Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto (dua dari kiri) meninjau lokasi dan memberikan bantuan secara simbolis kepada warga terdampak banjir lahar dingin dan longsor di Pandai Sikek, Kabupaten Tanah Datar, Sumbar Barat, Selasa (14/5). (Foto : BNPB).

(Matra, Sumbar) – Parahnya dampak banjir lahar dingin Gunung Merapi dan tanah longsor yang menerjang enam kabupaten di Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) membuat warga terdampak banjir sulit kembali ke permukiman asal mereka. Rumah – rumah warga dan infrastruktur yang rusak berat diterjang lahar dingin di daerah itu sulit diperbaiki seperti semula, sehingga warga tidak mungkin kembali. Salah satu solusi yang diupayakan Pemerintah Pusat melalui Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB) menyelamatkan para korban banjir, yakni melakukan relokasi (pemindahan permukiman) warga.

“Ratusan keluarga korban banjir lahar dingin di Sumbar membutuhkan lokasi permukiman yang baru karena desa mereka rusak berat dihantam banjir lahar dingin dan tanah longsor. Karena itu BNPB terus mengupayakan penanganan terbaik terhadap para korban bencana alam tersebut. Salah satu di antaranya melakukan relokasi (pemindahan) rumah warga khususnya yang rusak berat dan berada di dekat aliran sungai,”kata Kepala BNPB, Letnan Jenderal TNI Suharyanto di Sumbar, Rabu (15/5/2024).

Suharyanto meninjau enam titik lokasi terdampak banjir lahar dingin dan tanah longsor di Sumbar sejak Selasa (14/5/2024). Lokasi terdampak banjir lahar dingin dan tanah longsor yang ditinjau, yakni Bukik Batabuah Kabupaten Agam, Pandai Sikek Sepuluh Kota, Lubuk Mata Kuciang, Lembah Anai, Simpang Manunggal dan Jorong Panti di Kabupaten Tanah Datar.

Suharyanto mengatakan, Pemerintah Pusat menargetkan proses penanganan darurat bencana banjir lahar dingin dan tanah longsor di Sumbar dapat berjalan optimal dan cepat. Dengan demikian lokasi terdampak banjir lahar dingin dan tanah longsor tersebut dapat segera pulih dan kembali normal.

Dikatakan, hingga kini BNPB masih terus mengupayakan bantuan perbaikan kerusakan rumah warga dan infrastruktur yang rusak diterjang banjir lahar dingin dan tanah longsor di Sumbar, Sabtu (11/5/2024). Bantuan stimulan untuk perbaikan rumah warga yang rusak berat sebesar Rp 60 juta/unit, rusak sedang Rp 30 juta/unit dan rusak ringan Rp 15 juta/unit.

“Untuk relokasi rumah korban masih kami asesmen (penilaian dan evaluasi). Kami sudah memberikan rekomendasi apakah ada relokasi pada tahap transisi rehabilitasi rekonstruksi. Kalau ada relokasi maka pemerintah daerah menyiapkan lahan dan pemerintah pusat yang akan membangun. Bila tidak direlokasi, maka kami akan siapkan opsi lain seperti perbaikan,”jelasnya.

Menurut Suharyanto, status tanggap darurat bencana banjir lahar dingin dan tanah longsor di Sumbar berlangsung selama 14 hari. Masa tanggap daurat tersebut cukup panjang. Karena itu Pemerintah Pusat dan pemerintah daerah di Sumbar berupaya secepat mungkin memulihkan dampak banjir lahar dingin dari kondisi darurat ke kondisi rehabilitasi.

Salah satu lokasi permukiman warga yang terdampak banjir lahar dingin di Kabupaten Agam, Provinsi Sumbar, Sabtu (11/5/2024). (Foto : BPBD Agam).

Total Korban

Menurut Suharyanto, berdasarkan laporan Pusat Pengendalian dan Operasi (Pusdalops) BNPB hingga Rabu (15/5/2024) petang, total korban meninggal dunia akibat banjir lahar dingin dan tanah longsor di Sumbar sebanyak 58 orang. Korban yang mengalami luka-luka sebanyak 33 orang. Kemudian korban hilang akibat bencana alam tersebut yang hingga Rabu petang masih terus dicari sebanyak 35 orang.

“Sedangkan warga yang terdampak banjir lahar dingin dan tanah longsor di Sumbar mencapai 1.543 KK Pusdalops BNPB dan BPBD Sumbar masih terus melakukan pengkajian dan pemutakhiran data korban karena proses pencarian dan evakuasi korban masih terus berlanjut,”katanya.

Suharyanto mengatakan, pihaknya sudah meninjau 10 lokasi terdampak banjir lahar dingin dan tanah longsor di Sumbar sejak Selasa – Rabu (14 – 15/5/2024). Sedangkan Kamis (16/5/2024), Suharyanto dan rombongan meninjau lokasi pengungsian.

“Pantauan kami di 10 lokasi terdampak banjir lahar dingin dan tanah longsor ini, semua kondisinya tanggap darurat. Jadi kami ingin memastikan di seluruh lokasi terdampak bencana alam ini bisa segera normal. Alat berat sudah dikerahkan ke lokasi-lokasi terdampak banjir lahar dingin ini,”katanya.

Dijelaskan, selain pengerahan alat berat untuk membantu menormalisasi kondisi dan pembersihan material banjir dan longsor di area permukiman, pihak BNPB juga juga mendorong agar terus dilakukan pendataan terhadap rumah yang mengalami kerusakan. Baik rusak berat, rusak sedang dan rusak ringan.

“Hari ini, Rabu (15/5/2024) ada empat lokasi terdampak banjir lahar dingin yang kami lihat langsung. Kamu terus berupaya menentukan langkah-langkah lebih lanjut penanganan dampak banjir lahar dingin ini. Di antaranya melakukan perbaikan rumah warga, fasilitas umum dan fasilitas sosial,”tambahnya.

Jalur Transportasi

Menurut Suharyanto, BNPB bersama Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mendorong percepatan perbaikan sejumlah jalan nasional yang terputus dan jembatan yang rusak guna mengoptimalkan pendistribusian bantuan logistik ke enam lokasi terdampak banjir lahar dingin dan tanah longsor di Sumbar.

Akses jalan dan jembatan yang rusak dan terputus tersebut di antaranya Jalan Simpang di Kota Padang Panjang dan 19 unit jembatan. Untuk sementara, bantuan logistik untuk para korban banjir lahar dingin dan longsor tersebut dikirimkan melalui jalur udara menggunakan helikopter BNPB, khususnya di daerah Kabupaten Tanah Datar.

“Karena karena transportasinya sulit hari ini, sementara ada enam kabupaten dan kota yang terdampak bencana alam ini, jadi perlu pembagian waktu yang tepat (untuk distribusi bantuan). Tadi kita lihat yang paling parah di Lembah Anai. Itu masih ada yang terputus. Semoga dalam waktu dekat sudah bisa dilalui alat transportasi. Pihak PUPR sudah mengerahkan alat berat ke lokasi,”katanya. (Matra/AdeSM/BNPB).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *