Jurnalis Trans 7, M Nugroho (kanan) memberikan pembekalan kepada peserta “Advocacy” dan Penguatan “Content Creator” Medsos dan Jurnalistik Bidang Kelapa Sawit Provinsi Jambi di Hotel Aston, Kota Jambi, Senin (15/7/2024). (Foto : Matra/Elaeis).

(Matra, Jambi) – Citra perkebunan dan industri pengolahan kelapa sawit masih sering kurang baik di mata masyarakat dunia, khususnya pencinta lingkungan. Citra buruk industri perkebunan kelapa sawit tersebut muncul menyusul menyebarnya informasi secara luas mengenai dampak pembangunan perkebunan kelapa sawit terhadap kelestarian hutan dan pencemaran lingkungan.

Untuk mengubah citra buruk tersebut sangat dibutuhkan penyebaran informasi – informasi positif tentang perkebunan dan industri kelapa sawit. Informasi tentang perkebunan dan industri kelapa sawit yang perlu disebarkan secara luas bukan hanya tentang program-program pelesatarian lingkungan di tengah pesatnya perkebunan kelapa sawit.

Manfaat perkebunan dan industri kelapa sawit terhadap ekonomi negara, daerah dan masyarakat juga perlu disebar-luaskan. Kemudian tata kelola dan tata niaga industri perkebunan kelapa swit juga perlu disebar-luaskan agar penghasilan petani, daerah dan negara dari produk sawit bisa meningkat.

Guna meningkatkan publikasi perkebunan dan industri kelapa sawit di tengah pesatnya teknologi informasi dan digitalisasi saat ini tentunya dibutuhkan figur-figur atau orang yang memiliki keahlian di bidang pembuatan tayangan video, gambar dan narasi atau content creator (pembuat konten) maupun jurnalis di bidang perkebunan dan industri kelapa sawit.

Content creator dan jurnalis yang dinilai lebih memiliki kepekaan tentang perbaikan citra perkebunan kelapa sawit sekaligus peningkatan industri kelapa sawit tersebut berasal dari putra-putri petani sawit sendiri. Baik yang berstatus mahasiswa, jurnalis maupun pegiat media sosial (medsos).

Antusiasme peserta mengikuti “Advocacy” dan Penguatan “Content Creator” Medsos dan Jurnalistik Bidang Kelapa Sawit Provinsi Jambi di Hotel Aston, Kota Jambi, Senin (15/7/2024). (Foto : Matra/Elaeis).

Pelatihan

Untuk melahirkan content-content creator mumpuni di bidang perkebunan dan industri kelapa sawit tersebut, Elaeis Media Group (EMG) bekerja sama dengan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) menggelar Advocacy (Pelatihan) dan Penguatan Content Creator (Pembuat Konten) Media Sosial (Medsos) dan Jurnalistik Bidang Kelapa Sawit Provinsi Jambi di Hotel Aston, Kota Jambi, Senin – Selasa (15 – 16/7/2024).

Pelatihan conten creator dan jurnalistik tersebut diikuti sekbanyak 50 orang peserta. Pelatihan tersebut menampilkan pembicara di bidang perkebunan dan industri kelapa sawit, yakni Drs H Usman Ermulan, MM yang merupakan mantan Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Provinsi Jambi, mantan mantan Bupati Tanjungjabung Barat dua periode dan mantan Anggota DPR RI tiga periode. Usman Ermulan mengupas masalah hambatan-hambatan dan prospek perkebunan dan industri kelapa sawit di Jambi.

Kemudian pelatihan content creator dan juralistik tersebut juga menampilkan, jurnalis Trans 7, M Nugroho, jurnalis senior, Asriyadi dan Direktur Eksekutif (Chief Executive Officer/CEO) Elaeis Media Group, Abdul Aziz. M Nugroho dan Asriyadi mengupas banyak tentang teknik peliputan dan pembuatan content berita yang baik, menarik dan profesional. Pelatihan itu dibuka

Setelah mendapatkan pembekalan secara teoritis mengenai pembuatan content dan jurnalistik di Hotel Aston, Kota Jambi, Senin (15/7/2024), para peserta langsung diterjunkan ke lapangan melakukan praktik pembuatan contend an liputan jurnalistik mengenai perkebunan dan industri kelapa sawit, Selasa (16/7/2024). Lokasi praktik yang dipilih, yakni perkebunan kelapa sawit, Kebun Bunut milik PTPN IV Regional 4.

Ketua Panitia Advocacy dan Penguatan Conten Creator Media Soaial dan Jurnalistik Bidang Perkebunan Kelapa Sawit tersebut, Warsito mengatakan, pelatihan conten creator dan jurnalistik tersebut dimaksudkan meningkatkan kualitas dan penguatan tentang proses produksi berita, baik tulisan maupun video untuk tayang di media sosial yang setara dengan standar penyiaran.

“Pelatihan ini juga diharapkan menghasilkan content creator yang mampu memproduksi konten menarik tentang sawit, serta memiliki strategi pemasaran hasil karya konten yang ampuh,”ujarnya.

Menurut Warsito, melalui Advocacy dan Penguatan Content Creator dan Jurnalistik Bidang Perkebunan Sawit tersebut, para peserta dapat merubah mindset (pola piker) dan mendapat metode berpikir baru memandang sawit melalui publikasi edukatif hasil karya jurnalistik dan konten kreator.

“Hingga kini sawit sangat signifikan (penting) membantu hajat hidup orang banyak. Kiranya putra-putri petani, mahasiswa, konten kreator yang menjadi peserta pelatihan ini dapat melahirkan karya yang edukatif dan menyuarakan lebih luas tentang sawit di Provinsi Jambi,”katanya.

Apresiasi

Sementara itu, Staf Ahli Gubernur Jambi, Muktamar Hamdi pada kesmepatan tersebut mengatakan, publikasi positif mengenai perkebunan kelapa sawit sangat dibutuhkan pemerintah daerah, termasuk Provinsi Jambi yang merupakan salah satu penghasil sawit terbesar di Indonesia.

Dikatakan, sebagai penghasil sawit terbesar di dunia, sektor kelapa sawit sering menjadi bumerang bagi masyarakat, pengusaha dan pemerintah karena menyebarnya informasi negatif tentang perkebunan kelapa sawit. Hal tersebut disebabkan ketidak – pahaman berbagai pihak tentang perkebunan kelapa sawit.

“Nah, melalui peningkatan publikasi yang positif mengenai perkebunan kelapa sawit ini, baik melalui tayangan di media sosial dan karya jurnalistik, citra buruk perkebunan sawit bisa diperbaiki. Dengan demikian bomerang atau hambatan pembangunan perkebunan sawit sebagai sektor strategis dan vital bisa dihilangkan,”katanya.

Dikatakan, permasalahan perkebunan dan industri kelapa sawit di Jambi yang bisa diliput dan ditayangkan para peserta pelatihan content creator dan juranilstik tersebut antara lain, produktivitas kelapa sawit yang rendah, perdagangan internasional di bidang sawit yang tidak fair.

“Jurnalistik adalah upaya yang mulia mensosialisasikan pembangunan berkelanjutan di sektor perkebunan sawit. Kemudian jurnalistik juga bisa mengangkat perkebunan kelapa sawit sebagai penopang perekonomian masyarakat, daerah dan negara serta memberikan edukasi mengenai urgensi (pentingnya) kelapa sawit di era masa kini.

Sementara itu, Usman Ermulan pada kesempatan tersebut mengajak para peserta pelatihan perpikir dan persikap kritis menyajikan liputan-liputan mengenai perkembangan perkebunan dan industri kelapa sawit. Para peserta pelatihan juga perlu bersikap proaktif menghasilkan karya publikasi guna mengawal segala tindak-tanduk pemerintah membanguan perkebunan dan industri kelapa sawit yang dibiayai negara.

“Mari kritis terhadap pemerintah. Bisa lewat konten yang berkualitas, tulisan yang tajam atau aksi demontrasi. Jangan takut untuk menyampaikan aspirasi rakyat. Hal itu penting karena persoalan kelapa sawit di Provinsi Jambi saat ini masih berlarut-larut. Namun sayangnya masyarakat, mahasiswa hingga jurnalis juga tidak kritis menyampaikan kebenaran kepada pemangku kebijakan,”katanya.

Dikatakan, pemerintah dan pemangku kepentingan dibiayai oleh uang rakyat mengembangkan pembangunan perkebunan kelapa sawit, termasuk tata kelola dan tata niaga sawit. Karena itu mereka harus bertanggung jawab menyelesaikan persoalan sawit yang sangat kompleks di Jambi. Hal itu penting guna menghasilkan perubahan dan kesejahteraan bagi masyarakat.

Sementara, jurnalis Trans 7 M Nugroho dan Asriyadi pada kesempatan tersebut mengatakan, pembuatan content dan karya jurnalistik mengenai perkebunan dan industri kelapa sawit harus tetap memenuhi prinsip-prinsip dan etika jurnalistik. Liputan content creator dan jurnalistik bidang perkebunan yang ditayangkan (disiarkan) di media sosial maupun media massa harus tetap akurat, faktual, berimbang, jujur, independen, professional.

Kemudian liputan content creator dan karya jurnalistik di bidang perkebunan kelapa sawit juga harus tetap beretika atau tidak bersifat hoax (berita bohong), tidak bernuansa Suku, Agama, Ras dan Agama (SARA), tidak plagiat (menjiplak karya orang lain) dan tidak bersifat tendensius atau memojokkan pihak tertentu. (Matra/Radesman Saragih).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *