• HKBP Kirim 12 Misionaris ke Afrika
(Matra, Jambi) – Keberadaan Huria Kristen Batak Protesan (HKBP) sebagai salah satu gereja terbesar di Indonesia ternyata belum sepenuhnya diikuti antusiasme warga jemaatnya mengikuti peribadahan. Hal itu terbukti dari masih relatif rendahnya jumlah warga HKBP yang rajin beribadah setiap hari minggu ke gereja.
“Data terbaru HKBP tahun ini menunjukkan, warga HKBP di Indonesia yang rutin atau rajin mengikuti ibadah ke gereja HKBP setiap hari minggu hanya 35 %. Itu data rata-rata secara nasional.Hal ini menunjukan kerajinan warga jemaat HKBP beribadah ke gereja belum maksimal. Namun demikian ada juga gereja HKBP yang kehadiran warga jematnya beribadah mencapai 50 – 60 %,”kata Kepala Departemen (Kadep) Marturia HKBP Pusat, Pdt Daniel Taruli Asi (TA) Harahap, MTh pada perayaan Jubileum 75 Tahun HKBP Jambi di gereja HKBP Kotabaru Jambi, Kota Jambi, Minggu (3/3/2024).
Perayaan Jubileum 75 Tahun HKBP Jambi tersebut turut dihadiri Praeses (Pimpinan) HKBP Distrik XXV Jambi, Pdt Handry Lumban Tobing, STh, Pendeta Resort HKBP Kotabaru Jambi, Pdt Edward Aritonang, STh, para pensiunan pendeta HKBP di Jambi dan para fulltimer (pendeta dan penginjil) HKBP Jambi.
Pdt Daniel Harahap, MTh mengatakan, pihaknya juga akan meneliti tentang kehadiran warga jemaat HKBP di Jambi setiap ibadah minggu. Penelitian itu penting guna menlihat sejauh mana kerajinan warga HKBP di Jambi beribadah dan bagaiman kualitas pelayanan HKBP terhadap warganya.
Dikatakan, warga HKBP Jambi saat ini ada sekitar 2.500 kepala kerluarga (KK). Jika diperkirakan setiap keluarga memiliki anggota paling sedikit tiga orang, maka jumlah warga HKBP Jambi mencapai 7.500 orang.
“Kita belum mengetahui berapa persen warga HKBP di Jambi yang rajin ke gereja setiap minggu. Ibadah minggu di HKBP Kotabaru Jambi tujuh kalu setiap minggu. Kami akan teliti berapa persen yang dtang ibadah setiap minggu,”katanya.
Sementara itu, ketika medialintassumatera.net (Matra) menanyakan penyebab kurang maksimalnya kehadiran warga jemaat HKBP mengikuti ibadah di gereja setiap minggu, Pdt Daniel Harahap, MTh mengatakan, pihaknya belum mengetahui persis penyebabnya. Penelitian mengenai hal itu perlu dilakukan segera.
Kemudian terkait masih adanya 65 % warga HKBP yang kurang rajin mengikuti ibadah setiap minggu, Pdt Daniel Harahap, MTh juga mengatakan belum diketahui penyebabnya. Dia tidak yakin warga HKBP yang tidak beribadah ke gereja hari minggu mengikuti ibadah secara online. Warga HKBP yang tidak mengikuti ibadah hari minggu diperkirakan karena melakukan kegiatan lain, seperti kegiatan sosial, pekerjaan dan kegiatan lainnya.
Pdt Daniel Harahap, MTh mengatakan, guna meningkatkan kerajinan warga HKBP mengikuti ibadah setiap hari mingu, pelayanan di seluruh gereja HKBP di Indonesia perlu ditingkatkan. Baik itu pelayanan kerohanian, sosial dan ekonomi.
Untuk meningkatkan pelayanan tersebut, para pelayan HKBP, baik itu pendeta, penginjil, diakonis dan penatua (sintua) harus terus meningkatkan kualitas diri melalui belajar secara terus menerus maupun meningkatkan komitmen pelayanan.
“Melihat masih banyaknya warga HKBP yang jarang beribadah setiap hari minggu, kita harus berbenah. Karena itu amang – inang (bapak-bapak) dan ibu-ibu, mari kita tingkatkan pelayanan kita. Kita bersama – sama, baik itu pendeta, fulltimer dan kepengurusan lain, melayani lebih baik agar HKBP semakin baik,”katanya.
Misionaris ke Afrika
Pdt Daniel Harahap, MTh mengatakan, HKBP terus meningkatkan penataan organisasi kegerjaan dan pelayanan melalui sentralisasi dan transformasi (perubahan mendasar). Sejak 2023, HKBP sudah melakukan sentralisasi pengelolaan keuangan. Kemudian HKBP juga melakukan transformasi dengan mengembangkan pelayanan ke luar HKBP, termasuk ke luar negeri.
Dikatakan, seiring dengan program sentralisasi dan transformasi, HKBP kini mengembangkan zending (Pekabaran Injil) ke luar negeri. Sebanyak 12 orang pendeta muda HKBP akan dikirim menjadi misionaris ke Afrika. Mereka berangkat 30 Juni 2024. Para misionaris HKBP ke Afrika tersebut sudah menandatangani kesediaan melaksanakan tugas zending ke negara Afrika.
Pdt Daniel Harahap, MTh, pengiriman misionaris HKBP ke Afrika ini merupakan salah satu buah sentraliasi dan transformasi HKBP. Biaya keberangkatan (perongkosan) dan biaya hidup para misionaris HKBP ke Afrika tersebut ditanggung HKBP. Para misionaris itu juga diberi kesempatan pulang ke Indonesia sekali setahun.
“Biaya tersebut berasal dari persembahan seluruh gereja HKBP yang dikelola secara sentral di HKBP Pusat. Karena itu sebagian biaya misionaris ke Afrika tersebut juga berasal dari persembahan warga jemaat HKBP di Jambi,”katanya.
Topang Menopang
Menurut Pdt Daniel Harahap, MTh, sentralisasi keuangan HKBP yang dimulai sejak tahun 2023 membuat seluruh gereja HKBP di Indonesia bisa topang – menopang dalam pelayanan. Gereja HKBP yang cukup besar, memiliki jumlah jemaat yang banyak dan sumber keuangan (persembahan) memadai bisa membantu jemaat HKBP yang lebih kecil.
Kemudian setelah melakukan sentralisasi, lanjut Pdt Daniel Harahap, MTh, penempatan penempatan pendeta di HKBP sekarang ini tidak lagi tergantung kemampuan kuria (jemaat) HKBP. Pendeta HKBP saat ini sudah bisa ditempatkan di daerah-daerah yang minus atau daerah ekonomi sulit.
“Melalui sentralisasi pengelolaan keuangan ini, HKBP Pusat sudah bisa mengirimkan pendeta ke jemaat-jemaat HKBP yang jemaatnya sedikit dan sumber pendapatannya relatif kecil. Biaya pendeta yang bertugas di gereja-gereja kecil tersebut tetap memadai melalui subsidi dari gereja – gereja HKBP yang besar. Itulah gunanya kita sentralisasi,”katanya.
Dikatakan, sekitar 100 tahun lebih, gereja – gereja di HKBP seperti usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). Ada UMKM yang mapan da nada yang kurang mapan. Hal tersebut terjadi karena pengelolaan keuangan HKBP masih dikelola setiap jemaat, bukan dikelola HKBP Pusat. Masing-masing jemaat HKBP selama ini bersifat otonom, mencari dan mengelola keuangan sendiri.
