Gubernur Jambi, H Al Haris memberi keterangan terkait program ketahanan pangan di sela-sela Rapat Forum Dinas Pertanian Jambi 2024 dan Perencanaan Pembangunan Pertanian 2025 di Swiss-Belhotel, Kota Jambi, Rabu (6/3/2024). (Foto : Matra/DiskominfoJambi).

(Matra, Jambi) – Jajaran Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura se-Provinsi Jambi diminta melakukan berbagai upaya mencegah penurunan produksi cabai, khususnya cabai merah keriting. Hal itu penting guna menjamin ketersediaan pasokan cabai di pasaran dan mengendalikan lonjakan harga cabai menghadapi Ramadan dan Idul Fitri 1445 Hijriah (H).

Permintaan tersebut disampaikan Gubernur Jambi, Dr H Al Haris, SSos, MH pada Rapat Forum Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Peternakan Provinsi Jambi Tahun 2024 dan Perencanaan Pembangunan Pertanian Tahun 2025 di Swiss-Belhotel, Kota Jambi, Rabu (6/3/2024).

Menurut Al Haris, rapat tersebut harus menghasilkan terobosan menghindari terjadinya penurunan produksi cabai di beberapa wilayah atau sentra produksi tanaman pangan di Jambi. Penurunan produksi tersebut akan menyebabkan berkurangnya stok cabai di beberapa daerah.

“Kita harus bisa menghindari terjadinya penurunan produksi cabai di sentra produksi pangan di Jambi ini. Penurunan produksi tersebut memicu lonjakan harga seperti terjadi beberapa bulan terakhir. Harga cabai di beberapa daerah di Jambi hingga beberapa hari menjelang Ramadan masih di atas harga eceran tertinggi (HET),”katanya.

Al Haris juga meminta seluruh pemerintahan kabupaten dan kota di Jambi mendorong peningkatkan produksi padi guna menekan terjadinya inflasi. Keseriusan pengamanan pangan tersbeut penting menyusul terjadinya masalah iklim yang akhir-akhir ini. Banjir yang melanda sentra-sentra pertanian di Jambi menurunkan produksi.

“Peningkatan produksi padi harus kembali ditingkatkan. Para petani yang sawah mereka dilanda banjir selama dua bulan terakhir harus diberikan bantuan. Baik bantuan benih padi maupun permodalan. Para petani juga harus dibantu menghadapi perubahan iklim, yakni el nino (musim kemarau panjang) dan la nina (musim hujan ekstrim),”katanya.

Gubernur Jambi, H Al Haris (tiga dari kiri) dan peserta Rapat Forum Dinas Pertanian Jambi 2024 dan Perencanaan Pembangunan Pertanian 2025 di Swiss-Belhotel, Kota Jambi, Rabu (6/3/2024). (Foto : Matra/DiskominfoJambi).

Program Aksi

Menurut Al Haris, rapat forum pertanian tersebut juga harus mempertajam program aksi pembangunan pertanian. Peningkatan produksi pangan , pengendalian harga dan pengendalian inflasi perlu disikapi serius.

“Isu-isu nasional saat ini masalah inflasi. Melalui rapat kali ini, kita harus memperkuat ketahanan pangan. Negara kita sedang fokus pada masalah inflasi selain perubahan iklim dan ancaman pangan dunia. Kondisi ini perlu mendapatkan perhatian kita agar dampak perubahan iklim terhadap ketahanan pangan kita bisa diatasi,”katanya.

Dikatakan, untuk membangun ketahanan pangan di daerah, program program-program ketahanan pangan Pemerintah Pusat harus disinkronkan (disesuaikan) dengan program ketahanan pangan daerah. Program yang menjadi prioritas daerah yang perlu diperkuat, yakni program subsektor pertanian dan peternakan.

“Hal ini penting untuk menghasilkan program dan kegiatan yang mampu meningkatkan pendapatan petani, menurunkan angka kemiskinan dan mendorong peningkatan produksi pangan,”katanya.

Sementara itu, Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Peternakan Provinsi Jambi, Ir Rumusdar pada kesempatan tersebut mengatakan, rapat tersebut dilaksanakan selama tiga hari, mulai Selasa – Kamis (5 – 7/3/2024). Rapat tersebut diharapkan bisa menghasilkan program – program peningkatan pengelolaan pertanian tanaman pangan dan hortikultura secara berkesinambungan di Provinsi Jambi. (Matra/AdeSM/SA).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *