Pj Gubernur Sumut, Hassanudin (kanan) dan Mendagri, Tito Karnavian (kiri) seusai Rapat Evaluasi Pencapaian Target Prevalensi Stunting bersama TPPS Nasional di Istana Wakil Presiden (Wapres), Jakarta, Selasa (19/3/2024). (Foto : Matra/DiskominfoSumut).

(Matra, Sumut) – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatera Utara (Sumut) menyiapkan anggaran dana hingga Rp 370 miliar untuk mempercepat penurunan kasus stunting (gangguan pertumbuhan anak akibat kurang gizi) tahun ini. Ketersediaan anggaran tersebut diharapkan bisa mendukung seluruh kegiatan percepatan penurunan stunting hingga ke tingkat desa di Sumut.

Hal tersebut diungkapkan Penjabat (Pj) Gubernur Sumut, Hassanudin seusai mengikuti Rapat Evaluasi Pencapaian Target Prevalensi Stunting bersama Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Nasional di Istana Wakil Presiden (Wapres), Jakarta, Selasa (19/3/2024). Rapat tersebut dipimpin Wakil Presiden, Ma’ruf Amin.

Menurut Hassanudin, Pemprov Sumut mendukung program percepatan penurunan stunting nasional. Karena itu, Pemprov Sumut menganggarkan dana cukup besar untuk mempercepat penurunan stunting di Sumut.

Dikatakan, dana atau anggaran program penurunan stunting di Sumut tahun 2023 mencapai Rp 315 milar. Sekitar Rp 39 miliar dana tersebut berasal dari Dana Alokasi Khusus (DAK) fisik penurunan stunting. Kemudian sekitar Rp 184 miliar dari DAK nonfisik dan Rp 92 miliar Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) Puskesmas.

Hassanudin menjelaskan, program percepatan penurunan stunting yang dilaksanakan di Sumut sejak tahun lalu hingga tahun ini, antara lain penguatan kelembagaan seperti penguatan peran Posyandu dan koordinasi lintas sektor. Kemudian memperkuat intervensi gizi spesifik seperti mendistribusikan tablet tambah darah pada ibu hamil dan remaja putri, penambah daya tahan tubuh pada ibu hamil dan balita.

“Selain itu, telah dibentuk juga Bapak Asuh Anak Stunting (BAAS) di 31 kabupaten/kota. Dibentuk juga tim pendamping keluarga yang saat ini telah mencapai 98 %. Kemudian dibentuk juga tim audit kasus stunting serta rembuk stunting di tingkat kabupaten/kota maupun provinsi,”katanya.

Berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022, lanjut Hassanudin, prevalensi stunting di Sumut berada pada angka 21,1 %. Sedangkan tahun 2023, prevalensi stunting di Sumut ditargetkan turun menjadi 18,55 %.

“Target penurunan stunting di Sumut tahun lalu sekitar 18,55 %. Nah, target penurunan stunting di Sumut tahun 2024 sekitar 14,92 %. Kami optimis dapat mencapai target tersebut melalui dukungan dan kerja sama semua pihak,”katanya.

Sementara itu, Wapres RI Ma’ruf Amin pada kesempatan itu mengatakan, berdasarkan hasil survei kesehatan Indonesia tahun 2023, prevalensi stunting nasional hanya turun 0,1 %, yakni dari 21,6 % menjadi 21,5%.

“Rendahnya angka penurunan kasus stunting ini perlu mendapatkan perhatian semua pihak, terutama pemerintah daerah. Pencapaian penurunan kasus stunting tahun lalu tidak sesuai target,”katanya. (Matra/AdeSM/DKS).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *