(Matra, Pematangsiantar) – Suasana Kota Pematangsiantar, Provinsi Sumatera Utara (Sumut) yang selama ini nyaman, aman dan damai berubah menegangkan dan menakutkan. Warga kota toleransi itu takut ke luar rumah di malam hari menyusul keganasan geng motor alias begal.
Selama sepekan terakhir, dua orang tewas menjadi korban geng motor di Kota Pematangsiantar. Kedua korban geng motor tersebut, Galang Pradana (17) dan Muhammad Hanafi (17), pemuda asal Kabupaten Asahan, Sumut. Mereka diserang geng motor ketika melintas di Kota Pematangsiantar menuju Kota Wisata Parapat, Danau Toba, Kabupaten Simalungun, baru-baru ini. Jenazah kedua korban ditemukan di sebuah sungai di Kota Pematangsiantar.
Menyikapi keganasan aksi geng motor tersebut, Wali Kota Pematangsiantar, dr Hj Susanti Dewayani, SpaA pun langsung mengambil langkah cepat. Salah satu langkah tersebut mengerahkan aparatur keamanan dari Satuan Polisi Pamongpraja (Satpol PP) dan Polres Kota Pematangsiantar melakukan patroli rutin di malam hari dan mengamankan para remaja yang keluyuran malam hari.
Selain itu, Pemerintah Kota (Pemkot) Pematangsiantar juga mengadakan diskusi khusus dengan berbagai pihak, Focus Group Discussion (FGD) membahas pencegahan dan penanggulangan masalah Tawuran, Geng Motor (Begal) dan Kenakalan Remaja Kota Pematangsiantar di gedung serba guna Pemkot Pematangsiantar, Sumut, baru-baru ini.
FGD ratusan kepala sekolah Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA)/sederajat se-Kota Pematangsiantar. Turut hadir memberikan pencerahan pada kesempatan itu, Wali Kota Pematangsiantar, dr Hj Susanti Dewayani, SPA dan Kapolres Pematangsiantar, Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Yogen Heroes Baruno, SH, SIK.
Kemudian tampil juga memberikan pencerahan, Sekretaris Dinas Pendidikan Kota Pematangsiantar, Simon Tarigan, SPd, MSi, akademisi dari STIE Sultan Agung, Dr Marisi Butar-butar, SE, MM, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Pematangsiantar, Drs HM Ali Lubis, Kepala Cabang Dinas (Kacabdis) Wilayah VI Sumut, Drs R Zuhri Bintang, MAP dan Rektor Universitas Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) Nommensen Kota Pematangsiantar, Dr Muktar Panjaitan.
Tindak Tegas
Susanti Dewayani pada kesempatan tersebut mengatakan, pihaknya bersikap tegas menyikapi maraknya aksi geng motor dan begal di Kota Pematangsiantar sejak akhir Mei lalu. Pemkot Pematangsiantar melalui Dinas Pendidikan Kota Pematangsiantar melakukan upaya pencegahan aksi geng motor dengan Menerbitkan Keputusan Wali Kota Pematangsiantar Nomor: 001/400.3/635/IV/2024 tentang Satuan Tugas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan di Lingkungan Satuan Pendidikan.
Tim Patroli Dinas Pendidikan Kota Pematangsiantar dikerahkan melaksanakan patroli terpadu, khususnya pada jam belajar sekolah serta malam hari. Patroli juga melibatkan petugas organisasi perangkat dinas (OPD) terkait, terutama Satpol PP Kota Pematangsiantar.
Kemudian pelajar yang terjaring patroli terpadu akan diserahkan kepada Satuan Tugas (Satgas) Pencegahan dan Penanganan Kekerasan di Lingkungan Satuan Pendidikan Kota Pematangsiantar. Satgas akan melakukan penanaganan dan pembinaan khusus terhadap para pelajar yang terjaring patrol terpadu tersebut. Kemudian, satuan pendidikan wajib menggalakkan kegiatan ekstrakurikuler, khususnya kegiatan olahraga, seni dan peningkatan karakter siswa di sekolah.
“Kami juga mengajak seluruh komponen masyarakat Kota Pematangsiantar untuk bergandengan tangan, bersinergi dan saling mendukung untuk menekan kenakalan remaja sehingga Kota Pematangsiantar tetap terjaga kondusivitasnya,”ujarnya.
Dikatakan, pelajar atau remaja merupakan usia yang sangat rentan terpengaruh tindakan-tindakan yang saat ini, geng motor dan begal yang marak terjadi. Untuk itu, lembaga pendidikan melalui sekolah-sekolah menjadi pondasi utama membentuk siswa-siswi berkarakter dan mengontrol kenakalan remaja.
“Deteksi awal dapat terlihat di satuan pendidikan masing-masing. Kepekaan pendidik sangat dibutuhkan. Karena itu, pendidik bersama orang tua harus berkoordinasi tentang kondisi dan perilaku anak di sekolah dan luar sekolah,”katanya.
Berstatus Pelajar
Sementara itu, Kapolres Pematangsiantar, AKBP Yogen Heroes Baruno SH SIK pada kesempatan itu menjelaskan, para pelaku geng motor yang berhasil diamankan di Kota Pematangsiantar sepekan terakhir (akhir Mei hingg awal Juni) berstatus pelajar. Beberapa anggota geng motor yang berhasil diamankan juga ada yang masih berusia 14 tahun.
“Anak tersebut korban broken home (suami – isteri bercerai). Dia tinggal bersama ompung (neneknya di Kota Pematangsiantar. Anak tersebut mengaku ikut geng motor karena diajak senior-seniornya,”katanya.
Yogen Heroes Baruno lebih lanjut mengatakan, berdasarkan hasil pemeriksaan, para pelajar yang terlibat aksi geng motor tersebut terpengaruh atau mengkonsumsi minuman keras (miras) dan narkotika dan obat-obat berbahaya (narkoba). Selain itu, beberapa anggota geng motor ternyata bukan warga Kota Pematangsiantar.
Dijelaskan, dari 40 orang anggota geng motor yang diamankan di Kota Pematangsiantar sepekan terakhir, 13 orang diproses secara hukum dan 11 di antaranya berstatus pelajar. Motif utama geng motor di Kota Pematangsiantar, yakni ingin menunjukkan eksistensi dan membesarkan geng motornya.
“Satu kelompok geng motor yang kami amankan kami ekspose (dipublikasikan) sebagai salah satu sanksi sosial kepada mereka. Penangkapan sekelompok geng motor ini juga menjadi warning (peringatan) bagi kelompok geng motor lain di Siantar ini. Tidak ada tempat bagi mereka di Kota Pematangsiantar,” tegasnya.
Yogen Heroes Baruno mengatakan, jajaran Polres Kota Pematangsiantar hingga awal Juni ini masih terus melakukan patroli rutin di malam hari guna meredam aksi-aksi geng motor dan tindak kriminalitas lainnya di Kota Pematangsiantar.
“Namun kami juga membutuhkan dukungan warga masyarakat, khususnya orang tua yang memiliki anak remaj agar memperhatikan aktivitas anak-anak mereka. Para orang tua hendaknya mengawasi dan membimbing anak-anak mereka agar jangan sampai terlibat geng motor, begal, penyalah-gunaan narkoba, miras dan berbagai tindak kriminal lainnya,”ujarnya. (Matra/AdeSM).