(Matra, Simalungun) – Cahaya kerlap-kerlip lampu listrik tampak begitu indah ketika mengarungi pesisir Danau Toba dari Tongging, Kabupaten Karo menuju Dusun Hutaimbaru, Desa (Nagori) Ujungmariah, Kecamatan Pamatang Silimahuta, Kabupaten Simaluggun, Provinsi Sumatera Utara (Sumut). Kerlap – kerlip lampu listrik berasal dari rumah-rumah warga desa yang berada di pesisir pantai seperti Dusun Bage, Dusun Baluhut, Dusun Soping Sabah, Dusun Soping dan Dusun Hutaimbaru, Nagori Ujungmariah.
Namun sayang, keindahan panorama malam hari desa – desa pesisir Danau Toba wilayah Kecamatan Kabupaten Simalungun tidak bisa dinikmati para pelintas peisir pantai setiap malam. Masalahnya aliran listrik di desa-desa pesisir Danau Toba tersebut sering padam alias mati. Pemadaman listrik tersebut menjadi masalah bagi warga desa-desa pesisir Danau Toba karena terjadi malam hari.
Pantauan medialintassumatera.net (Matra) di desa – desa pesisir Danu Toba, Kecamatan Pamatang Silimahuta, Kabupaten Simalungun tersebut baru-baru ini, seringnya listrik padam malam hari membuat desa-desa pesisir Danau Toba tersebut gelap gulita. Aktivitas petang hingga malam hari warga desa-desa pesisir Danau Toba itu lumpuh total. Mereka tidak bisa lagi nyaman berkumpul sembari menonton televisi di rumah – rumah maupun kedai (warung) desa.
Penerangan cadangan di desa-desa terebut belakangan ini sulit karena tidak ada lagi minyak tanah dan lampu pompa (petromaks). Kemudian warga desa yang memiliki genset atau listrik desa juga sudah jarang. Jadi setiap listrik padam, semarak malam di desa – desa pesisir Danau Toba di Simalungun tersebut pun sepi.
Masalah lain yang muncul akibat seringnya mati lampu (listrik padam) siang dan malam di desa-desa pesisir Danau Toba, Kabupaten Simalungun, yakni fenomena (gejala) indahan mongkol (nasi setengah matang). Warga desa pesisir Danau Toba tersebut sering mengalami nasi setengah matang akibat listrik mati karena sebagian besar warga kini memasak nasi menggunakan megic com (periuk listrik).
Warga masyarakat desa pesisir Danau Toba tersebut belakangan ini jarang memasak nasi dalam periuk menggunakan atau kompor minyak. Warga terkadang menggunakan kompor gas elpiji sebagai cadangan untuk memasak nasi. Namun untuk mendapatkan gas elpiji juga sering sulit.
Kemudian seringnya pemadaman listrik dengan durasi (waktu) yang lama, bahkan sampai berhari-hari membuat warga desa pesisir Danau Toba di Simalungun tersebut mengeluhkan kerugian akibat kulkas tidak hidup.
Kulkas yang tidak berfungsi selama berhari-hari akibat pemadaman listrik membuat bahan makanan yang disimpan di kulkas, khususnya ikan laut yang dibeli di pasar yang cukup jauh membusuk dan terpaksa dibuang.
Lamhot Manihuruk (35), warga Dusun Hutaimbaru, Nagori Ujung Mariah, Kecamatan Pamatang Silimahuta, Kabupaten Simalungun yang dihubungi medialintassumatera.net (Matra) Minggu (4/2/2024) malam mengungkapkan, pemadaman listrik dengan durasi yang lama sudah bertahun-tahun terjadi di desa mereka. Warga desa sudah sering melaporkan pemadaman listrik tersebut ke pihak petugas gardu PLN di Nagori Purba dan Haranggaol, Simalungun. Namun hingga kini tidak ada perbaikan.
Dikatakan, pemadaman listrik di desa mereka belakangan ini membuat warga sering mengalami indahan mongkol. Kemudian pemadaman listrik juga menbuat kulkas tidak berfungsi dan aktivitas menonton televisi, menyetrika, cas baterai telepon genggam (handphone/HP) dan kegiatan lainnya terhenti.
