* Tanam Serentak Cabai Merah Keriting
(Matra, Merangin) – Para petani di Kabupaten Merangin, Provinsi Jambi berhasil mengembangkan budi daya tanaman bawang merah di tengah mahalnya harga bawang merah saat ini. Para petani sukses panen perdana bawang merah di Kelurahan Pematang Kandis, Bangko, Kabupaten Merangin, Provinsi Jambi. Hasil panen bawang merah petani juga cukup tinggi, mencapai 16 ton/hektare (ha).
Budi daya bawang merah di Merangin tersebut dikembangkan para petani yang tergabung dalam Kelompok Tani (KT) Bina Darma, Kelurahan Pematang Kandis, Bangko, Kabupaten Merangin, Provinsi Jambi. Para petani mengembangkan budi daya tanaman bawang merah menyusul mahalnya harga dan seringnya terjadi kelangkaan pasokan bawang merah di daerah itu selama ini.
“Kami mengapresiasi kerja keras dan ketekunan para petani Pematang Kandis, Merangin mengembangkan budi daya bawang merah ini. Bawang merahnya bagus-bagus. Tanaman bawangnya juga subur-subur. Bawang merah yang ditanam petani sudah bisa panen dalam usia dua bulan. Produksinya pun tinggi, mencapai 14 – 16 ton/ha,”kata Penjabat (Pj) Bupati Merangin, H Mukti Said pada panen perdana bawang merah di Kelurahan Pematang Kandis, Bangko, Kabupaten Merangin, Provinsi Jambi, Rabu (28/2/2024).
Menurut H Mukti Said, panen bawang merah di Merangin tersebut cukup mampu memenuhi kebutuhan bawang merah di pasar Merangin. Produksi bawang merah dari areal sekitar dua hektare di Pematang Kandis tersebut mencapai 32 ton. Masuknya produksi bawang merah tersebut ke pasaran di Merangin bisa mencegah lonjakan harga dan mengendalikan dan inflasi.
Dikatakan, tanaman bawang merah yang dikembangkan petani di Merangin merupakan kualitas unggul. Umbi (buahnya) besar-besar dan tanamannya subur. Tanaman bawang merah unggul tersebut sudah bisa panen dalam usia dua bulan. Pengembangan budi daya tanaman bawang merah yang baru pertama dilakukan para petani ini cukup menjanjikan.
“Bibit bawang merah yang ditanam para petani di Keluarahan Pematang Kandis, Merangin ini bantuan pemerintah. Pola penanaman dan pemeliharaannya pun dibantu pemerintah melalui penyuluh pertanian,”katanya.
H Mukti mengatakan, pengembangan budi daya bawang merah tersebut mendukung program inovasi bebas Kristal (kemiskinan ekstrim, inflasi dan stunting) di Merangin. Keberhasilan petani menanam bawang akan meningkatkan pendapatan mereka. Dengan demikian para petani bisa meningkatkan asupan gizi keluarga.
‘’Budi daya tanaman bawang merah ini akan terus dikembangkan ke desa-desa lain di Merangin. Dengan demikian Kabupaten Merangin bisa suplus bawang merah dan tidak perlu lagi harus mendatangkan bawang merah dari daerah lain. Surplus bawang merah di Merangin juga penting menjamin ketersediaan pasokan dan mencegah lonjakan harga bawang merah,’’ujarnya.
Sementara itu, Kelompok Tani Bina Darma, Wayan pada panen perdana bawang merah tersebut mengatakan, benih bawang merah yang mereka kembangkan bantuan pemerintah. Budi daya bawang merah di Pematang Kandis dikembangkan di lima areal atau lokasi. Satu areal atau hamparan penanaman bawang merah mencapai dua hektare.
“Jadi masih ada empat hamparan lagi tanaman bawang merah yang segera panen pekan ini. Bila produksi bawang merah di empat hamparan lainnya tersebut bisa mencapai 16 ton/ha, sama dengan di hamparan yang panen sekarang ini, produksi bawang merah dari empat hamparan tersebut bisa mencapai 128 ton,”katanya.
Dikatakan, para petani masih menghadapi banyak kendala mengembangkan budi daya bawang merah karena baru pertama kali ini mereka menanam bawang merah. Selama ini para petani lebih banyak menanam tanaman keras seperti karet dan sawit. Para petani masih harus banyak mempelajari penanaman bawang merah tersebut.
Selain itu, katanya, lahan tanaman bawang merah di Merangin masih sangat terbatas. Kalau ada lahan yang dekat dengan lingkungan Kota Bangko, para petani siap mengolahnya menjadi areal budidaya tanaman bawang merah. Kemudian para petani yang tergabung dalam Kelompok Tani Bina Darma masih kekurangan alat pertanian untuk mengembangkan tanaman bawang merah tersebut.
“Kami perlu lahan yang dekat dengan desa agar penanaman bawang bisa diawasi. Kalau areal tanaman bawang jauh dari desa, kami sulit mengawasi serangan hama, khususnya kera dan babi hutan. Kemudian kami juga butuh alat pertanian seperti pompa dan traktor tangan untuk mengolah lahan,”katanya.
Cabai Merah
Menurut H Mukti, ihaknya juga kini mengembangkan budi daya tanaman cabai merah keriting guna mengatasi seringnya terjadi kelangkaan pasokan dan lonjakan harga cabai merah keriting di daerah itu. Penanaman serentak cabai merah keriting tersebut dilaksanakan di Kecamatan Pamenang Selatan, Kamis (29/2/2024).
Penanaman cabai serentak itu turut dihadiri Kepala Dinas (Kadis) Peternakan dan Perkebunan Merangin, Hendri Widodo, Kadis Tanaman Pangan dan Holtikultura Merangin, Slamet dan Kadis Perikanan Merangin.
Dikatakan, penanaman serentak cabai merah keriting itu nantinya diikuti juga dengan penanaman serentak tanaman jagung dan kacang tanah di Merangin. Peningkatan luas tanam jagung dan kacang tanah tersebut juga diharapkan bisa meningkatkan produksi tanaman pangan di Merangin.
“Melalui gerakan penanaman kebutuhan sehari-hari di kebun maupun di perkarangan rumah warga masyarakatitu, kami berupaya meningkatkan produksi pangan. Peningkatan produksi pangan ini tidak hanya penting menyediakan harga kebutuhan pokok murah warga masyarakat, tetapi juga bisa mengendalikan inflasi daerah,”ujarnya.
Sementara itu pantauan medialintassumatera.net (Matra) di Kota Jambi, Kamis (29/2/2024), harga bumbu masak, khususnya bawang merah dan cabai masih sangat mahal. Harga cabai di beberapa pasar Kota Jambi mencapai Rp 70.000/kilogram (kg), cabai rawit (Rp 50.000/kg), harga bawang merah (Rp 35.000/kg) dan bawang putih (Rp 36.000/kg). (Matra/AdeSM).