
(Matra, Jambi) – Memiliki rumah sendiri menjadi impian setiap keluarga di Indonesia. Kepemilikan rumah sendiri membuat perasaan nyaman dan tenang, tidak dikejar-kejar biaya kontrakan yang naik setiap tahun. Namun dalam realitanya, tidak semua keluarga di Indonesia bisa memiliki rumah sendiri seperti yang didambakan. Masalahnya terletak pada kekurang-cukupan biaya (finansial) keluarga untuk membeli rumah.
Sulitnya mendapatkan rumah milik sendiri tersebut tidak hanya dialami keluarga baru yang mulai membangun ponasi ekonomi keluarga. Kesulitan mendapatkan rumah milik pribadi tersebut juga dialami banyak keluarga Indonesia yang kondisi ekonominya belum memadai atau pas-pasan sementara biaya pembangunan properti (perumahan) semakin mahal.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir pada peresmian Hunian Milenial di Depok, Provinsi Jawa Barat (Jabar) baru-baru ini mengatakan, sedikitnya 81 juta penduduk Indonesia saat ini belum memiliki rumah sendiri. Penduduk yang belum memiliki rumah sendiri tersebut sebagian besar berasal dari kalangan keluarga milenial (masa kini). Sulitnya mendapatkan rumah tersebut disebabkan terbatasnya lahan perumahan di perkotaan.
“Jumlah penduduk perkotaan yang datang dari desa (urbanisasi) di berbagai kota di Indonesia saat ini mencapai 56 %. Sedangkan penduduk desa hanya sekitar 43 %. Dengan demikian kebutuhan perumahan bagi penduduk Indonesia di perkotaan sangat tinggi. Karena itulah hingga kini masih ada sekitar 81 juta penduduk Indonesia belum memiliki rumah sendiri,”katanya.
Sementara itu, Direktorat Statistik Kesejahteraan Rakyat Badan Pusat Statistik (BPS), Ida Eridawaty Harahap pada Rapat Kerja (Raker) Kegiatan Direktorat Rumah Umum dan Komersial Ditjen Perumahan Kementerian PUPR di Cianjur, Provinai Jawa Barat, Senin (11/12/2023) mengungkapkan, berdasarkan Sensus Ekonomi Nasional (Susenas) Maret 2023, jumlah rumah tangga (keluarga) di Indonesia yang belum memiliki rumah sendiri dan masih menempati rumah bukan milik sendiri (kontrakan/sewa) sekitar 13,56 %.
Kemudian rumah tangga di Indonesia yang menempati rumah bukan milik sendiri, tetapi memiliki rumah sendiri di tempat lain sekitar 1,65 %. Sedangkan jumlah rumah tangga di Indonesia yang sudah menempati rumah milik sendiri tahun 2023 sekitar 84,79 %. Angka ini diperoleh dari data backlog (kesenjangan angka kebutuhan rumah) di Indonesia tahun 2023 yang masih mencapai 9,95 juta unit.

Rumah Murah
Melihat masih tingginya kebutuhan rumah di Indonesia, pemerintah Indonesia terus melakukan upaya pemenuhan rumah murah bagi penduduk, khususnya penduduk dari kalangan milenial dengan kondisi penghasilan sedang-sedang saja. Anggaran untuk penyediaan rumah murah di Indonesia juga terus dinaikkan pemerintah.
Direktur Jenderal (Dirjen) Perumahan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan (PUPR), Iwan Suprijanto ketika menyampaikan Program Kerja Dirjen Perumahan Kementerian PUPR di Komisi V DPR RI, Jakarta, belum lama ini mengungkapkan, pihaknya mendapatkan anggaran Rp 9,25 triliun untuk pembangunan perumahan masyarakat. Anggaran sebesar itu digunakan guna membangun rumah susun (rusun), rumah khusus (rusus), rumah swadaya, rumah umum, rumah komersial dan dukungan teknis.
Dikatakan, anggaran yang akan digunakan membangun rumah swadaya mencapai Rp 1,2 triliun. Pembangunan rumah swadaya akan menggunakan skema Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) melalui Program Padat Karya dengan jumlah 55.046 unit. Sedangkan anggaran pembangunan rumah umum dan komersial mencapai Rp 198 miliar.
Jumlah anggaran tersebut digunakan membangun sekitar 17.776 unit perumahan masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) di beberapa provinsi. Pembangunan MBR tersebut mendukung Program Sejuta Rumah (PSR) bagi MBR. Pembangunan perumahan itu juga disertai dengan penyediaan prasarana, sarana dan utilitas (PSU).
“Pemerintah terus berupaya menyediakan hunian layak bagi masyarakat sekaligus mengurangi backlog (kesenjangan pemenuhan kebutuhan) perumahan di Indonesia.

Kiprah BTN
Guna mendukung program pemerintah mengatasi kesenjangan kebutuhan perumahan tersebut, PT Bank Tabungan Negara (BTN) yang merupakan bank spesialis kredit perumahan juga terus menggulirkan program-program kredit kepemilikan rumah (KPR) dengan sasaran penduduk berpenghasilan sedang dan rendah.
Sebagai bank pelopor dan leader (pemimpin) dalam penyediaan kredit perumahan, PT BTN (Persero) juga terus melakukan terobosan atau inovasi agar warga masyarakat berpenghasilan rendah semakin banyak yang bisa memiliki rumah sendiri.
Direktur Utama (Dirut) Bank BTN, Nixon LP Napitupulu di Jakarta baru-baru ini mengatakan, pihaknya terus berupaya meningkatkan penyediaan kredit perumahan untuk membantu rumah keluarga Indonesia memilki rumah milik sendiri.
Selama tahun 2023, BTN menyalurkan kredit untuk KPR bersubsidi sekitar 170.000 unit dan KPR nonsubsidi sekitar 200.000 unit. Realisasi pembangunan perumahan yang dibangun melalui KPR BTN hingga September 2023 mencapai 130.000 unit.
Dikatakan, Bank BTN kini berupaya mengembangkan sasaran pembangunan perumahan untuk generasi milenial. Generasi milenial merupakan kelompok masyarakat yang sangat membutuhkan perumahan di tengah sulitnya membangun rumah milik sendiri. Guna merangsang generasi milenial memanfaatkan KPR BTN bersubsidi, pihak BTN memberikan keringanan kredit jangka panjang sekitar 30 tahun.
Nixon LP Napitupulu menjelaskan, beberapa tahun terakhir, pihaknya sudah mengembangkan KPR subsidi dengan sasaran generasi milenial. Selama tahun 2023 misalnya, BTN menargetkan KPR bersubsidi untuk 5,8 juta kaum milenial. BTN menyasar kaum milenial karena saat ini populasi masyarakat Indonesia didominasi generasi milenial dengan usia 21-40 tahun.
“Generasi milenial tersebut merupakan satu segmen potensi KPR bersubsidi perumahan di masa mendatang. Berdasarkan perkiraan, sekitar 47 % penduduk Indonesia dari kalangan generasi milenial belum memiliki rumah sendiri. Ini merupakan potensi pasar perumahan yang cukup menjanjikan,”ujarnya.
Menurut Nixon LP Napitupulu, pihaknya menargetkan pembiayaan atau KPR untuk membangun 1,2 juta unit rumah periode 2021-2025. Penyaluran KPR tahun 2021 ditargetkan bisa membangun 167.000 unit rumah. Kemudian tahun 2022, KPR ditargetkan bisa membangun 199.000 unit rumah, tahun 2023 (229.000 unit), tahun 2024 (277.000 unit) dan tahun 2025 (334.000 unit).

Optimis
Nixon LP Napitupulu optimistis target pembangunan perumahan melalui KPR BTN tersebut bisa tercapai. Pihak Bank Indonesia (BI) memberikan dukungan untuk melaksanakan program pembangunan perumahan tersebut melalui Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM) di sektor perumahan. BI meningkatkan insentif KLM untuk perbankan yang menyalurkan pembiayaan (kredit) perumahan dengan cepat.
Dikatakan, kebijakan BI memberikan insentif KLM ini merupakan angin angin segar bagi BTN yang hingga kini masih tetap konsisten meningkatkan KPR subsidi. Mudah-mudahan kebijakan BI yang merupakan relaksasi (kelonggaran) ini memacu BTN meningkatkan penyaluran KPR subsidi.
“Kalau suku bunga kredit tinggi atau ketat, tentunya pertumbuhan kredit juga akan terdampak. Jadi pemberian suku bunga rendah akan mendongkrak pertumbuhan kredit perumahan,”katanya.
Kemudian BTN juga mendapat dukungan dari mitra developer (pengembang). Jumlah developer yang kini menjadi mitra BTN membangun perumahan rakyat di seluruh Indonesia mencapai 7.800 perusahaan.
Dikatakan, kendala-kendala yang dihadapi BTN yang menyediakan pembiayaan atau KPR saat ini, yakni maturity mismatch, yaitu pembiayaan atau kredit perumahan jangka panjang yang harus dibiayai (ditalangi) dengan dana pengelolaan jangka pendek.
Melejit
Berbagai strategi yang dilakukan BTN serta adanya dukungan relaksasi dari BI membuat penyaluran kredit perumahan BTN melejit. Menurut Dirut Bank BTN, Nixon LP Napitupulu, pihaknya berhasil menyalurkan kredit dan pembiayaan hingga Rp 308 triliun sepanjang Semester I/2023. Penyaluran kredit tersbeut meningkat 7,52 % dibandingkan periode yang sama tahun 2022 sekitar Rp 286,15 triliun. Penyaluran kredit perumahan mendominasi total kredit BTN selama Semester I/2023.
Dijelaskan, total penyaluran penyaluran kredit dan pembiayaan perumahan yang dilakukan BTN hingga akhir Juni 2023 mencapai Rp 269,48 triliun. Penyaluran KPR subsidi pada periode tersebut mencapai Rp 152,17 triliun dan terbesar. Penyaluran KPR subsidi tersebut meningkat 10,86 % dibandingkan periode yang sama tahun 2022 dengan Rp 137,25 triliun. Sedangkan KPR nonsubsidi yang disalurkan BTN pada periode yang sama tahun 2023 mencapai Rp 90,83 triliun atau meningkat 6,49 % dibandingkan periode yang sama tahun 2022 sekitar Rp 85,30 triliun.
“BTN memacu kredit dengan memperhatikan prinsip kehati-hatian. Karena itu rasio kesehatan keuangan bank (Non Performing Loan Gross/NPLG) BTN masih terjaga pada level (tingkatan) 3,66 %. Kemudian kami berupaya menurunkan rasio NPLG di bawah tiga persen tahun 2023,”katanya.
Terkait laba yang dibukukan BTN, Nixon LP Napitupulu mengatakan, hingga pertegahan 2023, BTN sudah membukukan laba bersih sekitar Rp 1,5 triliun. Laba bersih tersebut meningkat dibandingkan periode yang sama tahun 2022 sekitar Rp 1,47 triliun. Sedangkan total aset Bank BTN hingga akhir Juni 2023 mencapai Rp 400,54 triliun meningkat periode yang sama tahun 2022 sekitar Rp 381,74 triliun.
Di sisi lain, lanjut Nixon LP Napitupulu, BTN juga berhasil meningkatkan dana pihak ketiga (DPK) hingga Rp 313,26 triliun atau meningkat dibandingkan periode yang sama tahun 2022 sekitar Rp 307,31 triliun. Dari jumlah perolehan DPK tersebut, BTN berhasil memperoleh dana murah (Current Account Savings Accounts/CASA) sekitar Rp 170,22 triliun atau meningkat 24 % persen dibandingkan periode yang sama tahun 2022 sekitar Rp137,45 triliun.
“Berbagai kemajuan yang diraih BTN ini tak terlepas dari respon atau upaya kami yang tak henti membangun BTN lebih modern dan kekinian. Untuk mempermudah masyarakat mengetahui dan mendapatkan kredit perumahan, BTN telah membuat aplikasi memanfaatkan teknoogi informasi dan digitaliasi,”kataya.
Dijelaskan, BTN kini menghadirkan aplikasi atau portal BTNProperti.co.id. Aplikasi tersebut merupakan platform (wadah) properti online terbesar di Indonesia. Aplikasi tersebut memiliki misi pemberian edukasi, kemudahan dan keamanan kepada masyarakat Indonesia yang ingin mendapatkan (membeli) properti (perumahan) melalui dukungan teknologi terkini serta layanan berkualitas.
“BTNProperti.co.id merupakan website (portal) pencarian berbagai kategori properti dengan pilihan terlengkap dari berbagai wilayah di Indonesia. Website tersebut terintegrasi (terhubung) dengan KPR Bank BTN, sehingga masyarakat lebih mudah mendapatkan properti. Melalui BTNProperti.co.id, nasabah BTN bisa menemukan 14.900 unit perumahan dari 7.800 developer mitra BTN. Sekitar 45.000 unit rumah dipasarkan melalui platform ini,”jelasnya.

Apresiasi Warga
Sementara itu warga perumahan Kotabaru, Kota Jambi, Provinsi Jambi mengapresiasi kehadiran BTN membantu warga masyarakat kecil untuk membangun rumah pibadi melalui KPR BTN bersubsidi. Ernawati (60), warga Perumnas Kotabaru, Kota Jambi kepada medialintassumatera.net (Matra) di Kota Jambi, Jumat (19/1/2024) mengatakan, keluarganya kini memiliki rumah sendiri berkat KPR BTN bersubsidi.
“Kami akad kredit (membeli) satu unit rumah KPR BTN bersubsidi di Perumnas Kotabaru, Kota Jambi ini tahun 1985 – an. Saat itu jangka kredit 15 tahun. Saat itu angsuran sebesar Rp 28.000/bulan. Angsuran rumah kami sudah lama lunas. Sebagai isteri pensiunan anggota atau prajurit TNI, saya sangat berterima kasih telah memiliki rumah sendiri di masa tua ini,”katanya.
Sementara itu, John Moris (30), warga Perumahan Green Kenali, Kotabaru, Kota Jambi juga mengakui, fasilitas KPR BTN bersubsidi sangat membantu keluarganya. John Moris yang masih lajang membeli rumah tipe 36 secara kredit melalui KPR BTN bersubsidi di komplek Green Kenali tahun 2017 setelah Dia mulai bekerja. Jangka waktu kredit yang dipilih John Moris selama 12 tahun dengan angsuran Rp 800.000/bulan.
“Saya memberanikan diri membeli rumah secara kredit ketika saya mulai bekerja tahun 2017. Sebelumnya kami tidak memiliki rumah. Kami tinggal di rumah penjaga rumah ibadah karena orangtua saya sudah lama sakit. Tidak terasa, angsuran kami sudah berlangsung tujuh tahun. Kami sangat terbantu kini bisa memiliki rumah sendiri melalui KPR BTN bersubsidi ini,”ujarnya.
Tumpuan Harapan
Ditilik dari sejarahanya, BTN memang menjadi bank andalan di Indonesia sejak zaman penjajahan Belanda dan Jepang. Di era kemerdekaan cikal bakal BTN bernama Kantor Tabungan Pos RI. Kala itu Kantor Tabungan Pos Indonesia menjadi satu satunya lembaga tabungan Indonesia. Kemudian Kantor Tabungan Pos RI diresmikan menjadi Bank Tabungan Pos, 9 Februari 1950. Momentum inilah yang ditetapkan menjadi tanggal berdirinya BTN.
Bank Tabungan Pos secara resmi diganti menjadi Bank Tabungan Negara berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Pengganti Undang-Undang Noomor 4 tahun 1963 Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 62 tahun 1963 tanggal 22 Juni 1963.
Selanjutnya berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan RI Nomor : B-49/MK/I/1974 tanggal 29 Januari 1974, BTN secara khusus ditetapkan sebagai bank yang bertugas menyiapkan pembiayaan proyek perumahan rakyat. BTN pun memulai pembangunan perumahan rakyat melalui KPR bersubsidi sejak sejak tanggal 10 Desember 1976.
Sejak itu, langkah BTN tidak pernah surut memberikan kemudahan kepada warga masyarakat Indonesia, khususnya warga yang berasal dari ekonomi menengah ke bawah mendapatkan rumah idaman dengan harga murah atau terjangkau. Hingga kini sudah banyak perumahan rakyat yang dibangun BTN untuk warga masyarakat kalangan menengah ke bawah, sehingga BTN kini disebut sebagai “Sahabat Keluarga Indonesia”.
Sebutan tersebut melekat di hati masyarakat, karena keluarga Indonesia yang membutuhkan rumah murah sudah pasti teringat dan langsung berhubungan dengan BTN di daerah masing-masing. Karena itu memasuki usianya yang ke-74 tahun ini, BTN diharapkan terus mengibarkan panji perjuangannya untuk membantu masyarakat Indonesia memiliki rumah sendiri. BTN menjadi tumpuan harapan keluarga Indonesia untuk memiliki rumah sendiri yang layak di komplek perumahan yang nyaman, aman dan asri.
Hingga saat ini masih cukup banyak masyarakat Indonesia, baik dari kalangan milenial (keluarga baru) maupun rumah tangga dari kalangan menengah ke bawah mengharapkan bisa membangun rumah idaman masa depan bersama BTN di tengah masih sulitnya kondisi ekonomi masyarakat dan terus meningkatnya harga perumahan. Untuk mempermudah mendapatkan rumah baru dengan cara yang lebih mudah dan biaya yang lebih terjangkau, ya, bank BTN solusinya. (Matra/Radesman Saragih).