Ketua TP PKK Provinsi Jambi, Hj Hesnidar Haris seusai menerima penghargaan  Manggala Karya Kencana pada malam Gala Dinner Harganas di Merapi Grand Ballroom PRPP, Kota Semarang, Jateng, Jumat (28/9/2024) malam. (Foto : Matra/DiskominfoJambi).

(Matra, Semarang) – Tim Penggerak (TP) Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Provinsi Jambi dinilai memiliki peran penting menurunkan kasus stunting (gangguan pertumbuhan anak akibat kurang gizi) hingga 8,5 % selama tiga tahun terakhir. Karena itu Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Pusat menganugerahkan penghargaan Manggala Karya Kencana kepada Ketua TP PKK Provinsi Jambi, Hj Hesnidar Haris.

Penghargaan bidang pembangunan kependudukan tersebut diserahkan Kepala BKKBN Pusat, DR (HC) dr Hasto Wardoyo, SpOG (K) kepada Ketua TP PKK Provinsi Jambi, Hj Hesnidar Haris pada malam Gala Dinner Hari Keluarga Nasional (Harganas) Tahun 2024 di Merapi Grand Ballroom PRPP, Kota Semarang, Provinsi Jawa Tengah (Jateng), Jumat (28/9/2024) malam. Penghargaan serupa juga diberikan kepada Gubernur Jambi, Dr H Al Haris, SSos, MH, beberapa kepala daerah dan TP PKK daerah lain di Indonesia.

Menurut Hj Hesnidar Haris, prevalensi (tingkat atau persentase penderita) stunting di Provinsi Jambi hingga Juni ini berada pada angka 13,3 % atau turun 8,5 % dibandingkan kasus stunting di Jambi sekitar 21,8 % tahun 2021. Penurunan stunting tersebut hampir mencapai target penurunan stunting di Jambi 12 % tahun ini. Angka stunting di Jambi tersebut sudah berada di bawah angka stunting tingkat nasional sekitar 14 %.

Dikatakan, Provinsi Jambi berhasil mempercepat penurunan kasus stunting berkat kerja sama seluruh pihak melakukan berbagai program pencegahan dan penanggulangan masalah stunting. Sa;lah satu di antarnya melalui program bapak asuh yang memberikan asupan makanan bergizi kepada anak-anak penderita stunting dan ibu-ibu hamil berisiko stunting.

Hj Hesnidar Haris mengharapkan program penangggulangan masalah stunting di Jambi bisa dilakukan semakin baik guna menjadikan Jambi zero (nihil) kasus stunting. Percepatan penurunan stunting juga penting guna meningkatkan generasi muda berkualitas.

“Jadi, penghargaan ini kami harapkan bisa memberikan motivasi bagi kami untuk terus meningkatkan kinerja dan komitmen membangun keluarga yang berkualitas, meningkatkan peran perempuan dalam pembangunan serta menurunkan angka stunting di Provinsi Jambi,”katanya.

Hj Hesnidar Haris juga meminta seluruh kader-kader PKK dan kader Pos Pelayanan Kesehatan Terpadu (Posyandu) di Provinsi Jambi, baik di tingkat kabupaten/kota, kecamatan sampai ke desa, lebih giat lagi bekerja mencegah dan mengatasi stunting.

Ketua TP PKK Provinsi Jambi, Hj Hesnidar Haris (tiga dari kanan) malam Gala Dinner Harganas di Merapi Grand Ballroom PRPP, Kota Semarang, Provinsi Jateng, Jumat (28/9/2024) malam. (Foto : Matra/DiskominfoJambi).

Penghargaan Kabupaten

Menurut Hj Hesnidar Haris, pemberian penghargaan pembangunan kependudukan tersebut didasarkan pada Surat Keputusan (SK) Kepala BKKBN Nomor 100/Kep/G2/2024 tentang penerima Penghargaan Manggala Karya Kencana, Wira Karya Kencana, Dharma Karya Kencana dan Cipta Karya Kencana Tahun 2024.

Berdasarkan SK tersebut, selain Gubernur Jambi dan Ketua TP PKK Provinsi Jambi, beberapa bupati dan TP PKK kabupaten di Jambi juga menerima penghargaan kependudukan tersebut. Bupati Tanjungjabung Barat, Drs H Anwar Sadat, MAg dan Ketua TP PKK Tanjungjabung Barat, Hj Faadah Sadat menerima penghargaan kategori Manggala Karya Kencana.

Kemudian katagori pravelensi stunting terendah diraih Kabupaten Sarolangun dan Kota Sungai Penuh. Sedangkan katagori penurunan prevalensi stunting tertinggi diraih Kabupaten Kerinci dan Kabupaten Batanghari.

Sementara itu, Kepala BKKBN Pusat, Hasto Wardoyo pada kesempatan tersebut mengatakan, upaya dan strategi yang dilakukan dalam penanggulangan stunting dapat difokuskan pada pencegahan terjadinya stunting baru. Namun upaya tersebut tetap disertai dengan peningkatan intervensi pada anak stunting. Kemudian penanggulangan stunting juga perlu diarahkan pada berbagai intervensi kebijakan pada hal-hal yang mempunyai daya ungkit tinggi.

Dikatakan, berdasarkan data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2024, selama 10 tahun terakhir terjadi penurunan prevalensi stunting di Indonesia hingga 21,5 %. Penurunan kasus stunting di Indonesia tahun 2023 hanya 0,1 % dibandingkan tahun 2022 sekitar 21,6 %. Namun perlu diperhatikan juga bahwa terjadi penurunan jumlah Keluarga Risiko Stunting (KRS) di tahun 2023 dari angka 21,9 juta KRS menjadi 11,89 KRS.

“Pencapaian target penurunan prevalensi stunting merupakan kerja bersama lintas lembaga dan sektor. Jadi masih diperlukan langkah- langkah strategis dan terintegrasi menurunkan kasus stunting di Indonesia,”katanya. (Matra/AdeSM/SW).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *