Presiden Jokowi (kanan) berdialog dengan pasien ketika meninjau meninjau RSUD STS Tebo, Kabupaten Tebo, Provinsi Jambi, Rabu (3/4/2024). (Foto : Matra/BPMISetpres).

(Matra, Tebo) – Presiden RI, Joko Widodo (Jokowi) meminta Kementerian Kesehatan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jambi dan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tebo terus mengembangkan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sultan Thaha Syaifuddin (STS) Muaratebo, Kabupaten Tebo, Provinsi Jambi menjadi rumah sakit berkualitas.

Untuk itu, berbagai sarana dan prasarana pelayanan kesehatan di RSUD di wilayah barat Provinsi Jambi tersebut harus dilengkapi. Kemudian pembangunan gedung dan kualitas sumber daya manusia (SDM) di RSUD tersebut juga harus ditingkatkan.

Permintaan tersebut disampaikan Presiden Jokowi ketika meninjau RSUD STS Tebo di Muaratebo, Kabupaten Tebo, Provinsi Jambi, Rabu (3/4/2024). Kunjungan Presiden Jokowi ke RSUD tersebut turut diikuti Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono.

Kemudian hadir juga Gubernur Jambi, H Al Haris, Pangdam II/Sriwijaya, Mayjen TNI Yanuar Adil, Kapolda Jambi, Irjen Pol Rusdi Hartono, Komandan Korem (Danrem) 042/Garuda Putih (Gapu) Jambi, Kol (Inf) Rachmad, SIP dan Kepala Badan Intelijen Daerah (Kabinda) Jambi, Brigjen Pol Irawan David Syah.

Menurut Presiden Jokowi, dirinya secara khusus berkunjung ke RSUD STS Tebo di sela-sela kunjungan ke Bungo dan Merangin untuk melihat lebih dekat pelayanan kesehatan di daerah sekaligus memberikan bantuan fasilitas pelayanan kesehatan.

“Kenapa kita ke sini? Kita ingin mengirimkan CT Scan, Mamografi, Cath Lab ke RSUD STS Tebo tahun ini. Karena itu kita harus pastikan persiapan rumah sakit ini menggunakan alat-alat canggih tersebut. Alat-alat atau fasilitas kesehatan yang besar ini butuh listrik, butuh ruangan, butuh dokter spesialis yang mengelola. Sehingga, saya datang dan ingin memastikan kesiapan tersebut di rumah sakit ini,”ujarnya.

Dikatakan, untuk memenuhi kelengkapan fasilitas pelayanan kesehatan tersebut, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah mengalokasikan Dana Alokasi Khusus (DAK) Kesehatan 2024 untuk RSUD STS Tebo sekitar Rp 3,34 miliar.

DAK Kesehatan itu akan digunakan membangun ruang CT Scan, ruang penanganan sitotoksik di RSUD STS Tebo. DAK tersebut juga akan dimanfaatkan membeli alat kesehatan (alkes) berupa USG radiologi dan ventilator pediatric guna mendukung program penurunan angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB).

Setelah melihat berbagai fasilitas kesehatan, ruang perawatan dan pelayanan eksehatan di RSUD Tebo, Presiden Jokowi menilai, RSUD STS Tebo memiliki tata ruang yang bagus dan bersih sehingga memberikan kenyamanan tersendiri bagi pasien.

“Saya melihat, tata ruang rumah sakit ini bagus, bersih,”katanya.

Seorang pasien poli penyakit dalam yang berobat ke rumah sakit tersebut, Eva Susanti Zuhdi juga mengaku kecepatan pelayanan kepada pasien. Pasien tidak perlu menunggu lama untuk mendapatkan pelayanan setelah mendaftar.

“Pada kunjungan sebelumnya, saya hanya menghabiskan waktu kurang dari 1,5 jam mulai dari mengambil nomor antrean, mendapatkan pemeriksaan dokter hingga pengambilan obat,”katanya.

Hal yang sama diakui pasien poli mata RSUD STS Tebo, Robiatun. Saat ini ruang tunggu RSUD STS Tebo cukup nyaman, bersih dan sejuk karena sudah ada pendingin (air conditioner/AC). Sebelumnya ruang tunggu pasien rumah sakit tersebut kurang rapi, panas.

Percepat Pengadaan

Sementara itu, Direktur RSUD STS Tebo, Oktavienni mengharapkan fasilitas kesehatan canggih seperti CT Scan yang merupakan alat penunjang pemeriksaan stroke dapat segera tersedia di rumah sakit tersebut.

“Besar harapan saya, kunjungan Presiden Jokowi dan Menteri Kesehatan ini bisa menjadi momentum mempercepat pengadaan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan lengkap di rumah sakit ini. Hal itu penting guna meningkatkan pelayanan kesehatan seperti diharapkan seluruh masyarakat Tebo,”katanya.

Dikatakan, saat ini hanya pelayanan kepada pasien stroke yang berjalan optimal di RSUD Tebo. Sedangkan pelayanan untuk pasien kanker, jantung, dan urunefro (KJSU) yang penyakit katastropik belum optimal karena keterbatasan fasilitas kesehatan dan dokter spesialis di RSUD Tebo.

“Untuk KJSU yang merupakan program Kemenkes, kami baru bisa melaksanakan program untuk stroke karena memang dokter spesialis kita yang ada adalah dokter saraf,”ujarnya.

Menurut Oktavienni, untuk memenuhi kebutuhan dokter spesialis lain terkait layanan KJSU, RSUD STS Tebo kini berupaya menjalin kerja sama dengan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Sumatrra Barat.

“Karena itu jika ditunjuk sebagai RS pengampu layanan KJSU, kami siap menjalankan program Kementerian Kesehatan tersebut,”tambahnya.

Oktavienni lebih lanjut menjelaskan, pelayanan hemodialisis atau cuci darah untuk penderita ginjal di RSUD STS Tebo juga masih terkendala. Direktur, dokter umum dan perawat telah menjalani pelatihan layanan hemodialisis di RSPAD Gatot Subroto. Tetapi pelatihan untuk dokter spesialis baru akan berlangsung Juli mendatang.

“Jadi, kami bermohon kepada pihak terkait, termasuk BPJS Kesehatan supaya izin operasional hemodialisis ini bisa tetap dilaksanakan sambil menunggu dokter kami berangkat pelatihan,”katanya.

Dikatakan, pihak RSUD STS Tebo akan meminta bantuan dokter spesialis penyakit dalam yang telah memiliki sertifikat penanganan hemodialisis dari rumah sakit tetangga, yakni RSUD Kabupaten Bungo untuk memberikan pelayanan hemodialisis di rumah sakit tersebut.

“Mudah-mudahan melalui kunjungan ini, Pak Presiden Jokowi dan Menteri Kesehatan bisa menukung peningkatan kualitas rumah sakit ini. Dukungan itu perlu di saat ini kami mengurus izin operasional sambil menunggu dokter selesai mengikuti pelatihan,”tambahnya. (Matra/AdeSM/BPMISetpres).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *