Anggota DPD Provinsi Jambi, Ria Mayang Sari. (Foto : Matra/DokPribadi).

(Matra, Jambi) – Kesulitan mendapatkan jaringan usaha dan permodalan merupakan persoalan yang kerap dialami para perantau asal daerah lain yang ingin mengubah nasib di Provinsi Jambi. Para perantau relatif sulit mendapatkan bantuan usaha dari pemerintah karena belum memiliki usaha tetap, identitas penduduk dan rumah bersertifikat sebagai jaminan modal.

Selain itu perantau asal berbagai daerah di Jambi banyak yang terpaksa bekerja di sektor informal yang sama sekali tidak memiliki jaminan sosial. Di antaranya bekerja sebagai pedagang kaki lima, pedagang keliling, kuli bangunan, buruh harian lepas perusahaan, sopir tembak, ngojek dan bekerja serabutan. Kondisi tersebut membuat para perantau di Jambi sulit meningkatkan taraf atau kesejahteraan hidup.

Nasib para perantau tersebut jarang mendapatkan perhatian pemerintah maupun para wakil rakyat. Akibat sulitnya mendapatkan pekerjaan atau membuka usaha tersebut, tak jarang para perantau di Jambi terpaksa pulang kampung tanpa membawa hasil.

Melihat kenyataan tersebut, anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Provinsi Jambi, Ria Mayang Sari SH, MH mengaku prihatin. Ria Mayang Sari sangat menyayangkan kurangnya perhatian pemerintah dan anggota DPRD provinsi, kabupaten dan kota di Jambi terhadap nasib para perantau yang mengalami kesulitan mendapatkan pekerjaan.

Ria Mayang Sari pun bertekad memperjuangkan peningkatan kesejahteraan para perantau di Jambi. Ria Mayang Sari memiliki perhatian khusus terhadap para perantau, sebab para perantau memiliki potensi besar menjadi penggerak pembangunan di Provinsi Jambi. Para perantau dari berbagai daerah di Jambi yang sukses umumnya memberikan kontribusi bagi daerah Jambi. Baik itu kontribusi dari sektor pajak, mapupun membuka lapangan kerja bagi para penanggur.

Ria Mayang Sari kepada medialintassumatera.net (Matra) di Jambi, Minggu (4/2/2024) mengungkapkan, secara pribadi dirinya melihat para perantau di Jambi memberikan kontribusi yang besar untuk memajukan Provinsi Jambi. Oleh karena itu, sudah menjadi kewajiban bagi pemerintah dan wakil rakyat untuk membantu mereka.

Ria Mayang Sari mengaku memiliki konsep khusus untuk membantu para perantau di Jambi agar bisa meningkatkan taraf hidup. Langkah pertama yang akan Dia lakukan jika terpilih kembali menjadi anggota DPD RI pada Pemilu 2024, yakni mengkonsolidasikan seluruh persatuan atau kelompok perantau di Jambi dan mengidentifikasi bidang usaha yang mereka minati dan geluti selama ini.

Ria Mayang Sari akan berdiskusi dan mendengarkan kebutuhan mereka untuk mengembangkan usaha dan meningkatkan kesejahteraan mereka. Di sisi lain, secara umum Ria Mayang Sari melihat para perantau membutuhkan akses atau networking (jaringan kerja dan usaha), jaminan keamanan dalam menjalankan usahanya dan akses permodalan.

“Saya akan berupaya membantu mereka secara optimal pada ketiga aspek tersebut. Saya berkeyakinan apabila mereka mendapatkan ketiga hal tersebut, mereka dapat mengakselerasi pengembangan usahanya dan berujung pada peningkatan kesejahteraan mereka,”katanya.

Pengangguran

Sementara itu, data yang dihimpun medialintassumatera.net (Matra) dari Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jambi, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Provinsi Jambi masih cukup tinggi. Jumlah pencari kerja atau pengangguran di Jambi hingga akhir tahun 2023 mencapai 1,89 juta orang atau meningkat 3,6 ribu orang dibanding akhir 2022. Sedangkan angkatan kerja yang sudah bekerja pada akhir tahun lalu sekitar 68,75 %. Sebagian pencari kerja tersebut diperkirakan berasal dari kalangan perantau yang mengadu nasib di Jambi.

Salah satu masalah lain yang dihadapi kalangan masyarakat kelas ekonomi menengah ke bawah di Jambi, yakni kesulitan membangun rumah layak huni. Berdasarkan data Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Provinsi Jambi, jumlah rumah tidak layah huni (RTLH) di Provinsi Jambi hingga akhir tahun 2023 mencapai 11.000 unit. Warga penghuni rumah tak layak huni tersebut diperkirakan juga berasal dari kalangan perantau yang belum memiliki pekerjaan tetap dan memadai.

Secara terpisah, Juli (30), perantau asal Sumatera Utara di Kota Jambi mengaku hingga kini belum memiliki pekerjaan tetap yang memberikan hasil memadai untuk bisa membangun rumah. Juli hingga kini masih bekerja sebagai pedagang makanan dan minuman keliling. Juli pun masih menumpang di rumah saudara.

Hal senada juga diakui, Asep (27), warga asal Jawa Barat yang sudah lama merantau ke Jambi. Saat ini Asep mencari rejeki dengan menjual roti keliling di komplek-komplek perumahan. Kemudian Asep juga masih mengontrak dengan beberapa rekannya di bedeng (rumah kontrakan) sederhana.

“Kami sangat mengharapkan ada bantuan pemeirntah agar kami bisa bekerja di sektor formal, sehingga kami bisa memiliki penghasilan tetap yang memadai dan membangun rumah. Selama ini kami tidak pernah mendapatkan bantuan karena tidak memiliki jaringan ke lembaga pemberi bantuan,”katanya. (Matra/AdeSM).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *