Ketua TP PKK Muarojambi, Nyai Habibah Najmi memberikan pencerahan pada Rembuk Stunting Muarojambi 2024 di Desa Lopakalai, Kecamatan Kumpeh Ulu, Kabupaten Muarojambi, Provinsi Jambi, Kamis (27/6/2024). (Foto : Matra/DiskominfoJambi).

(Matra, Muarojambi) – Kasus stunting (gangguan pertumbuhan anak akibat kurang gizi) di Kabupaten Muarojambi berhasil diturunkan hingga 15,2 % selama tiga tahun terakhir. Hingga tahun 2023, prevalensi (persentase) kasus stunting di Muarojambi sudah mencapai 12 %. Angka stunting di Muarojambi tersebut berada di bawah angka kasus stunting nasional sekitar 14 %.

Hal tersebut diungkapkan Ketua Tim Penggerak (TP) Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Kabupaten Muarojambi, Nyai Habibah Najmi, SE pada Rembuk Stunting Muarojambi 2024 di Desa Lopakalai, Kecamatan Kumpeh Ulu, Kabupaten Muarojambi, Kamis (27/6/2024). Kegiatan tersebut turut dihadiri Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kabupaten Muarojambi dan para ibu-ibu PKK Desa Lopakalai.

Nyai Habibah Najmi, berdasarkan laporan Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2021, prevalensi (persentase) anak balita yang mengalami stunting di Kabupaten Muarojambi mencapai 27,2 % atau prevalensi stunting tertinggi dari 11 Kabupaten/kota se-Provinsi Jambi. Melalui percepatan penurunan stunting, kasus stunting di Muarojambi pun bisa diturunkan secara signifikan.

Dijelaskan, sesuai hasil studi Survei Kesehatan Indonesia (SKI) tahun 2023, terjadi penurunan angka prevalensi stunting Kabupaten Muarojambi menjadi 12 %. Hal ini membuktikan komitmen Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Muarojambi terus berupaya secara bertahap mempercepat penurunan stunting di bawah target nasional 14% tahun 2024.

Menurut Nyai Habibah Najmi, berdasarkan aplikasi elektronik pencatatan dan pelaporan gizi berbasis masyarakat E-PPGBM, angka stunting di Desa Lopakalai ditemukan dua kasus anak stunting. Kasus stunting di Desa Lopakalai ini perlu mendapat penanganan serius.

“Inilah manfat yang bisa kita petik melalui rembuk stunting ini. Kita mengetahui data-data kasus stunting dan bisa segera melakukan penanganan,”ujarnya.

Dikatakn, Rembik Stunting di Desa Lopakalai tersebut merupakan bagian dari upaya pemerintah daerah di Muarojambi menekan angka stunting. Rembuk stunting bertajuk “Cegah Stunting (Kerdil) Itu Penting, Cukupi Gizi, Lengkapi Imunisasi dan Sanitasi”.

Nyai Habibah Najmi mengatakan, rembuk stunting merupakan bagian dari program nasional untuk menurunkan angka stunting di Indonesia. Penurunan kasus stunting tersebut menjadi salah satu prioritas utama pemerintah. Percepatan penurunan stunting bisa berjalan baik jika mendapat dukungan dan partisipasi berbagai pihak.

“Target penurunan angka stunting dapat tercapai jika semua pihak bekerja sama, saling mendukung dan berpartisipasi. Hal itulah yang kita harapkan bisa dilakukan di Muarojambi,”katanya.

Selaku Pembina Posyandu Kabupaten Muarojambi, kata Nyai Habibah Najmi, dirinya mengapresiasi pelaksanaan rembuk stunting tingkat desa tersebut. Hasil rembuk stunting tersebut diharapkan bisa dilaksanakan menurunkan kasus stunting di Desa Lopakalai.

“Momentum rembuk stunting ini kita jadikan sebagai bukti nyata bahwa Kabupaten Muarojambi peduli terhadap kesehatan anak-anaknya. Saya mengajak seluruh warga aktif menginformasikan dan mendukung program ini,”ujarnya.

Nyai Habibah Najmi mengatakan, selaku Ketua TP PKK Kabupaten Muarojambi, stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada anak balita kekurangan gizi kronis terutama pada 1.000 hari pertama. Anak yang mengalami stunting juga memperngaruhi perkembangan otak anak dan memiliki resiko tinggi menderita penyakit di masa remaja.

Menurut Nyai Habibah Najmi, seluruh elemen masyarakat hendaknya memahami betapa pentingnya kesehatan anak – anak bagi pembangunan yang berkelanjutan. Melalui progran imunisasi dan pemberian bizi cukup, pemerintah dan masyarakat berinvestasi guna mempersiapkan masa depan anak-anak.

“Kita harus benar-benar berupaya memberikan perlindungan kepada anak-anak agar mereka terhindar dari penyakit yang dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan mereka,”katanya. (Matra/AdeSM/DM).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *