Wakil Gubernur Jambi, H Abdullah Sani (dua dari kanan) menyerahkan santunan kepada para anak yatim di Masjid Raya AT-Taqwa Parit Tomo, Desa Mekarjaya, Kecamatan Betara, Kabupaten Tanjungjabung Barat (Tanjabbar), Provinsi Jambi, Selasa (9/7/2024). (Foto : Matra/DiskominfoJambi).

(Matra, Tanjabbar) – Anak-anak yatim – piatu di Provinsi Jambi perlu mendapatkan perhatian serius guna mempersiapkan mereka menggapai kemandirian hidup di masa dewasa. Anak-anak yatim perlu mendapatkan pendidikan, pelatihan keterampilan, pembinaan karakter dan pembekalan kerohanian agar mereka siap terjun menjalani hidup di tengah masyarakat.

Demikian diungkapkan Wakil Gubernur Jambi, Drs H Abdullah Sani, MPdI ketika menghadiri peringatan Tahun Baru Islam 1 Muharram 1446 H di Masjid Raya AT-Taqwa Parit Tomo, Desa Mekarjaya, Kecamatan Betara, Kabupaten Tanjungjabung Barat (Tanjabbar), Provinsi Jambi, Selasa (9/7/2024).

Pada kesempatan itu Abdullah Sani menyerahkan bantuan sosial kepada 175 orang anak yatim-piatu se-Kecamatan Betara. Anak yatim – piatu tersebut berasal dari beberapa kelurahan dan desa, yakni Kelurahan Mekarjaya, Desa Bungatanjung, Lubuk Terentang, Makmurjaya dan Mandalajaya. Kemudian Desa Muntialo, Pematangbuluh, Pematanglumut, Serdangjaya, Sungaiterap, Telukkulbi dan Terjungajah.

Abdullah Sani mengatakan, perayaan Tahun Baru Hijriah bukanlah sekadar momen untuk mengganti angka tahun dalam kalender. Tahun Baru Hijriah merupakan kesempatan berharga untuk merenung, merefleksikan diri dan meningkatkan kepedulian sosial.

“Melalui peringatan Tahun Baru Hijriah ini, saya mengajak jamaah yang hadir untuk memperbanyak amalan-amalan ibadah. Di antaranya berpuasa dan memberikan bantuan kepada orang-orang yang kurang mampu, termasuk anak yatim piatu,”katanya.

Menurut Abdullah Sani, puasa Muharram dapat dilakukan dengan beberapa pilihan. Pertama, berpuasa tiga hari, sehari sebelumnya dan sehari sesudahnya, yaitu puasa tanggal 9, 10, dan 11 Muharram. Kedua, berpuasa pada hari itu dan satu hari sesudah atau sebelumnya, yaitu puasa tanggal 9 dan 10, atau 10 dan 11. Ketiga, puasa pada tanggal 10 saja.

“Mudah-mudahan Allah panjangkan umur kita menjadi yang terbaik yang diisi dengan kebaikan amal-amalan, bukan Allah panjangkan umur kita yang diisi dengan keburukan,”katanya.

Dikatakan, di antara dua belas bulan dalam kalender Hijriah, ada empat bulan yang disebut “Asyhurul Hurum” atau bulan yang haram, yakni bulan Zulkaidah, Zulhijjah, Muharram, dan Rajab. Bulan-bulan tersebut memiliki kemuliaan. Di antaranya Allah mengharamkan umat Islam melakukan perbuatan yang dilarang, kecuali diserang oleh orang-orang kafir.

“Bulan Muharram merupakan bulan yang istimewa karena menjadi bulan awal dalam sistem penanggalan Hijriah. Oleh karena itu, tidak heran jika bulan ini memiliki banyak keistimewaan,”ujarnya.
Sementara itu, Camat Betara Nasrun, SE mengatakan, bulan Muharram sebaiknya diisi dengan menginstrospeksi diri dan memperbanyak sedekah santunan kepada anak yatim piatu.

“Memasuki bulan Muharram ini, mari kita memperbanyak muhasabah instrospeksi diri. Kemudian juga memperbanyak santunan anak yatim. Mudah-mudahan bulan ini menjadi bulan penuh berkah bagi kita semua,”katanya. (Matra/AdeSM/WA).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *