(Matra, Jakarta) – Jaksa Agung, Prof Dr H Sanitiar (ST) Burhanuddin, SH, MM menyerahkan bantuan sebanyak 39 ekor hewan kurban kepada warga masyarakat sekitar menyambut hari raya Haji atau Idul Adha 1445 Hijriah (H)/2024 di halaman gedung utama Kejaksaan Agung, Jakarta, Jumat (14/6/2024). Hewan kurban bantuan Kejaksaan Agung tersebut sebanyak 36 ekor sapi dan tiga ekor kambing.
Penyerahan hewan kurban tersebut turut dihadiri Wakil Jaksa Agung, Dr Sunarta, para Jaksa Agung Muda, Kepala Badan Pendidikan dan Pelatihan Kejaksaan RI, Para Staf Ahli Jaksa Agung dan unsur pimpinan Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta.
ST Burhanuddin pada kesempatan tersebut mengatakan, perayaan Idul Adha merupakan momen mewujudkan pengorbanan sebagai media mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu Wata’ala. Perintah berkurban diturunkan dalam Firman-Nya pada Al-Qur’an Surat Al-Kautsar Ayat 2 yang memerintahkan kepada umat muslim untuk menjalankan salat karena Allah Subhanahu Wata’ala dan perintah melaksanakan kurban.
“Secara syari’at, kurban adalah kewajiban menyembelih hewan ternak yang memenuhi syarat tertentu bagi yang mampu sebagai bagian dari syiar Islam. Namun penyembelihan hewan kurban tidak semata sebagai ritual simbolik belaka untuk menggugurkan kewajiban bagi yang mampu untuk berbagi daging hewan kurban kepada orang-orang yang berhak,”ujarnya.
Dikatakan, berkurban memiliki nilai-nilai spiritual, sosial dan kemanusiaan yang mendalam. Hal itu Nampak ketika umat muslim berkurban. Salah satu aspek utama dari ibadah kurban, yaitu pengorbanan. Ketika seseorang memilih menyembelih hewan kurban berarti ia mengorbankan sebagian dari harta yang telah diberikan Allah Subhanahu Wata’ala kepadanya. Hal tersebut mencerminkan ketaatan dan kepatuhan kepada perintah Allah Subhanahu Wata’ala serta rasa syukur atas segala karunia-Nya.
Nilai Solidaritas
Selain pengorbanan, lanjut ST Burhanuddin, ibadah kurban juga mengajarkan nilai solidaritas dan kepedulian sosial. Dengan membagikan daging kurban kepada yang membutuhkan maka menjadi pengingat bagi kita akan pentingnya berbagi rezeki dengan sesama.
Menurut ST Burhanuddin, berkurban juga menjadi cerminan tentang pentingnya memperhatikan kaum lemah dan mendorong terciptanya keadilan sosial dalam masyarakat. Maka berkurban tidak hanya menjadi sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu Wata’ala tetapi juga mempererat tali persaudaraan antar sesama umat manusia.
“Meskipun penyembelihan hewan kurban terasa berat dan menyakitkan secara emosional bagi sebagian orang, namun dalam melaksanakan tugas tersebut diharapkan dapat dilakukan dengan keteguhan hati yang tulus. Hal ini dapat memberikan pelajaran hidup bagi kita agar dapat meningkatkan pengendalian diri dan ketabahan dalam melalui segala ujian,”tambahnya.
Dijelaskan, ibadah kurban yang dilakukan muslimin mempunyai dua dimensi pokok, yaitu dimensi vertikal atau hubungan dengan Allah Subhanahu Wata’ala sebagai landasan iman dan takwa. Kemudian dimensi horizontal atau hubungan dengan sesama manusia sebagai bentuk nyata hubungan sosialnya.
“Mari, melalui ibadah berkurban segenap umat Islam yang ada di Kejaksaan Republik Indonesia lebih mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu Wata’ala sekaligus menumbuhkan rasa rela berkorban untuk bangsa dan negara, khususnya bagi Institusi Kejaksaan Republik Indonesia,”ujarnya. (Matra/AdeSM/PKA).