan informasi karhutla di perusahaan tersebut juga tidak ada. Kondisi tersebut membuat kesiapan perusahaan pelat merah tersebut mengantisipasi karhutla kurang jelas.
“Kami tidak ada posko dan pusat data khusus mengantisipasi karhutla. Kesiapan menghadapi karhutla di PTPN VI Jambi – Sumbar ada di setiap unit atau wilayah kebun. Laporan kondisi dan sarana prasarana karhutla langsung disampaikan kepada Dinas Perkebunan Provinsi Jambi,”kata Staf Humas PTPN VI Jambi – Sumbar, Joniadi.
Sementara itu, Dinas Perkebunan Provinsi Jambi juga belum memiliki posko dan pusat data dan informasi khusus mengenai karhutla khusus. Karena itu kesiapan penanggulangan karhutla dari perusahaan-perusahaan perkebunan swasta dan BUMN yang dilaporkan ke Dinas Perkebunan Provinsi Jambi sulit diperoleh.
“Kami tidak bisa mengeluarkan data dan informasi kesiapan sarana dan prasarana serta personil karhutla dari seluruh perusahaan perkebunan swasta yang dilaporkan ke Dinas Perkebunan Jambi. Kepala bidang yang menangani hal tersebut juga ada kegiatan lain,”kata seorang staf pegawai Dinas Perkebunan Provinsi Jambi.
Kebakaran
Sementara itu, informasi yang dihimpun medialintassumatera.net (Matra) di lapangan, kasus karhutla sepekan terakhir terjadi di beberapa lokasi. Di antaranya kebakaran lahan perkebunan kelapa sawit dan semak belukar sekitar 40 hektare (ha) di Desa Lubuk Kepayang, Kecamatan Air Hitam, Kabupaten Sarolangun, Provinsi Jambi pekan lalu. Kemudian kebakaran lahan sekitar satu hektare di Desa Tingting, Kecamatan Batin VIII, Sarolangun.
Kepala BPBD Sarolangun, Solahudin Nofri didampingi Kepala Manggala Agni Daops Sumatera XIII Sarolangun M Hakim mengatakan, Satuan Tugas (Satgas) Karhutla Sarolangun dari TNI, Polri, Manggala Agni, BPBD dan masyarakat sudah berhasil memadamkan lahan perkebunan kelapa sawit dan semak belukar di kedua desa.
“Pendinginan areal bekas kebakaran juga dilakukan selama tiga hari pekan lalu mencegah munculnya kembali kebakaran di lahan tersebut,”ujarnya.
Kemudian sekitar 10 ha lahan gambut di Kelurahan Sijenjang, Jambi Timur, Kota Jambi terbakar pekan lalu. Kebakaran lahan tersebut diduga dilakukan secara sengaja untuk membuka lahan pertanian. (Matra/RS).