(Matra, Simalungun) – Suasana duka mendalam mewarnai dunia pendidikan, khususnya di Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatera Utara (Sumut). Lima orang guru Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 1 Kecamatan Siantar, Kabupaten Simalungun tewas dan dua orang luka berat akibat tabrakan beruntun tronton (truk besar) dengan minibus yang ditumpangi para guru tersebut dan tujuh kendaraan lainnya.
Tabrakan beruntun tersebut terjadi jalan lintas Kota Pematangsiantar – Pematangraya, Km 24 – 25, Desa Bulupange, Merekraya, Simalungun, Sumut, Rabu (24/1/2024) siang. Nasib naas menimpa kelima pahlawan tanpa tanda jasa dari SMKN1 Siantar tersebut akibat kelalaian sopir truk “penebar maut”.
Sang sopir tronton mengemudikan truknya dengan kecepatan tinggi lalu mengalami rem blong. Tronton tersebut pun akhirnya menghantam tujuh kendaraan di depannya, termasuk mobil minibus yang membawa para guru SMKN 1 Siantar.
Berdasarkan hasil pemeriksaan aparat kepolisian dari Polres Simalungun, sang tronton dinilai lalai. Sopir tidak memeriksa kondisi tronton yang dibawanya. Kemudian sopir juga mengemudi dengan kecepatan tinggi. Akibatnya yang menanggung sengsara, pengguna kendaraan lain yang tidak bersalah.
“Warning”
Menyikapi kasus kecelakaan lalu lintas (lakalantas) tabrkan beruntun tersebut, Kapolres Simalungun, Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Choky Sentosa Meliala, SIK, SH, MH mengaku prihatin. Akibat ulah seorang sopir yang lalai, tidak disiplin dan kurang menghargai sesame pengguna, orang-orang yang tidak bersalah pun menjadi korban maut di jalan raya.
Choky Sentosa Meliala mengatakan, kasus lakalantas tragis yang menelan enam korban jiwa di jalan lintas Kota Pematangsiantar – Pematangraya tersebut merupakan warning (peringatan) bagi para pengendara (sopir) di Simalungun agar menghilangkan kebiasan ngebut dan ugal-ugalan di jalan raya. Baik itu sopir mobil pribadi, sopir bus atau angkutan umum dan sopir truk (kendaraan) angkutan barang.
Choky Sentosa Meliala mengimbau para sopir atau pengguna kendaraan di Simalungun mengutamakan keamanan dan keselamatan di jalan raya. Para pengemudi juga diminta senantiasa memeriksa kendaraan sebelum melaju di jalan raya. Jangan hanya gara-gara kerusakan kendaraan di jalan raya, orang lain menjadi korban.
“Mari kita semua belajar peristiwa lakalantas tragis di Bulupange ini. Kita harus mengutamakan keamanan dan keselamatan di jalan raya. Keselamatan dan keamanan di jalan raya ini merupakan tanggung jawab kita bersama. Saya menghimbau seluruh pengendara di Simalungun selalu memeriksa kondisi kendaraan sebelum berkendara. Kemudian menjaga jarak aman dan mengikuti batas kecepatan yang ditentukan,”paparnya.
Choky Sentosa Meliala yang baru bertugas di Simalungun menggantikan Kapolres Simalungun sebelumnya, AKBP Ronald FC Sipayung, mengingatkan para penumpang kendaraan, termasuk pengemudi agar menggunakan selalu sabuk pengaman. Kemudian menyediakan kursi untuk anak-anak yang berkendaraan. Selain itu, pengendara sepeda motor diharapkan disiplin menggunakan helm.
“Anak-anak harus duduk di kursi khusus dan selalu pakai sabuk pengaman dalam kendaraan. Hal sederhana ini dapat menyelamatkan nyawa jika terjadi lakalantas,”tambahnya.
Choky Sentosa Meliala juga mengingatkan para warga masyarakat tidak menggunakan telepon genggam atau alat komunikasi saat mengendarai kendaraan.
“Hilangkan distraksi. Jangan gunakan ponsel (telepon seluler) atau gadget saat berkendara. Fokuslah pada jalan dan lingkungan sekitar Anda. Para orang tua kami minta memastikan anak-anak remaja yang sudah mendapatkan hak mengemudi benar-benar telah siap dan mengerti aturan lalu lintas serta selalu mengemudi hati-hati,”ujarnya.
Dijelaskan, Polres Simalungun berkomitmen meningkatkan patroli dan pengawasan di jalan-jalan utama untuk mengurangi lakalantas. Kerja sama dan kesadaran kolektif seluruh elemen masyarakat mematuhi aturan-aturan lalu linta diharapkan bisa mengurangi kasus lakalantas di Simalungun.
Seperti diberitakan sebelumnya, Kapolres Simalungun yang lama, AKBP Ronald FC Sipayung pada konferensi pers akhir tahun Polres Simalungun di Pematangraya, Simalungun, medio Desember 2023 menjelaskan, angka lakalantas di Kabupaten Simalungun masih tergolong tinggi.
Selama tahun 2023, angka lakalantas di Kabupaten Simalungun mencapai 460 kasus dan menelan 100 korban jiwa. Sedangkan korban lakalantas yang mengalami luka berat di Simalungun tahun lalu sebanyak 79 orang.
Dikatakan, faktor penyebab lakalantas di Simalungun umumnya kondisi cuaca dan ruas jalan yang rusak. Kemudian kebiasaan pengemudi ngebut di jalan dan kurang mematuhi ramb-rambu lalulitas. Selain itu kondisi kendaraan yang kurang diperiksa apakah laik jalan atau tidak.
Ronald FC Sipayung yang kini bertugas menjadi Wakil Kapolres Bandara Soekarno-Hatta, Kota Tangerang, Provinsi Banten menjelaskan, upaya-upaya yang dilakukan Polres Simalungun mengurangi kasus lakalantas selama ini antara lain melakukan razia terhadap pelajar yang naik ke atas kap angkutan umum. Melakukan edukasi ke sekolah-sekolah. Mengedukasi pengendara di jalan raya agar tidak ngebut dan tetap mematuhi rambu-rambu lalu lintas. Selain itu mengingatkan warga agar tidak berkendara sambil menggunakan ponsel.
Tradisi Buruk
Sementara itu pantauan medialintasumatera.net (Matra), para pengemudi atau sopir kendaraan umum di Kota Pematangsiantar – Kabupaten Simalungun – Kabupaten Karo memiliki tradisi buruk. Tradisi buruk tersebut, yakni mengemudi dengan ngebut kendatai jalan rusak dan sempit. Kemudian menjejali penumpang melebihi muatan kendaraan. Kurang memperhatikan kondisi kelaikan kendaraan.
Tradisi buruk tersebut sudah sering menimbulkan lakalantas dan memakan korban jiwa dan luka berat. Namun hingga kini, tradisi buruk para sopir kendaraan di Siantar – Simalungun – Karo tersebut masih belum dapat dikikis habis. Akibatnya aksi-aksi ngebut sopir di jalan Siantar – Simalungun – Karo tersebut menjadi penebar maut.
Pengalaman medialintassumatera.net (Matra) menumpangi angkutan kota dari Limapuluh, Kabupaten Batu Bara – Perdagangan, Kabupaten Simalungun – Kota Pematangsiantar baru-baru ini, para sopir angkutan kota sudah terbias ngebut dan mencuri jalan di jalur sebelah kanan jika ada jalan rusak. Para sopir kurang menghiraukan kendaraan yang datang dari arah berlawanan.
Kemudian ketika menumpang bus cepat SS dari Kota Pematangsiantar – Seribudolok, Simalungun, pengemudi mengebut. Pada jalur dua di Kota Pematangraya, pengemudi minibus melaju dengan kecepatan hingga di atas 100 kilometer (km) per jam. Kemudian pengemudi juga menjejali penumpang melebihi kapasitas minibus.
Minibus SS jenis Elf yang hanya sebenarnya berkapasitas penumpang 14 orang dijejali dengan penumpang hingga 22 orang. Penumpang duduk berhadapan dan berdesakan. Sopir hanya mengejar setoran tanpa memperhatikan kenyamanan dan keselamatan penumpang.
“Minibus Siantar – Simalungun – Kabanjahe sudah biasa seperti itu Pak. Padahal sudah sering terjadi kecelakaan. Pengawasan dari aparat keamanan dengan dinas perhubungan juga kurang. Akhirnya para sopir semau gue memperlakukan penumpang. Warga sering menumpang minibus yang ngebut tersebut karena terpaksa. Kendaraan Siantar – Simalungun – Kabanjahe terbatas jumlahnya. Sementara penumpang banyak,”kata Lihar (45), warga Kota Pematangsiantar. (Matra/AdeSM/HPS).