Banjir yang menerjang permukiman warga Kelurahan Kacang Pedang, Kecamatan Gerunggang, Kota Pangkalpinang, Provinsi Bangka Belitung, Senin (15/12024). (Foto : Matra/BNPB).

(Matra, Jakarta) – Wilayah Sumatera yang diterjang banjir akibat tingginya curah hujan sejak akhir Desember 2023 hingga Januari 2024 tidak hanya di daerah aliran sungai (DAS) seperti di Provinsi Riau dan Provinsi Jambi. Wilayah lain di Sumatera yang tidak  berada di kawasan DAS juga turut dilanda banjir akibat tingginya curah hujan.

Salah satu di antaranya, Kota Pangkalpinang, Provinsi Bangka Belitung (Babel). Selama sepekan terakhir, sebanyak sembilan kelurahan di Kota Pangkalpinang dilanda banjir. Akibatnya sekitar 800 jiwa warga Kota Pangkalpinang hingga Rabu (17/1/2024) terpaksa mengungsi. Banjir yang melanda Kota Pangkalpinang disebabkan hujan lebat yang mengguyur kota itu disertai terjadinya banjir rob atau pasangnya air laut hingga 2,6 meter.

Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Abdul Muhari, PhD dalam keterangannya di Jakarta, Rabu (17/1/2024) malam, berdasarkan laporan Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BNPB, jumlah rumah warga yang terendam banjir di Kota Pangkalpinang mencapai 458 unit. Sebagian besar warga mengungsi karena ketinggian air yang merendam rumah mereka mencapai 60 centimeter.

Dijelaskan, wilayah yang terendam banjir di Kota Pangkalpinang berada di sembilan keluarahan di empat kecamatan. Kelurahan yang terendam banjir tersebut, Kelurahan Bukit Sari, Air Kepala Tujuh, Tuatunu Indah, Kacang Pedang di Kecamatan Gerunggang.

Kemudian Kelurahan Rejasari di Kecamatan Pangkal Balam. Kelurahan Kejaksaan, Genas dan Batin Tikal di Kecamatan Tamansari. Selain itu Kelurahan Sriwijaya di Kecamatan Grimaya. Banjir juga merendam dua kantor pemerintah, yakni kantor Lurah Genas dan kantor Koramil Tamansari. Namun tidak ada korban jiwa akibat banjir tersebut.

Sementara itu berdasarkan keterangan Kepala Pelaksana Harian (Plh) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Pangkalpinang, Dedy Revandi, Tim Satuan Reaksi Cepat (BPBD) Pangkalpinang sudah melakukan penanganan korban banjir melalui distribusi bantuan hingga evakuasi warga.

“Petugas BPBD juga sudah melakukan pendataan jumlah rumah dan jiwa yang terdampak banjir. Selain itu, petugas juga membantu pembersihan rumah warga yang terdampak banjir dan genangan. Kemudian melakukan koordinasi dengan pihak RT/RW di wilayah terdampak banjir serta memantau daerah banjir dan genangan,”katanya.

Dikatakan, sejak akhir Desember 2023, BPBD Kota Pangkalpinang sudah melakukan kesiagaan menghadapi banjir. Fokus penanganan banjir sejak Desember 2023 hingga Januari 2024, yakni antisipasi banjir rob (air laut pasang) dan kondisi cuaca yang ekstrim di siang hari.

“Lokasi pemantauan dan penanganan banjir di Kota Pangkalpinang terutama di wilayah pesisir dan juga di titik rawan dataran rendah. Jadi penanganan banjir melihat kondisi pasang surut air laut,”ujarnya.

Menurut Dedy Revandi, penanganan banjir akibat pasangnya air laut ini menjadi tantangan di masa depan. Masalahnya sebagian wilayah Kota Pangkalpinang berada di bawah dataran laut. Kondisi tersebut membuat permukiman warga di pesisir pantai sering dilanda banjir.

Dikatakan, banjir akibat pasangnya air laut di Kota Pangkapinang terjadi tiap tahun. Biasanya banjir terjadi di awal tahun dan di akhir tahun. Biasanya air laut pasang cukup tinggi mencapai dua meter. Namun air laut surut lagi setelah lima jam.

“Jadi jika banjir rob terjadi disertai hujan lebat, beberapa wilayah di Kota Pangkalpinang langsung banjir. Masalahnya banjir rob menghambat mengalirnya air hujan ke laut. Jika banjir rob tidak bersamaan dengan hujan lebat, banjir tidak terjadi di Pangkalpinang karena air hujan langsung mengalir ke laut,”katanya.

Dedy Revandi menjelaskan, antisipasi yang harus dilakukan agar tidak terjadi banjir di Pangkalpinang, yakni pembuatan membuat waduk. Pemkot Pangkalpinang sudah membuat waduk atau embung baru sebagai penangkap air yang datang dari hulu atau daerah yang lebih tinggi. Pengerjaan waduk dan embung masih proses dan dilakukan secara bertahap karena keterbatasan anggaran.

Sementara berdasarkan perkiraan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), curah hujan di Kota Pangkalpinang masih cukup tinggi hingga Kamis (18/1/2024). Karena itu kewaspadaan banjir masih perlu terus ditingkatkan di kota tersebut.

BNPB mengimbau warga jajaran pemerintah, khususnya BPBD Kota Pangkalpinang selalu memantau prakiraan cuaca yang dikeluarkan oleh BMKG. Kemudian warga Kota Pangkalpinang juga harus selalu waspada dan siap-siap mengungsi jika terjadi hujan dengan intensitas tinggi lebih dari satu jam. (Matra/AdeSM/BNPB).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *