(Matra, Jambi) – Pondok pesantren (ponpes) harus mampu menyesuaikan diri dan merespon dinamika perubahan kehidupan agar tetap eksis menjadi salah satu mitra strategis pemerintah membentuk karakter generasi muda yang unggul dan berkualitas. Karena itu proses pendidikan di ponpes harus benar-benar dilakukan sesuai dengan kebutuhan perkembangan zaman.
Hal tersebut dikatakan Wakil Gubernur (Wagub) Jambi, Drs H Abdullah Sani, MPdI pada Haflah Akhirussanah Khotmil Quran Bil Ghoib dan Alfiyah Ibnu Malik (Perpisahan Santri Lulusan 2024) di Ponpes Irsyadul Ibad, Jalan Jambi – Muarabulian, Desa Simpang Kubukandang, Kecamatan Pemayung, Kabupaten Batanghari, Provinsi Jambi, Rabu (8/5/224).
Menurut Abdullah Sani, dinamika dan perubahan sosial yang sangat cepat tentu memerlukan respon yang tepat untuk membentuk manusia yang memiliki kesadaran yang tinggi akan nilai-nilai agama. Untuk itu ponpes hendaknya melengkapi santri dengan kemampuan untuk merespon berbagai tantangan dan tuntutan hidup sesuai dengan masanya.
“Ponpes sesungguhnya dapat menjadi prototipe (model) pendidikan ideal karena ponpes berupaya menyeimbangkan ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik sebagai upaya menciptakan sumber daya manusia (SDM) yang berpengetahuan sekaligus berperikemanusiaan,”katanya.
Dikatakan, semua proses pembelajaran di ponpes harus semakin mempertajam dan memperdalam pemahaman para santri mengenai nilai-nilai agama yang bisa menjadi pedoman kehidupan sehari-hari. Melalui ilmu agama tersebut, para santri kelak ketika terjun kemasyarakat dapat berlaku sebagai dai atau imam yang bisa menjadi tempat bertanya masyarakat menyelesaikan berbagai persoalan keagamaan.
“Saya berharap ilmu agama yang telah didapatkan santri di ponpes bisa membentuk karakter sumber daya manusia (SDM) yang berakhlakul karimah. Hal itu sesuai cita-cita pembangunan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jambi untuk meningkatkan kualitas SDM yang agamis,”tambahnya.
Abdullah Sani mengatakan, penguasaan ilmu-ilmu agama yang lebih luas dan mendalam dapat menjadi sumber persuasif berarti bagi para santri menekuni bidang pekerjaannya nanti. Santri diharapkan senantiasa menerapkan nilai-nilai agama dalam profesi yang digelutinya. Hal itu penting dalam rangka menjalankan tugas fungsi para santri secara amanah penuh tanggung jawab sekaligus membawa perubahan cara bersikap dan berpikir mereka kea rah yang lebih baik.
Cikal Bakal
Menurut Abdullah Sani, santriwan dan santriwati Ponpes Irsyadul ‘Ibad dapat menjadi cikal bakal generasi penerus bangsa yang terbaik. Santriwan dan santriwati Ponpes Irsyadul ‘Ibad juga bisa menjadi teladan kepada masyarakat dan generasi yang lainnya tentang penerapan ilmu agama untuk mencetak SDM berkarakter baik.
Dijelaskan, tidak ada majelis yang paling mulia selain yang berasal dari masjid, majelis taklim dan juga ditempat-tempat menimba ilmu yang bermanfaat khususnya di ponpes. Berkah kemuliaan yang dipetik para santri dari ponpes akan berimbas kepada masyarakat. Hal itu juga yang dirasakan masyarakat Desa Simpang Kubukandang, Kecamatan Pemayung dan Kabupaten Batanghari atas kehadiran Ponpes Pesantren Irsyadul Ibad.
Abdullah Sani mengatakan, Ponpes Irsyadul Ibad Kubukandang, Batanghari yang berdiri sejak 20 tahun lalu sudah banyak melahirkan santriwan dan santriwati. Mereka tersebar di seluruh Provinsi Jambi. Hal ini menjukkan bahwa Ponpes Ponpes Irsyadul Ibad Kubukandang sudah ikut meningkatkan kecerdasan bangsa, meningkatkan kualitas SDM di Provinsi Jambi.
“Kami menyampaikan apresiasi atas dedikasi ponpes ini yang membantu pemerintah daerah meningkatkan kualitas SDM. Selamat juga kami sampaikan kepada para santriwan dan santriwati yang sudah menyelesaikan pendidikan di ponpes ini,”katanya.
Abdullah Sani mengharapkan, semua proses pembelajaran yang telah dilaksanakan di Ponpes Ponpes Irsyadul Ibad Kubukandang bisa menjadi evaluasi bagi pihak ponpes untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di asa mendatang. Para santri jebolan Ponpes Irsyadul Ibad Kubukandang diharapkan bisa menjadi dai atau imam terbaik di tengah masyarakat. (Matra/AdeSM/SW).