Namun melalui sentralisasi HKBP, kata Pdt Daniel Harahap, keuangan dari 3.000 gereja HKBP di Indonesia dan di luar negeri sebagian besar dikelola HKBP Pusat. Ssistem sentraliasi tersebut memampukan HKBP memberikan pelayanan sama rata di seluruh daerah di Indonesia.
“Jadi mata air atau sumber keuangan dari 3.000 jemaat HKBP kini disatukan. Dengan demikian pelayanan di seluruh jemaat HKBP pun dapat dilakukan sama. Gereja HKBP yang besar menopang (membantu) gereja HKBP yang kecil,”ujarnya.
Pdt Daniel Harahap, MTh mengatakan, melalui sentralisasi dan transformasi, gereja-gereja HKBP tidak bisa lagi memikirkan diri sendiri. Gereja HKBP yang besar tidak bisa menikmati penghasilannya sendiri. Gereja HKBP kecil pun tidak bisa lagi dibiarkan menanggung kesusahannya sendiri. Jadi sistem sentralisasi membuah HKBP yang tersebar di berbagai penjuru Tanah Air menjadi satu.
Pdt Daniel Harahap, MTh mengakui, sentralisasi dan transformasi HKBP belum sepenuhnya berjalan sempurna. Masih terdapat beberapa kekurangan. Misalnya mengenai kesulitan memenuhi kebutuhan anggaran pelayanan jemaat yang juga harus menyetor keuangan khusus ke kantor Pusat HKBP. Namun kekurangan tersebut masih terus dibenahi agar tidak ada gereja HKBP yang terabaikan dalam pelayanan.
Pdt Daniel Harahap, MTh mengharapkan tidak ada lagi pelayan dan warga jemaat HKBP yang memikirkan gerejanya sendiri, termasuk HKBP Jambi. Para pelayan dan jemaat HKBP diharapkan memikirkan keperluan semua jemaat HKBP.
“Kalau kita mau ngasih pelean (persembahan), jangan hanya lihat Jambi yang besar dan megah ini. Kita harus mengingat HKBP itu ada di Sipahutar, ada di Dairi, ada di Samosir, Sumut dan di pos-pos sending di mana-mana. Itulah HKBP kita yang sekarang,”katanya.
Sementara itu, Ketua Panitai Jubileum 75 Tahun HKBP Jambi, St Dr Rosinta Butarbutar, MH pada kesempatan tersebut mengatakan, seluruh warga HKBP Jambi diharapkan memaksimalkan kontribusi untuk pengembangan HKBP, baik di Jambi maupun ke setoran keuangan pusat. Peningkatan persembahan tersebut merupakan suatu wujud rasa syukur warga HKBP Jambi yang sudah memasuki Jubileum (Ulang Tahun) ke-75.
“Walaupun hasil pesta ini kita targetkan untuk keuangan pusat sekitar 55 % dan keuangan jemaat 45 %, kita harus tetap meningkatkan kontribusi menggalang dana pelayanan melalui perayaan Jubileum 75 Tahun HKBP Jambi ini,”katanya.
Sementara itu, puncak perayaan Jubileum 75 Tahun HKBP Jambi yang digelar di gereja HKBP Kotabaru, Kota Jambi, Minggu (3/3/2024) berlangsung meriah. Perayaan Jubileum tersebut diawali dengan ibadah bersama yang dipimpin Kadep Marturia HKBP Pusat, Pdt Daniel Harahap, MTh. Ibadah perayaan Jubileum 75 Tahun HKBP Jambi tersebut dihadiri sekitar 4.000 orang warga HKBP di Jambi.
Setelah ibadah dilanjutkan dengan perayaan dan penggalangan dana melaluilelang dan panortoron (tarian) bersama. Perayaan Jubileum 75 Tahun HKBP Jambi tersebut juga dihadiri para pendeta dan pimpinan gereja – gereja di kompleks Gereja Kotabaru Jambi dan Gubernur Jambi, Dr H Al Haris, SSos, MH. (Matra/AdeSM).