Penanganan kerusakan jalan di jalan poros Margoyoso – Tabir Timur, Merangin, Jambi, baru-baru ini. (Foto : Matra/Ist).

(Matra, Jambi) – Kerusakan jalan masih menjadi problema utama pembangunan di berbagai daerah kabupaten di Provinsi Jambi. Hingga memasuki masa akhir jabatan kepala daerah dan anggota DPRD periode 2019 – 2024 tahun ini, kerusakan jalan di berbagai kabupaten di Jambi tak kunjung tuntas diperbaiki.

Salah satu daerah kabupaten di Jambi yang hingga kini mengalami banyak masalah kerusakan jalan, yakni Kabupaten Merangin, Provinsi Jambi. Banyaknya kerusakan jalan di kabupaten yang memiliki luas wilayah sekitar 7.668,61 km persegi tersebut termasuk suatu kealpaan aparatur pemerintah daerah di Jambi. Masalahnya daerah itu pernah dipimpin Dr H Al Haris, SSos, MH yang menjabat Gubernur Jambi periode 2021 – 2024.

Berdasarkan informasi yang dihimpun medialintassumatera.net (Matra) baru-baru ini, kerusakan jalan di Kabupaten Merangin hingga tahun ini mencapai 300 kilometer (km) atau sekitar 28 % dari total 1.184 km panjang jalan di 24 kecamatan se-Kabupaten Merangin.

Kerusakan jalan di Merangin yang dihuni sekitar 360.000 jiwa penduduk tersebut bukan hanya di daerah pedesaan, tetapi juga di wilayah perkotaan. Di antaranya kerusakan jalan di kawasan Pasar Baru, Kota Bangko, Merangin, jalan tiga jalur di depan Pertokoan Idaman Bangko dan beberapa ruas jalan di ibukota Kabupaten Merangin tersebut. Kerusakan jalan di wilayah Kota Bangko sebagian besar cukup berat, tidak lagi memiliki aspal, lobang menganga di tengah jalan dan menjadi genangan air.

Kemudian kerusakan jalan wilayah pedesaan dan kecamatan di Merangin yang hingga kini juga cukup parah, yakni ruas jalan ke Kecamatan Batangmasumai, Merangin. Kerusakan jalan di wilayah tersbeut mencapai 15 km. Kerusakan jalan tersebut hingga kini belum mendapatkan penanganan, sehingga menyulitkan warga masyarakat Batamgmasumai bepergian, berbelanja kebutuhan pokok dan menjual hasil pertanian ke pusat perbelanjaan dan perdagangan di Kota Bangko, Merangin.

Kondisi kerusakan jalan tiga jalur di Kota Bangko, Merangin, Provinsi Jambi, baru-baru ini. (Foto : Matra/TT).

Pengakuan

Banyaknya kerusakan jalan di Kabupaten Merangin tersebut diakui Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Kabupaten Merangin, Zulhifni, ST, ME. Sekitar 1.184, 407 km jalan negara di 24 kecamatan se-Kabupaten Merangin dalam kondisi kurang baik dan membutuhkan penanganan segera. Namun perbaikan kerusakan jalan secara total dan tuntas di Merangin tidak bisa dilakukan hingga kini akibat keterbatasan anggaran.

Menurut Zulhifni, anggaran perbaikan dan pembangunan infrastruktur (jalan) di Kabupaten Merangin pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Merangin tahun 2024 ini hanya sekitar Rp 2 miliar. Sedangkan dana yang dibutuhkan memperbaiki sekitar 1.184,407 km jalan di 24 kecamatan di Merangin.

“Anggaran yang dibutuhkan memperbaiki secara total seluruh jalan di Merangin tahun ini minimal Rp 10 miliar. Namun dana yang tersedia hanya sekitar Rp 2 miliar. Karena itu perbaikan kerusakan jalan dilakukan secara bertahap dengan skala prioritas,”katanya.

Dikatakan, kekurangan dana pembangunan infrastruktur dari sumber APBD Merangin ditutupi dengan Dana Alokasi Khusus (DAK). Untuk tahun 2024, DAK yang diperoleh Pemkab Merangin melalui Dinas PUPR Kabupaten Merangin ada sekitar Rp 35 miliar. DAK tersebut memang meningkat dibandingkan DAK tahun 2023 sekitar 8 miliar. Namun DAK tersebut tidak hanya dialokasikan untuk pembangunan infratruktur, melainkan juga mendanai pembangunan pengairan.

“Dari total 35 miliar DAK yang diperoleh PUPR Merangin tahun ini, sekitar Rp 35 miliar digunakan untuk Bidang Bina Marga (Infratruktur jalan) dan Rp 3 miliar bidang pengairan,”katanya.

Dijelaskan, DAK Merangin tahun ini dialokasikan untuk pembangunan ruas jalan Jalan Simpang Tengkorak – Pulaurrengas, Jalan Air Batu – Guguk dan Jalan Rantau Suli – Beringin Tinggi. Jadi DAK tersebut tidak bisa digunakan untuk perbaikan seluruh kerusakan jalan di Kabupaten Merangin.

“Untuk mengatasi kekurangan dana tersebut, Mertangin masih ada bantuan dari alokasi dana Instruksi Presiden (Inpres) dan Dana Bagi Hasil (DBH). Dana Inpres dan DBH tersebut diharapkan bisa cair dalam jumlah memadai tahun 2025 nanti,”katanya.

Perbaikan kerusakan jalan dan drainase di depan Ruko Idaman, Bangko, Merangin, Jambi, baru-baru ini. (Foto : Matra/Ist).

Janji

Sementara itu, Penjabat (Pj) Bupati Merangin, H Mukti Said ketika meninjau kerusakan jalan Batangmasumai, Merangin baru-baru ini mengatakan, perbaikan kerusakan jalan sekitar 15 km ke Kecamatan Batangmasumai sudah dilaksanakan sejak Februari 2024. Ruas jalan yang rusak sedang tahap proses pengaspalan.

Dikatakan, Pemkab Merangin tahun ini mengupayakan perbaikan dan peningkatan kualitas jalan sekitar 1.100 km di berbagai kecamatan, termasuk di Kecamatan Bangko yang merupakan Ibukota Kabupaten Merangin. Perbaikan kerusakan jalan tersebut mendapat prioritas agar kerusakan jalan tidak semakin parah dan tidak sampai melumpuhkan akses transportasi ke kecamatan dan desa-desa.

‘’Kerusakan jalan di Merangin ini sudah lama dikeluhkan masyarakat, termasuk di ruas jalan Kecamatan Pamenang. Perbaikan kerusakan jalan ini akan segera dilakukan. Anggaran perbaikan kerusakan jalan ini sudah tersedia,”katanya.

Dikatakan, perbaikan kerusakan jalan di Merangin hanya bisa dilakukan secara bertahap karena anggaran yang terbatas. Karena itu warga amsyarakat Merangin diharapkan bersabar. Seluruh kerusakan jalan di 24 kecamatan, 10 kelurahan dan 205 desa di Merangin akan diperbaiki tahun ini.

‘’Perbaikan kerusakan jalan ini kita lakukan pelan – pelan (bertahap). Saya akan turun terus turun meninjau perbaikan jalan hingga perbaikan jalan bisa tembus ke 24 kecamatan. Perbaikan jalan kita lakukan berdasarkan skala prioritas, yakni perbaikan kerusakan jalan yang sering dan banyak dikeluhkan warga masyarakat,”katanya.

Sementara itu, Fitri (36) dan Budi (42), warga Kota Bangko, Merangin mengatakan, Pemkab Merangin perlu segera memperbaiki kerusakan jalan di Kota Bangko, termasuk di Pasar Bangko. Perbaikan kerusakan jalan itu penting karena ruas jalan tersebut selalu tergenang setiap turun hujan. Kerusakan jalan tersebut sudah lama tidak diperbaiki kendati sering dikeluhkan dan diadukan warga masyarakat.

“Kemudian kerusakan jalan tersebut juga sering membuat pengendara sepeda motor terjebak dan terjatuh. Kalau musim hujan, jalan rusak ini banjir, tidak bisa dilalui sepeda motor. Bila dibiarkan, kerusakan jalan ini akans emakin berat,”kata Fitri.

Keluhan Petani

Para petani kelapa sawit di Merangin termasuk paling menderita akibat kerusakan jalan. Kerusakan jalan membuat mereka sulit mengangkut hasil panen tandan buah segar sawit (TBS) ke pinggir jalan besar. Kondisi itu membuat TBS petani yang sudah dipanen teronggok lama di kebun dan busuk.

Firman S (47), warga Desa Pamenang, Kecamatan Pamenang, Merangin baru-baru ini mengatakan, sekitar satu kilometer jalan dari desa mereka menuju pusat Pasar Pamenang rusak berat, sulit dilalui kendaraan. Kerusakan jalan tersbeut sudah lama tidak diperbiki. Kerusakan jalan membuat truk pengangkut sawit sulit melintas atau lewat. Kondisi tersebut membuat hasil panen TBS petani sering membusuk di kebun karena terlambat diangkut ke pabrik.

“Para petani di Pamenang mengharapkan kerusakan jalan dari sentra perkebunan sawit ke jalan besar di desa kami ini segera diperbaiki. Hal ini penting agar petani tidak merugi akibat TBS yang sering busuk di kebun karena terlambat diangkut ke pabrik,”katanya. (Matra/Radesman Saragih/BerbagaiSumber).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *