Tim gabungan melakukan evakuasi korban banjir di Kabupaten Padang Pariaman, Sumbar, Jumat (8/3/2024). (Foto : Matra/BPBDPadangPariaman.)

(Matra, Jambi) – Duka dan lara benar-benar mendera ratusan ribu warga Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) akibat bencana banjir bandang dan longsor yang menerjang daerah tersebut. Hingga Minggu (10/3/2024), sebanyak 19 orang korban banjir di Sumbar ditemukan meninggal dan tujuh orang lainnya hilang. Banjir bandang tersebut juga menyebabkan sekitar 37.042 kepala keluarga (KK) atau 116.696 jiwa warga Sumbar terpaksa mengungsi.

Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Abdul Muhari, PhD dalam keterangan persnya di Jakarta, Minggu (10/3/2024) menjelaskan, korban meninggal akibat banjir di Sumbar tersbeut paling banyak di Kabupaten Pesisir Selatan, yakni 16 orang. Sedangkan korban hilang akibat banjir di daerah itu tujuh orang. Kemudian korban banjir yang meninggal di Kabupaten Padang Pariaman sebanyak tiga orang dan dua orang luka-luka.

Dijelaskan, daerah paling parah dilanda banjir di Sumbar tersebut, yakni di Kota Padang. Jumlah warga yangterdampak banjir di Kota Padang sekitar 10.150 KK (35.299 orang). Warga terdampak banjir di Kabupaten Pesisir Selatan sekitar 25.794 KK (77.382 orang).

Warga terdampak banjir di Kabupaten Padang Pariaman sekitar 800 KK (2.958 orang). Sementara warga terdampak banjir di Kota Solok sekitar 238 KK (813 orang), di Kabupaten Limapuluh Kota sebanyak 24 KK (100 jiwa) dan dan Kabupaten Agam sebanyak 36 KK (144 jiwa).

Warga Kota Padang, Sumbar mulai membersihkan rumah mereka yang dilanda banjir, Sabtu (9/3/2024). (Foto : Matra/BPBDKotaPadang).

Menurut Abdul Muhari, banjir yang melanda dua kota dan tiga kabupaten di Sumbar sejak Kamis (7/3/2024) tersebut menyebabkan 37.265 unit rumah terendam. Kemudian 666 unit rumah rusak dan tiga unit rumah hanyut. Kemudian banjir juga menyebabkan 26 unit jembatan rusak, 45 unit ibadah terendam dan 25 unit sekolah terendam.

“Selain itu, banjir di Sumbar juga menyebabkan 13 titik ruas jalan terendam, dua unit irigasi rusak, 113 hektare lahan terendam, 300 meter persegi lahan pertanian terendam dan lima unit fasilitas umum terendam,”katanya.

Sementara itu, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Padang, Hendri Zulviton didampingi petugas Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) Badan Penanggulangan Daerah (BPBD) Sumbar, Gilang, mengatakan, Tim Reaksi Cepat BPBD Sumbar sudah melakukan tindakan cepat membantu para korban banjir. Pihak BPBD Sumbar juga sudah berkoordinasi dengan instansi terkait, khususnya mengevakuasi warga yang terdampak banjir.

“Khusus di Kabupaten Padang Pariaman, beberapa desa terisolir karena akses jalan raya dari desa kota tertimbun longsor sepanjang 50 meter,”katanya.

Dikatakan, memasuki hari keempat banjir, Minggu (10/3/2024), banjir masih menggenangi sebagian besar wilayah Kabupaten Pesisir Selatan dan Kota Padang. Warga kedua daerah itu masih mengungsi. Mereka belum bisa kembali ke rumah karena rumah mereka masih terendam banjir.

Sedangkan banjir Kota Solok, Kabupaten Agam, Kabupaten Pesisir Selatan dan Limapuluh Kota sudah surut. Sebagian besar warga sudah membersihkan rumah mereka dari material lumpur, kayu dan sampah yang terbawa banjir.

Menurut Hendri Zulviton, Sumbar tidak hanya dilandan banjir bandang, tetapi juga longsor. Sebanyak 31 lokasi di delapan kecamatan di Kota Padang dilanda longsor sejak Jumat – Sabtu (7-9/3/2024). Selain itu terjadi juga pohon tumbang 19 kejadian dan abrasi pantai satu kejadian, yakni di Kelurahan Pasie Nan Tigo, Kecamatan Lubuk Begalung.

“Abrasi pantai menumbangkan 100 batang pohon pinus di pantai dan menimpa dua unit rumah. Abrasi pantai mencapai satu kilometer mulai dari RT 02 menuju RT 03/RW 07 Pasia Jambak Muaro Anai,”katanya. (Matra/AdeSM/BNPB).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *