Halaman SD Negeri 190 Sembuku, Sijenjang, Kota Jambi terendam banjir akibat luapan Sungai Batanghari. Gambar diambil, Kamis (11/1/2024). (Foto : Matra/Radesman Saragih).

(Matra, Jambi) – Ribuan rumah di kawasan daerah aliran sungai (DAS) Batanghari, Kota Jambi terkepung banjir menyusul terus meluapnya Sungai Batanghari yang membelah kota tersebut. Permukiman warga Kota Jambi yang terkepung banjir tersebut berada di lima kelurahan, Kecamatan Mudunglaut dan di enam kelurahan di Kecamatan Pelayangan, Jambi Kota Seberang. Kemudian permukiman warga Kota Jambi juga tergenang di Kelurahan Legok dan Soloksipin, Kecamatan Danau Sipin.

Pantauan medialintassumatera.net (Matra) di Kelurahan Legok, Kota Jambi, Kamis (11/1/2024), sebagian warga sudah meninggalkan rumah mereka yang terendam banjir. Mereka mengungsi ke rumah warga terdekat di Kota Jambi. Sementara itu sebagian warga Legok bertahan di rumah mereka yang berbentuk rumah panggung. Namun mereka terpaksa menggunakan sampan untuk melakukan aktivitas di luar rumah.

“Banjir yang terjadi di kelurahan ini sudah hampir sepekan. Banjir terus naik karena hujan terus mengguyur Kota Jambi. Sebagian warga yang rumahnya bukan rumah panggung sudah mengungsi karena ketinggian banjir yang menggenangi rumah mereka mencapai satu meter. Warga yang bisa bertahan hanya di rumah panggung. Namun warga harus naik ketek (sampan) untuk pergi ke luar rumah,”kata Burhan (34), warga Legok, Kota Jambi, Kamis (11/1/2024) pagi.

Sungai Batanghari yang kini meluap akibat tingginya curah hujan di Jambi. Luapan sungai yang membelah kota Jambi tersebut sudah mencapai 14,60 meter atau masuk status Siaga I. Gambar diambil, Kamis (11/1/2024). (Foto : Matra/Radesman Saragih).

Sementara itu, pantauan medialintassumatera.net (Matra) pada alat pengukuran debit (ketinggian) air Sungai Batanghari di Taman Tanggo Rajo Kota Jambi, Kamis (11/1/2024) pagi, ketinggian luapan air Sungai Batanghari sudah mencapai 14,60 meter (m) atau masuk kategori Siaga I. Ketinggian luapan Sungai Batanghari tersebut naik sekitar 1,6 cm dibandingkan pekan lalu sekitar 13 m.

“Luapan sungai ini naik terus rata-rata 5 – 10 cm centimeter setiap hari selama sepekan ini menyusul tingginya curah hujan di Kota Jambi dan di bagian hulu Sungai Batanghari. Pagi ini, Kamis (11/1/2024), ketinggian luapan sungai ini mencapai 14,60 m atau kondisi Siaga I. Kami terus memantau pergerakan luapan sungai ini,”kata Farizal, anggota Satuan Tugas (Satgas) Penanggulangan Bencana Alam Polda Jambi di pos pemantau debit air Sungai Batanghari, Taman Tanggo Rajo, Kota Jambi, Kamis pagi.

Terus meluapnya Sungai Batanghari di Kota Jambi terpantau juga di anak Sungai Batanghari, yakni Sungai Sembubuk, Sijenjang, Jambi Timur, Kota Jambi. Menurut Amrizal, petugas Stasiun Pompa Sembuku, ketinggian debit Sungai Sembuku, Kamis (11/1/2024) pagi mencapai empat meter. Ketinggian debit anak Sungai Batanghari itu meningkat sekitar 40 cm dibandingkan kondisi dua hari sebelumnya.

Luapan Sungai Batanghari juga membuat Sungai Sembuku, Sijenjang, Kota Jambi juga naik. Ketinggian air Sungai Sembuku hampir mencapai dasar jembatan Sijenjang. Gambar diambil Kamis (1/11/2024). (Foto : Matra/Radesman Saragih).

Rapat Khusus

Sementara itu, Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Jambi, A Ridwan banjir di Kota Jambi, Kamis (11/1/2024) menjelaskan, pihaknya sudah menggelar rapat khusus penanggulangan bencana banjir, Selasa (9/1/2024). Saat ini Tim Penanggulangan Bencana (PB) Kota Jambi sudah terjun memantau kondisi banjir di kelurahan – kelurahan yang terkepung banjir, khususnya di Jambi Kota Seberang.

Dijelaskan, salah satu kawasan permukiman yang mendapat pantauan khusus terkait banjir, yakni Kelurahan Legok, Kecamatan Danu Sipin. Beberapa lokasi posko pengungsi sudah disiapkan. Sedangkan jumlah rumah warga Kelurahan Legok yang kini terdampak banjir sekitar 1.586 unit. Namun karena sebagian besar rumah warga merupakan rumah panggung dan genangan air belum menyentuh lantau rumah, warga masih banyak bertahan di rumah mereka.

“Warga Legok yang melakukan aktivitas di luar rumah harus menggunakan ketek karena jalan lingkungan di permukiman mereka sudah terendam banjir hingga ketinggian satu meter. Kendaraan tidak bisa lagi melintas di jalan lingkungan tersebut,”katanya. (Matra/AdeSM).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *