Ketua DPRD Provinsi Jambi, H Edi Purwanto. (Foto : Matra/HumasDPRDJambi).

(Matra, Jambi) – Distribusi bantuan pangan kepada para korban banjir di berbagai kabupaten di Provinsi Jambi perlu dipercepat. Hal itu penting mencegah terjadinya krisis pangan para korban banjir di tempat-tepat pengungsian maupun yang bertahan di rumah – rumah yang terkepung banjir. Bantuan untuk korban banjir di Jambi juga perlu terus ditambah karena banjir masih terus meluas dan warga terdampak banjir bertambah banyak.

Hal tersebut dikatakan Ketua DPRD Provinsi Jambi, H Edi Purwanto, SHI, MSi terkait penanggulangan banjir di Jambi, Senin (15/1/2024). Menurut Edi Purwanto, pihaknya prihatin atas musibah banjir yang melanda beberapa wilayah kabupaten di Provinsi Jambi dua pekan terakhir. Pemerintah daerah perlu segera menyalurkan bantuan kepada seluruh warga terdampak banjir.

“Kami meminta pemerintah daerah di Jambi bisa segera melakukan upaya-upaya pemberian bantuan kepada korban banjir termasuk mendirikan titik kumpul darurat, dapur umum dan pos komando (posko) pengungsi. Hal ini penting mengingat banjir belum menunjukkan tanda-tanda surut di beberapa kabupaten di Jambi,”katanya.

Edi Purwanto mengatakan, penanganan jangka pendek bencana banjir yang melanda tujuh kabupaten di Jambi terutama penyaluran bantuan pangan, pakaian, selimut, obat-obatan dan pelayanan kesehatan. Korban banjir yang perlu mendapat prioritas pertolongan, terutama balita, anak-anak dan lanjut usia.

Dikatakan, Pemerintah provinsi (Pemprov) Jambi memiliki anggaran yang mencukupi mengatsi bencana banjir melalui belanja tidak terduga (BTT). Kemudian pemerintah kabupaten dan kota di Jambi juga memiliki anggaran BTT yang setiap saat dapat dipergunakan.

“Setiap daerah tentu punya anggaran penanggulangan bencana di Badan Penanggulangan bencana Daerah (BPBD). Provinsi Jambi dan kabupaten/kota di Jambi juga punya anggaran BTT. Nah, anggaran ini yang bisa segera dimanfaatkan membantu korban banjir,”katanya.

Menurut Edi Purwanto, penanggulangan banjir di Jambi juga perlu dikoordinasikan dengan para pemberi sumbangan (donasi). Dengan demikian sumbangan untuk korban banjir dari donatur dapat disalurkan lebih terkoordinir, cepat dan tepat sasarana.

“Kemudian para donatur-donatur yang memberikan sumbangan bisa melakukan koordinasi dengan petugas. Dengan demikian bantuan bisa disalurkan melalui satu pintu dan disalurkan lebih tepat kepada para korban banjir,”katanya.

Kerusakan hutan akibat kebakaran, pembalakan liar dan pembangunan kebun sawit menjadi salah sati pemicu banjir di Jambi. Gambar areal kebakaran hutan dan lahan di Muarojambi, Provinsi Jambi tahun lalu. (Foto : Matr/KKIWarsi).

Kerusakan Hutan

Edi Purwanto mengatakan, bencana banjir yang melanda Jambi akhir tahun 2023 hingga Januari 2024 ini sebagain besar dipengaruhi kerusakan hutan. Gundulnya hutan menyebabkan daerah resapan air hilang. Akibatnya banjir pun cepat terjadi ketika curah hujan tinggi. Sungai Batanghari dan anak-anak sungai di Jambi saat ini cepat meluap ketika hujan lebat karena hutan di kawasan daerah aliran sungai (DAS) sudah banyak rusak.

Melihat kondisi tersebut, Adi Purwanto mengharapkan pemerintah daerah di Jambi perlu mencari solusi jangka panjang penanggulangan banjir. Salah satu di antaranya menghijaukan kembali hutan-hutan yang sudah gundul. Kerusakan hutan tidak bisa dibiarkan agar kejadian (frekwensi) banjir di Jambi tidak meningkat dan semakin berbahaya di masa mendatang.

“Banjir di Jambi tentunya bukan hanya karena hujan lebat. Banjir juga dipicu hutan yang sudah gundul. Jadi mengatasi banjir secara jangka panjang bisa dilakukan dengan memperbaiki kerusakan hutan. Kemudian kita juga harus memperbaiki drainase (saluran air) mencegah banjir,”katanya.

Masalah lain yang perlu diperbaiki mengatasi banjir, yakni memperbaiki bekas-bekas tambang batu bara yang dibiarkan rusak. Para pengusaha tambang batu bara selama ini banyak yang tidak melakukan reklamasi (pemulihan) bekas tambang batu bara. Bekas tambang batu bara dibiarkan menjadi terowongan dan memicu rawan longsor dan banjir.

“Jadi penanganan banjir di Jambi harus dilakukan secara komprehensif (menyelurh) agar banjir tidak lagi terjadi seperti kejadian saat ini. Melalui perbaikan kerusakan hutan dan drainase, kita mengharapkan Jambi tidak lagi dilanda banjir 10 tahun mendatang,”katanya. (Matra/AdeSM).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *