Menhut, Siti Nurbaya (tiga dari kiri) bersama Pengurus PWI Pusat menanam “mangrove” di Taman Wisata Alam  Angke Kapuk, Jakarta Utara, Sabtu (17/2/2024). (Foto : Matra/HumasPWIPusat).

(Matra, Jakarta) – Pers berperan penting meningkatkan sosialisasi pelestarian hutan hingga ke seluruh pelosok daerah di Tanah Air. Melalui pemberitaan – pemberitaan media massa mengenai kondisi kerusakan hutan, seluruh lapisan masyarakat bisa tergugah melestarikan hutan. Kemudian melalui pemberitaan media massa juga, program-program pelestarian hutan mendapat dukungan masyarakat.

“Pers berperan penting bagi Kementerian Kehutanan Lingkungan Hidup (KLHK). Pers atau media massa menjadi media andalan bagi KLHK melakukan sosialisasi pelestarian hutan. Kami mengapresiasi konsistensi pers, khususnya Pwrsatuan Wartawan Indonesia (PWI) mendukung pelestarian hutan selama ini. Setiap peringatan Hari Pers Nasional (HPN), PWI juga tetap melakukan penanaman pohon mangrove (hutan bakau),”kata Menteri KLHK, Siti Nurbaya pada penanaman pohon mangrove di VIP Baru Taman Wisata Alam (TWA) Angke Kapuk, Jakarta Utara, Sabtu (17/2/2024).

Penanaman mangrove tersebut turut dihadiri Ketua Umum PWI Pusat, Hendry Ch Bangun, Sekretaris Jenderal (Sekjen) PWI Pusat, Sayid Iskandarsyah, jajaran pengurus PWI Pusat dan pengurus PWI cabgan seluruh Indonesia.

Seusai melakukan penanaman mangrove tersebut, Menteri KLHK, Siti Nurbaya, Ketua Umum PWI Pusat, Hendry Ch Bangun dan rombongan berkeliling melihat kawasan hutan mangrove TWA Angke Jakarta menggunakan speedboat (kapal cepat).

Menurut Siti Nurbaya, Indonesia memiliki kawasan hutan mangrove yang cukup luas. Hutan mangrove tersebar di ebrbagai daerah di Tanah Air. Bahkan hutan mangrove di Indonesia termasuk paling luas di dunia. Sekitar 23 % kawasan mangrove dunia terdapat di Indonesia. Untuk melestarikan mangrove, Kementerian KLHK terus berupaya melakukan penanaman mangrove di kawasan pesisir pantai di Indonesia.

“Selama tahun 2023, sekitar 130.000 batang pohon mangrove ditanam di pesisir seluruh daerah Indonesia. Mangrove ini sangat penting untuk menyimpan karbon dengan baik. Mangrove mampu menyimpan karbon empat kali lipat dibandingkan karbon hutan tropis biasa,”ujarnya.

Sementara itu, Ketua Umum PWI Pusat Hendry Ch Bangun mengatakan, kawasan hutan gambut di TWA Angke Kapuk, Jakarta termasuk salah satu tempat penanaman mangrove yang berhasil. Kelestarian mangrove do kawasan TWA Angke Kapuk, Jakarta membuat suasana indah dan sejuk.

“Kalau kata anak sekarang kawasan ini hidden gem di Jakarta. TWA Angke Kapuk ini bisa dijangkau hanya dalam waktu 30 menit dari Bintaro, Jakarta. Taman wisata mangrove ini sangat indah dan tak kalah dengan objek wisata serupa di China (Tiongkok),”ujarnya.

Sementara berdasarkan penjelasan pengelola TWA Angke Kapuk, Jakarta, taman mangrovbe tersebut kini sudah dihuni binatang yang puluhan tahun sempat menghilang dari kawasan tersebut. Salah satu jenis binatang yang sudah kembali menghuni area mangrove, yakni monyet berbuntut panjang. Kemudian aneka burung, berang – berang, jalak putih dan buaya muara juga banyak kembali ke kawasan mangrove tersebut.

Kawasan konservasi alam mangrove TWA Angke Kapuk, Jakarta yang diresmikan tahun 2010 tersebut memiliki luas sekitar 99,82 hektare. Program KLHK menghijaukan kawasan pantai Angke Kapuk tersebut juga bisa menahan erosi. Kawasan hutan mangrove tersebut pun kini menjadi sumber pendapatan negara di sektor pariwisata. (Matra/AdeSM/HumasPWIPusat).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *