(Matra, Batanghari) – Mahalnya harga cabai di pasaran selama ini menggerakkan petani di Kabupaten Batanghari, Provinsi Jambi mengembangkan tanaman cabai merah keriting. Para petani di Batanghari yang selama ini mengandalkan hasil tanaman keras seperti kebun karet, kini berhasil mengembangkan budi daya tanaman cabai merah keriting dengan produksi yang menjanjikan.
Para petani Batanghari melakukan panen raya cabai merah keriting di Desa Tidar Kuranji, Kecamatan Maro Sebo Ilir, Kabupaten Batanghari, Provinsi Jambi, Kamis (29/2/2024). Panen raya cabai merah tersebut dilakukan bersama Gubernur Jambi, Dr H Al Haris, SSos, MH. Produksi cabai merah keriting di desa tersebut mencapai lima ton per hektare.
Di sela-sela panen raya cabai merah keriting tersebut, Al Haris melakukan dialog dengan para petani terkait lika-liku pengembangan budi daya tanaman cabai merah keriting di Batanghari. Para petani cukup bangga berhasil panen raya cabai merah keriting kendati daerah tersebut sebagian wilayah Batanghari dilanda banjir baru-baru ini.
Sementara itu, Al Haris pada kesempatan tersebut mengatakan, pihaknya mengapresiasi kegigihan para petani mengembangkan tanaman cabai merah keriting di tengah terus melambungnya harga cabai di Jambi. Panen raya cabai merah keriting tersebut diharapkan bisa menambah pasokan cabai merah ketiting ke pasaran, khususnya di Kota Jambi. Dengan demikian harga cabai merah keriting di Batanghari dan Kota Jambi bisa turun menghadapi, terlebih menghadapi Ramadan beberapa pekan mendatang.
Menurut Al Haris, inflasi yang terjadi di Indonesia juga disebabkan salah satu tingginya harga komoditi cabai. Tingginya harga cabai disebabkan turunnya produksi cabai di Indonesia. Inflasi di Jambi juga terjadi akibat mahalnya harga cabai, khususnya harga cabai merah keriting dan cabai rawit. Kemudian harga bawang merah dan beras pun turut naik.
Dijelaskan, ketika saat ini Indonesia banyak mengimpor bawang dan beras, Provinsi Jambi mendatangkan beras dari Sumsel (Sumatera Selatan). Kemudian Jambi mendatangkan cabai dari daerah lain juga. Produksi cabai di Jambi anjlok saat ini akibat banjir yang melanda sentra-sentra pertanian pangan di Jambi akhir Desmber hingga pertengahan Februari lalu.
“Persediaan cabai di Jambi memang agak kurang akibat banyaknya tanaman cabai yang gagal panen dilanda banjir. Namun persediaan berass di Jambi masih mencukupi. Karena pasokan kurang, harga cabai di Jambi pun masih mahal, mencapai Rp 70.000/kilogram (kg) dan inflasi pun naik,”katanya.
Sangat Membantu
Al Haris mengatakan, keberhasilan petani di Jambi menanam cabai merah keriting di setiap desa sangat membantu mengatasi kekurangan persediaan dan lonjakan harga cabai di Jambi. Minimal produksi cabai dari pedesaan bisa memenuhi kebutuhan cabai di wilayah satu kecamatan.
Al Haris lebih lanjut mengatakan, Pemprov Jambi akan terus mendukung pengembangan pertanian tanaman pangan di setiap kabupaten. Bantuan yang bisa diberikan Pemprov Jambi antara lain, pengadaan alat – alat pertanian dan benih unggul. Untuk mendapatkan bantuan tersbeut, gabungan kelompok tani di daerah perlu mengajukan kebutuhan kepada Pemprov Jambi.
“Kalau daerah melakukan penanaman serentak salah satu komoditas seperti cabai, Pemprov Jambi akan mengupayakan bantuan benih cabai,”katanya.
Sementara itu, Asisten II Sekretariat Daerah (Sekda) Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Batanghari, HM Isah, SSos, MAg pada kesempatan tersebut mengatakan, Desa Tidar Kuranji memanfaatkan lahan kosong untuk menanam cabai.
“Lokasi penanaman cabai tersebar di beberapa lokasi. Namun sebagian belum memasuki masa panen. Jadi panen raya dilakukan di desa ini. Program penanaman canai ini sesuai dengan program Pemkab Batanghari , yakni petani cerdas dan penyuluh tangguh,”katanya.
Sementara itu, Kepala Desa Tidar Kuranji, M Irwan Sardi menyatakan, cukup banyak program pembangunan yang digulirkan Pemprov Jambi di Batanghari. Di antaranya program ketahanan pangan dan internet gratis.
“Kemudia bantuan yang diberikan Pemprov Jambi kepada petani di desa ini juga banyak. Kami dapat bantyuan benih cabai merah keriting dan berhasil kami kembangkan. Penanaman cabai ini merupakan tanaman sampingan kami. Selama ini kami fokus menanam sawit. Jumlah warga yang menanam cabai di desa ini sebanyak 120 kepala keluarga,”katanya. (Matra/AdeSM/MY).