(Matra, Jambi) – Penundaan lomba pacu perahu (sampan) tradisional dan perahu naga di Sungai Batanghari akibat meluapnya Sungai Batanghari. Kertinggian luapan Sungai Batanghari hingga Jumat (19/1/2024) sore sudah mencapai 15 meter atau naik empat meter dari batas normal 11 meter. Dengan kondisi tingginya luapan dan derasnya arus Sungai Batanghari saat ini, tidak dimungkinkan menggelar lomba pacu perahu tradisional di Sungai Batanghari. Apalagi sebagian besar permukiman warga di daerah aliran sunga9 DAS) Sungai Batanghari di Kota Jambi kini dilanda banjir dan banjir di Jambi berstatus Siaga I.
Demikian diungkapkan Kepala Dinas Komunikasi dan Informasi (Kominfo) Provinsi Jambi, Dr Ariansyah, ME di Jambi, Jumat (19/1/2024) malam terkait protes warga Kota Jambi mengenai penundaan lomba pacu perahu tradisional di Sungai Batanghari. Sedianya lomba pacu perhatu dalam rangka peringatan hari ulang tahun (HUT) ke-67 Provinsi Jambi terseut digelar di Sungai Batanghari, Taman Tanggo Rajo, Kota Jambi, Minggu (21/1/2024).
Menurut Ariansyah, pihaknya memahami kekecewaaan atlet dan para pencinta olahraga dayung di Jambi akibat penundaan lomba pacu perahu tersebut. Namun Pemprov Jambi lebih mengutamakan keselamatan para atlet dan warga serta penanggulangan banjir. Bebebarapa hari terakhir, Gubernur Jambi, Dr H Al Haris, SSos, MH fokus menyalurkan bantuan banjir kepadawarga korban banjir di Seberang Kota Jambi dan Kota Jambi.
“Penundaan lomba pacu perahu tradisional, perahu naga dan perahu hias dalam rangka HUT ke-67 Provinsi Jambi ini dilakukan demi keselamatan. Jika luapan Sungai Batanghari sudah turun, lomba bisa kembali dilaksanakan. Jadi kami mohon para atlet dan pencinta dayung tradisional Jambi bersabar dan maklum,”katanya.
Sementara itu, Ketua Persatuan Olahraga Dayung Seluruh Indonesia (PODSI) Provinsi Jambi, Hasan Mabruri mengaku telah menerima informasi penundaan lomba pacu perahu tradisional di Sungai Batanghari tersebut. Penundaan lomba pacu perahu itu berdasarkan surat ekretaris Daerah (Sekda) Pemprov Jambi, 11 Januari 2024. Lomba pacu perahu ditunda untuk batas waktu yang belum ditetapkan karena kondisi Sungai Batanghari masih meluap.
“Semestinya lomba pacu perahut tersebut dilaksanakan, Minggu (21/1/2024). Tetapi melihat luapan Sungai Batanghai cukup tinggi, lomba ditunda demi keselamatan. Baik itu keselamatan para atlet, panitia dan warga masyarakat yang menyaksikan lomba,”ujarnya.
Hasan Mabruri yakin Pemprov Jambi akan tetap menggelar lomba tersebut jika luapan Sungai Batanghari sudah surut. Namun untuk saat ini keselamatan lebih diutamakan.
”Saya yakin Gubernur Jambi sangat mencintai olahraga dayng ini. Apalagi lomba dayung ini sudah rutin digelar setiap HUT Provinsi Jambi dan HUR RI. Kita berharap banjir segera surut agar lomba bisa digelar secepatnya,”ujarnya.
Secara terpisah, tokoh masyarakat Seberang Kota Jambi, Abu Bakar mengatakan, pihaknya mendukung kebijakan Pemprov Jambi menunda lomba pacu perahu di tengah meluapnya Sungai Batanghari. Luapan Sungai tersebut menyebabkan sebagian besar permukiman warga di DAS Batanghari banjir, termasuk di Kota Jambi.
“Lomba tidak bisa dilaksanakan di Sungai Batanghari. Airnta lagi besar dan arusnya deras, rawan kecelakaan air. Kalau lomba digelar, lalu penonton ada yang tenggelam , siapa yang bertanggung jawab. Kita harus bersabar agar banjir segera surut,”katanya.
Menurut Abu Bakar, jika luapan Sungai Batanghari sudah turun ke kondisi normal, lomba pacu perahu tersebut harus segera dilaksanakan. Lomba jangan terlalu lama ditunda jika air sungai sudah surut agar para pedayung dan warga tidak kecewa.
“Kalau lomba sudah bisa dilaksanakan, mohon segera diinformasikan segera kepada para perkumpulan atlet dayung agar mereka bisa melakukan persiapan. Keika air sungai surut, pengumuman lomba harus segera dilakukan agar peserta punya persiapan,”katanya.
Sementara itu, para pedayung tradisional di Kota Jambi yang kecewa penundaan lomba pacu perahu tradisional tersebut mengaku kecewa. Mereka bertekad tetap menggelar lomba pacu perahu itu Minggu (21/1/2024) secara mandiri. Untuk biaya lomba dan hadiah, para peserta dipungut uang pendaftaran.
“Para pedayung yang sudah siap lomba berencana tetap menggelar lomba pacu perahu tersebut secara mandiri. Untuk biaya, para peserta atu tim dayung mengumpulkan sumbangan dan uang pendaftaran. Dulu juga pernah digelar lomba pacu perahu di saat Sungai Batanghari meluap,”kata seorang atlet dayung tradisional Kota Jambi, Dimas. (Matra/AdeSM).