“Belakangan ini semakin banyak warga desa ini memasak menggunakan megic com. Karena itu warga jarang menyiapkan kayu bakar di rumah untuk memasak nasi. Namun karena listrik sedang padam dan kurang arus, magic com pun mati dan nasi tidak masak. Kondisi seperti itu membuat warga desa sering kelabakan dan terpaksa memasak nasi kembali menggunakan periuk dan kayu bakar atau gas elpiji,”katanya.
Menurut Lamhot Manihuruk, saat ini pihak PT PLN (Persero) UP3 (Unit Pelaksana Pelayan Pelanggan) Pematangsiantar – Simalungun mewajibkan warga pesisir Danau Toba di Simalungun, termasuk di Dusun Hutaimbaru menggunakan meteran listrik dengan sistem token (kartu).
Namun pengalihan penggunaan meteran tersebut sama sekali tidak menguntungkan warga. Masalahnya listrik di desa mereka masih sering mati. Padahal warga sudah jauh-jauh membeli token ke pusat kecamatan di Seribudolok, sekitar satu jam perjalanan dari desa mereka.
“Kami mengharapkan pihak PLN memperhatikan keluhan warga desa pesisir Danau Toba Simalungun terkait seringnya pemadaman listrik ini. Kemudian wakil rakyat di Simalungun juga kami harapkan memperjuanghkan penanggulangan seringnya mati lampu di desa kami ini. Hal ini penting karena pemadaman listrik tidak hanya mengganggu kegiatan masak – memasak, tetapi juga menggangu kegiatan ibadah dan hajatan (pesta – pesta) adat,”katanya.
Kerja Sama
Sementara itu, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Simalungun meningkatkan kerja sama dengan bersama dengan PT PLN UP3 Pematangsiantar untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. Kerja sama itu ditandai dengan penandatanganan kesepakatan bersama Pemkab Simalungun dengan PT PLN UP3 Pematangsiantar di kantor PT PLN UP3 Pematangsiantar, Jumat (2/2/2024).
Kesepakatan yang ditandatangani Bupati Simalungun, Radiapoh Hasiholan Sinaga dengan Menejer PT PLN Unit Induk Distribusi Sumut UP3 Pematangsiantar, Hasudungan Siahaan tersebut terkait pemungutan dan penyetoran pajak barang dan jasa tertentu atas tenaga listrik. Kemudian mengenai pembayaran rekening listrik Pemkab Simalungun dan pengelolaan penerangan jalan umum di Kabupaten Simalungun
Hasudungan Siahaan menjelaskan, penandatanganan kesepakatan tersebut dimaksudkan menjamin kelancaran penerimaan pendapatan asli daerah (PAD) Kabupaten Simalungun yang berasal dari PBJT atas tenaga listrik setiap bulan dengan nilai rata rata Rp 3 miliar/tahun.
Selain itu, tambahnya, kerja sama atau kesepakatan itu juga bertujuan menjamin pelunasan rekening listrik Pemkab Simalungun. Kemudian pengawasan dan penertiban PJU tidak resmi dan meningkatkan efisiensi pembayaran rekening listrik Pemkab Simalungun melalui meterisasi PJU.
“Jumlah pelanggan PLN di Kabupaten Simalungun saat ini mencapai 261.247 pelanggan, termasuk Pemkab Simalungun. Pelanggan PLN tersebut berada di enam wilayah di Kabupaten Simalungun. Melalui kerja sama ini, pembayaran rekening listrik di Simalungun semakin lancar,”katanya.
Sementara itu, Bupati Simalungun, Radiapoh Hasiholan Sinaga pada kesempatan tersebut mengatakan, Pemkab Simalungun sangat menyambut baik kerja sama dengan PT PLN tersebut. Kerja sama tersebut diharapkan membawa manfaat untuk PLN UP3 Pematangsiantar dan Pemkab Simalungun.
Dikatakan, jalinan kerja sama pihak PT PLN dengan Pemkab Simalungun tersebut dapat meningkatkan pelayanan PLN di Simalungun, khususnya penanggulangan masalah seringnya pemadaman listrik.
“Selain itu, kerja sama di bidang kelistrikan ini bisa memberikan kenyamanan bagi warga masyarakat, membangkitkan gairah ekonomi dan pariwisata di Simalungun,”katanya. (Matra/AdeSM/DS).