(Matra, Jakarta) – Jaksa Agung, Prof Dr H Sanitiar Burhanuddin, SH, MM mengungkapkan, perayaan Natal menjadi refleksi (perenungan) bagi insan Adhyaksa Kristiani agar senantiasan melaksanakan penegakan hukum berdasarkan cinta kasih. Hal tersebut sesuai dengan teladan Yesus Kristus yang penuh kasih terhadap manusia.
“Tak hanya itu, Insan Adhyaksa juga diharapkan dapat menumbuhkan spirit humanisme dalam melaksanakan penegakan hukum. Penegakan-penegakan humum bersifat humanis tersebut senantiasa dilandasi semangat cinta, hati nurani, kebersamaan dan toleransi. Dengan demikian insan Adhyaksa akan mampu menjawab setiap tantangan penegakan hukum yang semakin kompleks dan penuh dinamika,”kata ST Burhanuddin dalam pesan Natalnya kepada seluruh Insan Adhyaksa Kristiani di Jakarta, Senin (25/12/2023).
Menurut ST Burhanuddin, dalam ajaran Kristiani, keadilan merupakan tumpuan takhta Tuhan, sehingga Tuhan tidak menghendaki penerapan hukum yang tidak berkeadilan. Insan Adhyaksa semua berkarya di institusi kejaksaan yang menjadi tumpuan masyarakat. Karena itu sebagai orang yang beriman, insan Adhyaksa tidak boleh membuat masyarakat hidup bergumul dengan ketidakadilan.
Dikatakan, warga Kristiani di lingkungan institusi kejaksaan diharapkan mampu memahami kedalaman makna dan mengimplementasikan konsep yang dimaksud dengan “Garam dan Terang Dunia”. Sebagaimana yang disampaikan dalam Kitab Injil, bahwa setiap orang adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang.
“Apabila diaplikasikan ke dalam kehidupan, maka Insan Adyaksa harus bisa memberikan pengaruh positif terhadap kehidupan melalui kebenaran dalam pola pikir dan pola tindak. Dengan demikian, niscaya kita akan mampu menjadi garam yang memberikan kebaikan bagi sesama,”katanya.
ST Burhanuddin mengungkapkan, konsep terang dunia di kalangan umat Kristiani berarti harus tampak jelas dan bisa dilihat semua orang dalam konteks positif. Karena itu insan Adhyaksa harus mampu mengaplikasikan kehidupan seperti garam dan terang dunia. Hal itu penting agar insan Adhyakas benar-benar berpengaruh dalam kehidupan masyarakat.
“Dengan menunjukkan sifat garam dan terang dunia tersebut, cara pandang masyarakat terhadap diri pribadi, keluarga dan institusi kejaksaan benar-benar positif,”tambahnya.
ST Burhanuddin juga menyampaikan apresiasi dan ucapan terima kasih kepada insan Adhyaksa Kristiani yang telah bekerja keras, bahu – membahu menghasilkan kinerja positif bagi kejaksaan. Semangat Natal diharapkan turut menjadikan perjalanan institusi kejaksaan kian berwarna. Sebab Natal selalu menggaungkan kebaikan, solidaritas dan gotong – royong melaksanakan pekerjaan.
“Nilai-nilai yang terkandung dalam Natal selaras dengan adagium institusi, bahwa jaksa adalah “Satu dan Tak Terpisahkan” (een ein ondelbaarheid),”katanya.
Sementara itu, Kepala Pusat Penerangan dan Hukum (Puspenkum) Kejaksaan Agung, Dr Ketut Sumedana mengatakan, umat Kristiani di Kejaksaan Agung merayakan Natal secara rutin setiap Desember. Perayaan Natal Kejaksaan Agung tahun ini dilaksanakan Sabtu (16/12/2023).
Perayaan Natal Kejaksaan Agung mengangkat tema, “Natal Memberikan Semangat bagi Kita untuk Mewujudkan Kejaksaan Menjadi Bagian dari Penegakan Hukum yang Humanis dengan Menjadi Insan Adhyaksa Sejati. Tema tersebut sangat tepat mencerminkan pesan Natal bagi seluruh insan Adhyaksa, terutama dalam pelaksanaan tugas kejaksaan di bidang penegakan hukum di Indonesia. (Matra/AdeSM/PuspenkumKejagung).