(Matra, Jambi) – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jambi berupaya menurunkan persentase kasus stunting (anak kerdil) tahun 2024 hingga berada pada angka 12 %. Target penurunan kasus stunting tersebut berada di bawah target penurunan kasus stunting nasional tahun 2024 pada angka 14 %. Penurunan kasus stunting di Jambi dilakukan melalui peningkatan pemberian asupan makanan bergizi kepada ibu-ibu hamil dan anak-anak terindikasi stunting.
Pemberian asupan makanan bergizi itu melibatkan bapak asuh (pemberi sumbangan). Hingga tahun 2023 sudah 231 bapak asuh yang memberikan sumbangan pengadaan asupan makanan bergizi untuk 2.308 orang anak penderita stunting dan ibu-ibu hamil.
Hal tersebut diungkapkan Wakil Gubernur Jambi, Ds H Abdullah Sani, MPdI pada Rapat Koordinasi (Rakor) Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Provinsi Jambi di aula kantor Badan Perencanaan Pembangunan (Bapedda) Provinsi Jambi, Kota Jambi, Senin (19 /2/ 2024). Rakor tersebut digelar dalam rangka Operasional Sekretariat Stunting Tingkat Provinsi Jambi 2024.
Menurut Abdullah Sani, Provinsi Jambi berhasil menurunkan kasus stunting secara bertahap selama tiga tahun terakhir. Kasus stunting di Jambi tahun 2021 yang berada pada angka 21,8 % berhasil diturunkan menjadi 18 % tahun 2022.
Kemudian kasus tunting tersebut turun lagi menjadi 14 % tahun 2023. Sedangkan untuk tahun ini, kasus stunting di Jambi diupayakan turun menjadi 12 %. Penurunan kasus tunting tersebut diupayakan melalui pencegahan dan pemberian asupan gizi kepada bayi lima tahun (balita).
“Pemprov Jambi berupaya keras menurunkan kasus tunting ini karena salah satu indikator keberhasilan pembangunan daerah, yakni menurunnya kasus stunting,”katanya.
Kegiatan Penunjang
Dikatakan, untuk menentukan arah kegiatan percepatan penurunan stunting, diperlukan kegiatan yang menunjang pelaksanaan percepatan penurunan stunting. Salah satu di antaranya koordinasi antar bidang. Baik itu bidang Intervensi Spesifik dan Sensitif, bidang Koordinasi dan Konvergensi, bidang Pendampingan dan Kampanye Perubahan Perilaku dan bidang Monitoring evaluasi (Monev) dan Knowledge Management (Pengetahuan Managemen).
“Masing-masing bidang sebaiknya menginventarisir kegiatan yang telah dan akan dilakukan serta apa yang akan dilanjutkan pencapaiannya pada tahun 2024 ini. Dalam rapat ini akan dibahas masukan dari semua tim terkait petunjuk teknis penanganan stunting yang belum ditetapkan. Kemudian dibahas juga Standar Operasional Prosedur (SOP) metode pengumpulan data stunting yang belum memadai,” katanya.
Abdullah Sani juga mengharapkan rakor stunting tersbeut membahas format laporan yang akan digunakan Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) kecamatan dan desa. Dengan demikian laporan bisa seragam bagi semua kecamatan dan desa di Provinsi Jambi.
“Saya juga berharap TPPS dapat memanfaatkan data center (pusat data) Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) untuk menyajikan data stunting yang valid dan akurat. Tagging (penetapan) anggaran pendanaan penanganan stunting di setiap organisasi eprangkat dinas (OPD) juga harus dibahas dalam rakor ini,”katanya.
Pada rakor tersebut, Abdullah Sani menyerahkan penghargaan pemenang Apresiasi TPPS Terbaik Kecamatan dan Desa se-Provinsi Jambi. Para pemenang apresiasi, yakni TPPS Kecamatan Rantaurasau Kabupaten Tanjungjabung Timur (Juara I). Kemudian TPPS Kecamatan Danauteluk, Kota Jambi ( Juara II) dan TPPS Kecamatan Pauh, Kabupaten Sarolangun (Juara III).
Sedangkan pemenang Apresiasi TPPS Desa Terbaik se-Provinsi Jambi, TPPS Desa Muarosebapo, Kecamatan Mestong, Kabupaten Muarojambi (Juara I), TPPS Desa Tanjungmudo, Kecamatan Hamparan Rawang, Kota Sungai Penuh (Juara II) dan Desa Teluk Kulbi, Kecamatan Betara, Kabupaten Tanjungjabung Barat (Juara III).
Sementara itu, Kepala Perwakilan Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Jambi, Drs Putut Riyatno, MKes pada kesempatan tersebut mengatakan, untuk mencapai target penurunan stunting diperlukan upaya kecepatan pelaksnaan tugas lintas program. Kemudian diperlukan juga evaluasi capaian kegiatan tahun 2023 dan penentuan strategi percepatan penurunan stunting pada tahun 2024. (Matra/AdeSM/SW).